Teknologi Drone wireless
Kemajuan teknologi di abad 21 semakin maju dan berkembang,
seiring dengan ditemukannya penemuan di berbagai bidang baik di bidang alat
komunikasi, alat transportasi, alat kesehatan, alat peraga pendidikan dan
lain-lain.
Kemajuan teknologi mempunyai dampak positif dan negative,
contoh dari dampak negative adalah timbulnya kerusakan lingkungan,
individualitas (kurang sosialisasi), munculnya rasa malas, kesehatan semakin
menurun dan lain sebagai nya. Namun dibalik dampak negatifnya, teknologi juga berdampak
positif bagi kehidupan, contohnya memudahkan komunikasi jarak jauh dengan biaya
minimal, mempercepat proses tersampainya informasi, memudahkan pekerjaan
manusia dan lain-lain.
Salah satu kemajuan teknologi di abad ini adalah Drone,
tidak seperti drone biasa, drone ini dikendalikan dengan pikiran manusia secara
langsung. Fungsi dari drone adalah alat yang digunakan untuk mempermudah
perekaman video atau pengambilan gambar dari atas objek (sekitar objek yang
sulit dijangkau oleh manusia) atau dengan ketinggian dan kedalaman tertentu
ataupun hingga 3600 penglihatan.
Drone ini dikendalikan dengan remote control oleh operator
yang terhubung secara wireless, alat ini tertempel pada kepala operator). Alat
ini bekerja dengan cara mengukur sinyal otak yang kemudian di olah dan diukur
oleh software dan selanjutnya diubah ke perintah computer untuk menggerakkan
drone.
Alat ini sangat bermanfaat bagi para penyandang disabilitas,
dimana system gerak nya terganggu namun otak atau pikiran nya masih berfungsi, Kaum
disabilitas tidak perlu remote control untuk menggerakkan nya cukup dengan alat
bantuan tersebut.
Teknologi ini ditemukan oleh Juan Gilbert yang merupakan
mahasiswa fakultas ilmu computer dan teknik Universitas Florida.
“Ini semacam kekuatan menguasai ‘Fore’(kekuatan pikiran yang
digunakan di film Star Wars) atau telekinesis”, Kata Juan Gilbert dilansir dari
Tech Insider
Perkembangan drone di Indonesia
Indonesia telah mampu memproduksi pesawat tanpa awak (drone), Produksi bersama unmanned aerial vehicle
(UAV) atau pesawat terbang tanpa awak PT Dirgantara Indonesia (DI) serta Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang diberi nama 'Wulung' berhasil
mendapatkan Type Certificate dari Indonesian Military Airworthiness Authority
dari Kementerian Pertahanan. Seiring sertifikasi tersebut, PT DI siap
memproduksi Wulung dalam skala industri.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisjahbana
mengatakan, pesawat itu bakal diperlukan oleh pemerintah, terutama untuk misi
pengawasan. “Kalau untuk pengawasan daerah perbatasan itu tentunya diserahkan
ke TNI,” kata Andi usai menerima Type Certificate
dari Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Laksamana Pertama M. Sofyan
di Bandung, Selasa (26/4/2016).
Dengan ditemukannya drone gambar dengan kedalaman dan ketinggian yang sesuai pun dapat terjangkau selain itu daerah rawan bencana dan konflik juga dapat diketahui berita terkini dalam waktu yang cepat dan tanpa perlu ada reporter yang terjun untuk meliput dari jarak dekat.
Daftar Pustaka :
1.Sofyan, 2016 dalam http://www.beritasatu.com/nasional/362115-pt-dirgantara-indonesia-produksi-drone-bersertifikasi-militer.html diakses pada 08 september 2017
2. http://radarpekalongan.com/15335/teknologi-bci-untuk-mengontrol-drone-dengan-otak-manusia/
3.
http://www.kompasiana.com/bacafakta/drone-yang-mampu-dikendalikan-dengan-pikiran-wow_571ee0ab3597737e052b09ea di akses pada 08 september 2017
Judul artikel menarik
BalasHapuskurangnya pengutipan pendapat pada artikel
Masih terdapat kekurangan pada penulisan daftar pustaka
Dari : @F14-Fadjar