Zaman era globalisasi
saat ini telah membuat kebutuhan setiap manusia semakin meningkat. Salah
satunya kebutuhan akan listrik baik untuk kalangan industri, perkantoran,
maupun masyarakat umum dan perorangan sangat meningkat. Tetapi, peningkatan kebutuhan listrik ini tidak diiringi oleh
penambahan pasokan listrik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, energi surya dipilih sebagai energi
alternatif untuk menghasilkan
energi listrik. Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energi adalah
daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi energi
mekanik, panas, dan lain – lain. Oleh karena itu, hampir semua perselisihan di
dunia ini, berpangkal pada perebutan sumber energi. Ada beberapa energi alam sebagai
energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya tidak
terbatas yang dikenaldengan energi terbarukan (Akhmad, 2011).
Sumber energi baru dan yang terbarukan di masa mendatang akan semakin
mempunyai peran yang sangat. penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan
oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit – pembangkit listrik
konvesional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi,
gas dan batu bara yang cadangannya semakin lama semakin menipis (Anggara dkk.,
2014).
Dan untuk menghasilkan energy listrik pun, kini energy surya tidak bisa
diragukan lagi bahwa energy surya adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan
dan sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang
dihasilkan selama proses konversi energi, dan juga sumber energinya banyak tersedia
di alam (Rahayuningtyas, dkk, 2014) yang dapat memenuhi kebutuhan manusia akan
energy listrik. Oleh karena itu penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) untuk memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia
dilokasi-lokasi tersebut merupakan solusi yang tepat (Subandi dkk., 2015).
Untuk menggunakan energy surya
tersebut maka dapat menggunakan panel surya. Adapun, Prinsip kerja dari panel
surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel surya, maka elektron-elektron yang
ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P, sehingga pada terminal keluaran
dari panel surya akan menghasilkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang
dihasilkan oleh panel surya berbeda-beda tergantung dari jumlah sel surya yang
dikombinasikan didalam panel surya tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah
berupa listrik arus searah (DC) yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan
jumlah sel surya yang dipasang didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari
yang menyinari panel surya tersebut (Bansai, 1990).
Keluaran dari
panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban yang memerlukan sumber tegangan
DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar energi listrik yang dihasilkan juga
dapat digunakan pada kondisi – kondisi seperti pada malam hari (kondisi saat panel
surya tidak disinari cahaya matahari), maka keluaran dari panel surya ini harus
di hubungkan ke sebuah media penyimpanan (storage), dalam hal ini adalah
batere. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke
batere, tetapi harus dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana didalam rangkaian
tersebut terdapat rangkaian pengisi Batere otomatis (Automatic charger).
Fungsi dari regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran dari
panel surya dan mengatur arus yang masuk ke batere secara otomatis. Selain itu Regulator
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari Panel Surya ke Batere
secara otomatis dan juga berfungsi untuk memutuskan aliran arus dari batere
kebeban bila terjadi hubung singkat ataupun beban yang berlebihan. Tipe
regulator yang dirancang disini adalah tipe modifikasi atau gabungan antara
seri dan paralel. Panel Surya sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi
rangkaian regulator ataupun batere, tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani
kinerja dari panel (akibat adanya beban yang berlebihan) sehingga tidak akan
terjadi kerusakan yang fatal pada panel surya tersebut. Selain itu regulator ini
juga berfungsi untuk mengamankan dari terjadinya kelebihan beban dari panel
surya sehingga panel surya tidak cepat rusak (Widodo dkk., 2010). Hubungan
batere dengan beban adalah dihubungkan paralel langsung ke beban. Jika batere tersebut
telah terisi dengan penuh. Untuk melindungi
batere akibat adanya beban yang berlebihan (over load) ataupun hubungsingkat
pada beban, maka sebelum batere dihubungkan langsung harus melewati rangkaian proteksi.
Dimana fungsinya sudah cukup jelas, yaitu untuk memproteksi ataupun melindungi
batere akibat adanya beban yang berlebihan (over load) ataupun hubung singkat
pada beban.
Jika diinginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus
bolak-balik (AC) maka PLTS yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus searah
(DC) ini harus dihubungkan ke sebuah rangkaian elektronik / modul 30 elektronik
yang bernama Inverter DC-AC. Dimana Inverter DC-AC berfungsi untuk mengubah
arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Setelah arus
listrik searah diubah menjadi arus listrik bolak-balik, selanjutnya keluaran
dari inverter ini yang telah berupa arus bolak-balik ini dapat langsung digunakan
untuk mencatu peralatan listrik dan elektronika yang membutuhkan arus
bolak-balik. Besarnya tegangan dan daya keluaran yang dapat dihubungkan kebeban
nantinya harus sesuai dengan kemampuan inverter yang dipakai dan besarnya
system penyimpanan yang digunakan (besarnya ampere hour (AH) atau amper jam
dari batere). Pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh sudut datang
matahari terhadap keluaran sel surya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengruh sudut datang matahari dan juga seberapa besar pengaruh sudut
tersebut dapat diabaikan.
Daftar
Pustaka
Akhmad,
Kholid, (2011), Pembangkit Listrik Tenaga
Surya
dan Penerapannya Untuk Daerah
Terpencil,
Jurnal Dinamika Rekayasa, 1(1): 28-33
Anggara,
I.W.G.A, Kumara, I.N.S., Giriantari, I.A.D,
(2014),
Studi Terhadap Unjuk Kerja Pembangkit
Listrik
Tenaga Surya 1,9 Kw Di Universitas
Udayana
Bukit Jimbaran, Spektrum, 1(1): 118-122.
Rahayuningtyas,
A., Kuala, S.I., dan Apriyanto, F.,
(2014),
Studi Perencanaan Sistem Pembangkit
Listrik
Tenaga Surya (Plts) Skala Rumah
Sederhana
Di Daerah Pedesaan Sebagai
Pembangkit
Listrik Alternatif Untuk Mendukung
Program
Ramah Lingkungan Dan Energi
Terbarukan,
Prosiding SnaPP 2014 Sains,
Teknologi, dan Kesehatan, pp. 223-230
Subandi,
Slamet Hani, (2015), Pembangkit Listrik
Energi
Matahari Sebagai Penggerak Pompa Air
Dengan
Menggunakan Solar Cell, Jurnal
Teknologi Technoscientia, 7(2): 157-163
Bansai,
NK, et al., (1990), Renewable Energy Sources
And Conversion Technology, Tata McGraw-Hill
Publishing
Co. Limited, New Delhi
Widodo,
Djoko Adi, Suryono, Tatyantoro A, (2010),
Pemberdayaan
Energi Matahari Sebagai Energi
Listrik
Lampu Pengatur Lalu Lintas, Jurnal
Teknik Elektro, 2(2): 133-138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.