A. Pendahuluan
Di era globalisasi seperti saat ini, perubahan-perubahan terasa
berjalan sangat cepat. Salah satu fenomena di Indonesia belakangan ini yang
sedang menjamur adalah penggunaan rokok elektrik. Di Indonesia, merokok
merupakan pemandangan yang tidak asing lagi. Walaupun dampak merokok dapat
menyebabkan kematian, namun merokok tetap saja membuat seseorang ketagihan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, rokok saat ini tidak hanya berasal dari
tembakau saja, melainkan ada rokok elektrik atau vape sebagai varian terbaru
dari rokok. Jika pada rokok biasa menggunakan tembakau, pada rokok elektrik
menggunakan baterai dan perangkat elektronik yang memproduksi asap atau sejenis
uap.
Gambar 2: Mind Map |
Menurut Rudystina (2017), rokok elektrik, sering disebut juga vape atau e-cigarette awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok, dan merupakan salah satu cara untuk membantu orang-orang untuk berhenti merokok. Vape terdiri dari sebuah baterai, sebuah cartridge yang berisi cairan, dan sebuah elemen pemanas yang dapat menghangatkan dan menguapkan cairan tersebut ke udara.
Tetapi ternyata dibandingkan dengan rokok biasa,
rokok elektrik sendiri lebih berbahaya bagi penggunanya, karena dalam salah
satu rokok elektrik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen (kelompok zat yang secara langsung dapat merusak
DNA, mempromosikan atau membantu kanker) dibandingkan satu batang rokok
biasa. Hingga saat ini pun tidak ada fakta ilmiah yang membuktikan bahwa
rokok elektrik lebih aman jika dibandingkan dengan rokok tembakau.
Berikut
ini adalah bahaya rokok elektrik jika dibandingkan dengan rokok tembakau:
- Rokok elektrik ini diklaim mengandung zat berbahaya
seperti Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG) dan
karbon monoksida.
- Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa
meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah lima menit
penggunaannya.
- Tak hanya itu, rokok ini juga meningkatkan kadar plasma
karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat
mengganggu kesehatan.
- Memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok
tembakau, yaitu kadar nitrit oksida udara ekshalasi menurun secara
signifikan dan tahanan jalan napas meningkat signifikan.
Selain bahaya diatas, menurut Cahya (2017), ada beberapa
dari penikmat vape mengalami peristiwa tak mengenakkan karena rokok elektrik
mereka meledak. Ada dua penyebab vape bisa meledak. Pertama adalah masalah dari
baterai. Komponen ini merupakan paling penting dari vape, karena semua tenaga
arus listrik berasal dari baterai. Kemudian yang kedua adalah karena lilitan
kawat atau biasa disebut coiling di dalam vape. Lilitan ini bisa memberikan
pengaruh besar terhadap daya suatu vape. Bila lilitan kawat terlalu rendah
dengan besaran Ohm di bawah 0,1, maka akan berakibat baterai bekerja lebih
besar dan menghasilkan tenaga berlebih.
Meskipun banyak dampak negatif yang ditimbulkan,
penggunaan rokok elektrik merupakan fenomena yang mudah ditemuai dalam
kehidupan sehari-hari kita saat ini. Di kota-kota besar Indonesia, rokok
elektrik telah menjadi trend dan banyak digunakan dikalangan remaja baik sekedar untuk meningkatkan popularitas atau
mengikuti trend diera globalisasi serta gaya hidup agar terlihat mengikuti
perkembangan zaman serta dianggap ada oleh orang disekitarnya. Rokok elektrik sendiri saat ini sangat mudah
untuk didapatkan, baik dipusat perbelanjaan, toko online, bahkan
beberapa kios kecil juga telah menjualnya.
C. Kesimpulan
Rokok
elektrik maupun rokok tembakau keduanya tetap saja memiliki dampak buruk untuk
kesehatan penggunanya. Merokok dapat menyebabkan berbagai masalah medis seperti
kanker, jantung, ganguan pernafasan serta menjadi salah satu penyumbang
kematian terbesar. Merokok tidak hanya menimbulkan sejumlah bahaya medis
yang mematikan, namun rokok juga memiliki bahaya psikologis, misalnya depresi
dan skizofrenia (gangguan
mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi,
pikiran kacau, dan perubahan perilaku). Selain itu kebiasaan merokok menyebabkan
seseorang menjadi lebih egois, hal ini dapat ditunjukkan dengan kebiasaan
merokok didepan umum atau diruang publik. Perokok mengabaikan aturan-aturan
(norma) dilarang merokok ditempat umum. Kebiasaan ini sangat merugikan
kesehatan orang lain karena menjadikan orang lain sebagai perokok pasif yang
jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif. Resiko terkena penyakit
lebih besar pada perokok pasif karena mereka tidak mempunyai filter dalam
menyerap seluruh asap rokok yang dikeluarkan perokok aktif. Oleh karena itu,
untuk para perokok, meninggalkan kebiasaan merokok adalah keputusan yang sangat
tepat diambil mulai saat ini baik untuk kesehatan diri sendiri maupun orang
lain disekitarnya.
Daftar Pustaka:
- Anak Agung Ketut, Andhy Dharma Laksana dan I Ketut Sudiarta. 2016. Rokok Elektrik Terhadap Kawasan Tanpa Rokok. Dalam: https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/21980/14577 (Diakses tanggal 16 September 2017).
- Cahya, K.D. 2017. Apa Penyebab Vape Meledak?. Dalam: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/05/12/202919920/apa.penyebab.vape.meledak. (Diakses tanggal 16 September 2017).
- Delima Rahayu Istiqomah, Kusyogo Cahyo dan Ratih Indraswari. 2016. Gaya Hidup Komunitas Rokok Elektrik Semarang Vaper Corner. Dalam: https://media.neliti.com/media/publications/18679-ID-gaya-hidup-komunitas-rokok-elektrik-semarang-vaper-corner.pdf (Diakses tanggal 16 September 2017).
- Hamdan, S.R. 2015. Pengaruh Peringatan Bahaya Rokok Bergambar Pada Intensi Berhenti Merokok. Dalam: https://media.neliti.com/media/publications/7541-ID-pengaruh-peringatan-bahaya-rokok-bergambar-pada-intensi-berhenti-merokok.pdf (Diakses tanggal 16 September 2017).
- Rudystina, Adinda. 2017. Rokok Elektrik vs Rokok Tembakau: Mana Lebih Aman?. Dalam: https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/berhenti-merokok/rokok-elektrik-tembakau-mana-lebih-aman/ (Diakses tanggal 16 September 2017).
@F08-Suheri,
BalasHapusMenarik, good information