.

Jumat, 15 September 2017

Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Biofilter













@G40-Olga  
Olga Sefrina 

Latar Belakang
Tidak semua orang mengetahui manfaat dari Eceng Gondok sehingga sering kali dianggap sebagai gulma yang memenuhi perairan (kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai). Tidak jarang kita melihat banyak orang yang menjaring dan membuang Eceng Gondok untuk membersihkan perairan tersebut.  Padahal, jika kita mau mencari tahu banyak kegunaan eceng gondok yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaat eceng gondok adalah sebagai biofilter alami.

Eceng Gondok Sebagai Biofilter
Menurut Wikipedia (2017) Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.

Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil

Menurut Slamet S, dkk dalam Euthalia Hanggari Sittadewi (2007) Tumbuhan air, terutama eceng gondok dianggap sebagai pengganggu atau gulma air karena menimbulkan kerugian. Pada suatu bendungan (waduk) gulma air akan menimbulkan dampak negatif berupa gangguan terhadap pemanfaatan perairan secara optimal yaitu:
 - Mempercepat pendangkalan
Menyumbat saluran irigasi
 - Memperbesar kehilangan air melalui proses evapotranspirasi
Mempersulit transportasi perairan
 - Menurunkan hasil perikanan.

Namun, Marianto (2001) dalam Siska Setyowati, dkk (2005) mengatakan Enceng gondok (Eichhornia Crassipes Solms) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai biofilter. Dengan adanya mikrobia rhizosfera pada akar dan didukung oleh daya absorbsi serta akumulasi yang besar terhadap bahan pencemar tertentu, maka dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengendali pencemaran di perairan.

Said dan Herlambang (2006) dalam Rita Dwi Ratnani (2010) merancang sistem pengolahan limbah tahu dan tempe dengan proses biofilter anaerob dan aerob. Pengolahan limbah cair tahu dengan proses biofilter anaerob dan aerob, dapat menurunkan konsentrasi COD. Dari analisis kualitas air limbah tahu sebelum dan sesudah pengolahan.

Tumbuhan air juga berfungsi sebagai biofilter yang menyerap kotoran dan urin ikan yang lambat laun bisa berakibat racun untuk pertumbuhan ikan itu sendiri (Rahwidhiyasa, 2008).


DAFTAR PUSTAKA

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 28 Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik Madha Kurniawan*, Munifatul Izzati*, Yulita Nurchayati* *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedharto, Kampus Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang

Dwi Ratnani, Rita, dkk. 2010. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical Oxygen Demond), Ph, Bau, dan Warna Pada Limbah Cair Tahu. Semarang: Laporan Penelitian Terapan Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim.

Hanggari Sittadewi, Euthalia. 2007. Pengolahan Bahan Organik Eceng Gondok Menjadi Media Tumbuh Untuk Mendukung Pertanian Organik. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 8, No.3, Hal 229-234.

Kurniawan, Madha, dkk. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik. Semarang:  Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro.

Setyowati, Siska, dkk. 2005. Kandungan Logam tembaga (Cu) dalam Eceng Gondok (Eichhornia crassipes Solms.), Perairan dan Sedimen Berdasarkan Tata Guna Lahan di Sekitar Sungai Banger Pekalongan. Malang : Lab. Ekologi & Biosistematik, Jurusan Biologi, F. MIPA. UNDIP.

Wikipedia. 2017. Pemanfaatan Eceng Gondok. 3

1 komentar:

  1. G39-Dede..menurut saya penulisan nya lebih baik lagi diberikan nama penulis, agar lebih bisa diketahui..dan penulisan ratanya lebih baik sama semua,dri sebelah kiri,yang saya liat agak brantakan ada kiri dan ad rata tengah..terimakasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.