ISBN 979-408-006-3
JURNAL TEKNIK
INDUSTRI
VOL. 6, Februari 1994
RESENSI BUKU TEKNIK INDSTRI
Judul : Menggambar teknik Mesin Menurut
Standar ISO
Pengarang : G. TAKESHI SATO & N. SUGIARTO H.
Penerbit : PT PRADNYA PARAMITA
Tahun Terbit: 1994
Jumlah Hal. : 267
RESENSI
Oleh : Suheri-41616110009
Universitas Mercubuana, Jakarta
Buku
ini ditulis untuk melengkapi pustaka buku dalam bidang teknik. Pentingnya
menggambar bagi seorang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi
seorang pengarang. Dengan menggambar seorang teknik dapat berkomunikasi dengan
orang lain. Oleh karna itu gambar disebut juga “Bahasa teknik”.Buku ini
membahas dasar-dasar dan azas-azas menggambar menurut standar internasional yaitu ISO.
Walaupun demikian masing masing negara memiliki standar nasionalnya juga,
seperti Jepang mempunyai JIS, Jerman mempunyai DIN, Belanda mempunyai NEN. Dalam
penulisan buku ini penulis dibantu oleh suatu tim akhli Jepang, yang diketuai
oleh Prof. Dr. G. Takeshi Sato, dari Universitas Keiko dan wakil ketua dari
perhimpunan Rencana dan Gambar (JSDD).
Buku ini terdiri
dari beberapa bab yang masing-masing menjelaskan tentang setiap materi yang
disuguhkan atau dijabarkan oleh sang penulis, seperti menjelaskan tentang
berbagai macam fungsi dan sifat gambar sebagai bahasa teknik. Pada dasarnya
gambar merupakan sebuah alat yang menyatakan maksud dari seorang sarjana
teknik. Adapun fungsi gambar sebagai sarana penyampaian informasi, pengawetan,
penyimpanan dan penggunaan keterangan serta cara- cara pemikiran dalam
penyiapan informasi. Sedangkan sifat gambar meliputi kepastian gambar, hubungan
antara fungsi dan sifat gambar serta sifat dan pengembangan standar gambar. Dalam proses penggambaran ada
beberapa jenis garis yang kita
gunakan. Antara lain yaitu garis nyata, garis gores, garis bergores
dan garis bergores ganda. Masing- masing mempunyai kegunaan sendiri. Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam
bidang gambar mesin terdiri atas kertas
gambar, pensil gambar, kotak jangka, penggaris-T, sepasang segitiga, sepasang mal lengkungan, mal bentuk dan
lainnya yang masing- masing memiliki kegunaan yang berbeda-beda.
Dibutuhkan ketelitian dan kecermatan pada saat
proses menggambar mesin. Untuk itu dibutuhkan sebuah kontruksi- kontruksi dasar yang meliputi kontruksi
dengan garis, kontruksi dengan lingkaran. Adapun kontruksi dengan garis-garis
lengkung meliputi potongan-potongan kerucut dan lengkungan bentuk gigi. Untuk menyajikan sebuah benda tiga demensi
pada sebuah bidang dua demensi mempergunakan cara proyeksi, gambar pandangan
tunggal dan proyeksi ortogonal gambar pandangan majemuk. Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah
bidang horizontal dan bidang vertikal. Gambar-gambar pandangan pada umumnya
digambar menurut cara proyeksi sudut pertama dan sudut ketiga. Untuk menggambar
pandangan-pandangan sebuah benda, pandangan depan benda dianggap sebagai pokok
dan pandangan-pandangan dapat disusun. Tetapi pada gambar kerja, jumlah
pandangan harus dibatasi seperlunya yang dapat memberikan bentuk secara
lengkap. Maka, tidak jarang apabila ditemui benda-benda dengan
ronga-rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian-bagian ini dipergunakan
garis gores, yang menyatakan garis-garis tersambung. Pada benda-benda simetris garisnya tidak perlu digambar seluruhnya,
tetapi cukup setengahnya saja. Disamping garis sumbu tebal masih diperlukan
keterangan tambahan mengenai pengerjaan tambahan yang diperlukan.
Untuk menentukan
ukuran sebuah dimensi linear, kita
perlu menarik garis-garis bantu melalui batas gambar pandangan benda dan garis
ukurnya ditarik tengah lurus. Pada
dasarnya ukuran-ukuran linear harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan
angka ukur. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak
panah, anak panahnya diganti dengan titik. Dalam hal ini dianjurkan untuk
membuat gambar detil. Dengan demikian ukuran-ukurannya dapat diberikan dengan
jelas pada gambarnya. Ukuran-ukuran
harus ditempatkan pada pandangan atau potongan yang memberikan bentuk benda
kerja yang paling jelas. Pandangan depan pada umumnya dipilih sedemikian rupa
yang menunjukkan bentuk khas atau fungsi benda. Toleransi yaitu
perbedaan penyimpangan atas dan bawah, hanya dipilih secara seksama, agar
sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Adapun toleransi linear dan toleransi
sudut berpedoman pada ISO dan mempunyai batasan-batasan nilai tertentu. Toleransi geometrik mencangkup toleransi
bentuk, posisi, tempat dan penyimpangan putar. Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan dari sebuah elemen(titik ,garis,sumbu,permukaan atau bidang
meridian)dari bentuk geometrik ideal. Posisi tempat dan penyimpangan putar
membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.
Buku ini
memberikan banyak informasi yang
membahas tentang dasar-dasar
dan Azas-azas menggambar menurut standar Internasional, yaitu ISO yang sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya
bagi mahasiswa yang mengambil jurusan teknik industri. Walaupun demikian
masing-masing negara memiliki standar nasionalnya juga, seperti Jepang
mempunyai JIS, Jerman mempunyai DIN, Belanda mempunyai NEN dan lainnya. Dengan
berpedoman pada buku ini, dapat dipastikan pembaca dapat membuat gambar-gambar
teknik yang sesuai standar internasional. Serta gaya bahasa yang digunakan oleh pengarangpun sangat mudah untuk
dipahami, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahi dan mengerti penjelasan
yang ada dalam buku ini. Namun kurang adanya contoh gambar yang mendetail pada setiap
pembahasan membuat pembaca sedikit kesulitan dalam memahami setiap contoh
gamabr yang ada. Apabila diberikan contoh gambar dengan keterangan yang lebih mendetail, maka buku ini akan sangat
membantu bagi pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.