SISTEM OTOMATISASI LAMPU DENGAN SENSOR GERAK DAN
CAHAYA
@F12-Khairul
Seiring dengan pengembangan zaman,para ahli terus
mengkaji dan menemukan penemuan baru untuk mencari sumber energi baru dan
terbarukan guna untuk mengurangi pemakaian energi fosil yang semakin terbatas
jumlahnya.Maka dari itu para pakar teknologi dan ilmuan menyarankan untuk
menerapkan sistem hemat energi untuk mengurangi pemakain dari energi listrik.
Sensor Intensitas Cahaya ( Light Dependent Resistor - LDR)
Menurut Sutomo , (2010), menjelaskan bahwa light
dependent resistor adalah salah satu komponen listrik yang peka cahaya,piranti
ini bisa disebut juga fotosel,fotokonduktif atau fotoresistor.Light dependent
resistor memanfaatkan bahan semi konduktor yang karakteristik listriknya
berubah – ubah sesuai dengan cahaya yang di terima.Bahan yang di gunakan adalah
Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium
Selenida (CdSe).Bahan – bahan ini paling sensitive terhadap cahaya dalam
spectrum tampak,dengan puncaknya sekitar
0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm
untuk CdSe.Sebuah LDR CdS yang tipikal
memiliki resistansi sekitar 1 MΩ dalam
kondisi gelap gulita dan kurang dari 1 KΩ
ketika di tempatkan dibawah sumber cahaya terang.Dengan kata lain,resistansi
LDR sangat tinggi dalam itensitas cahaya yang lemah (gelap), sebaliknya resistansi LDR sangat rendah dalam itensitas
cahaya yang kuat (terang).
Contoh gambar : Light dependent resistor.
Passive Infrared Sensor (PIR)
Sensor passive infrared receiver (PIR),sensor ini
merupakan sensor berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan
fototransistor.Perbedaan dengan IR LED adalah sensor PIR tidak memancarkan
apapun,namun sensor ini merespon energy dari pancaran infra red pasif yang
dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya,salah satu benda yang
memiliki pancaran infrared pasif adalah tubuh manusia.Energi panas yang
dipancarkan noleh benda dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh
sensor tersebut bagian – bagian dari PIR adalah Fresnel Lens,dan Comparator.
Modul sensor gerak PIR HC-SR501 adalah sebuah modul
yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan disekitar sensor dengan memanfaatkan
teknologi infrared.
Contoh gambar : Diagram Passive infrared sensor
Relay
Menurut Liliana , (2014), menerangkan bahwa Relay adalah saklar elektromagnetik yang bekerja
apabila arus mengalir melalui kumparan,inti besi akan menjadi magnet dan
akan menarik kontak – kontak relay.Relay
ini berfungsi untuk menyalakan lampu pijar dan merubah tegangan 5 volt
DC hingga 220 volt AC. Kontak – kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat
mengalahkan gaya pegas yang
melawannya.Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah
udara pada jangkar dan inti magnet,dan banyaknya lilitan kumparan,kuat arus
yang mengalir atau disebut Inperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada
sirkuit pemagnetan,untuk memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu sirkuit.
Perancangan dan Pengujian Saklar
Menurut Galoeh Otomo,Wildian, (2013),menjelaskan bahwa
rangkaian saklar dikontrol oleh mikrokontroler AT89S51 rangkaian ini berfungsi untuk
mengontrol aktif dan non aktif saat mikrokontroler memberikan logika high maka
arus akan mengalir sehingga dapat digunakan untuk mengontrol lampu.Pengujian
saklar dilakukan dengan menggunakan lampu LED,lampu LED akan menyala ketika ada
arus yang melewati saklar.
Contoh gambar : Diagram blok rangkain sensor cahaya
Menurut Maulidan, dkk,
(2015),Proses pengujian Light dependent
resistor dilakukan dua tahap,yaitu
mengukur perubahan resistansi LDR terhadap itensitas cahaya secara manual dan
mengukur data itensitas cahaya yang
ditampilkan oleh alat yang dirancang,tujuan pengujian ini yaitu untuk
mengetahui apakah sensor LDR membaca itensitas cahaya dengan baik dan dapat
digunakan dalam pembuatan sistem pengontrol cahaya.
Menurut Romi, dkk,
(2014), menjelaskan bahwa sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk
mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.Salah satu sensor cahaya adalah
LDR (Light Dependent Resistor ) merupakan suatu element konduktivitasnya
berubah – ubah tergantung dari itensitas cahaya yang diterima permukaan element
tersebut.
Kesimpulan
Penggunaan sensor LDR dan
PIR pada lampu ini guna untuk mendeteksi ada tidaknya aktivitas disuatu ruangan,ketika disuatu
ruangan tidak ada aktivitas maka secara otomatis lampu yang terkoneksi pada sensor ini akan mati hal ini
bertujuan untuk meminimalisir biaya tagihan listrik suatu banguanan perumahan maupun gedung bertingkat.Mulailah menghemat energy dari
sekarang
@F12-Khairul
Daftar
Pusaka
Allimuddin , Lelono . J , Wiryadinata . R , 2014 . Aplikasi
Sensor LDR ( Light Dependent Resistant ) Sebagai Pendeteksi Warna Berbasis
Mikrokontroler , Jurnal Sistem Komputer - Vol. 4 , No. 1 Mei 2014 , ISSN : 2087 – 4685
, e – ISSN : 2252 – 3456. Dalam : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=175513&val=4870&title=APLIKASI%20SENSOR%20LDR%20(LIGHT%20DEPENDENT%20RESISTANT)%20SEBAGAI%20PENDETEKSI%20WARNA%20BERBASIS%20MIKROKONTROLER
Kelana Maulidan , Muid . A , Nurhasanah , 2015 . Rancang
Bangun Sistem Pengontrol Itensitas Cahaya Pada Ruang Baca Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA16, POSITRON, Vol . V , No. 1 2015, Hal.05 – 10. Dalam : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=319637&val=2314&title=Ra
Liliana,Welman.J, 2014 . Prototype Penerangan Rumah Otomatis
Berbasis Mikrokontroler ATMega8535.Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol.11,No
. 2,Juni 2014,pp. 273 – 281 ISSN 1693 – 2390 print/ISSN 2407 – 0939 online.Dalam
: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=293993&val=7157&title=PROTOTYPE%20PENERANGAN%20RUMAH%20OTOMATIS%20BERBASIS%20MIKROKONTROLER%20ATMega8535
Otomo,G. ,Wildian, 2013 . Sistem Kontrol Penyalaan Lampu Ruang
Berdasarkan Pendeteksian Ada Tidaknya
Orang Didalam Ruangan. Jurnal Fisika Unand
Vol. 2, No.4, Oktober 2013. Dalam : https://media.neliti.com/media/publications/82667-ID-sistem-kontrol-penyalaan-lampu-ruang-ber.pdf
Sutomo , 2010 . Perancangan Sistem Aplikasi Otomatisasi
Lampu Penerangan Menggunakan Sensor Gerak Dan Sensor Cahaya Berbasis Arduino
Uno (ATMega 328). Majalah ilmiah UNIKOM
Vol.12 No 2. Dalam : http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-12-2/10-miu-12-2-sutono.pdf/pdf/10-miu-12-2-sutono.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.