DRONE TEKNOLOGI
PENDAHULUAN
Teknologi sebagai faktor yang
memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kualitas hidup dan
pembangunan ekonomi terlihat dari fenomena terjadinya proses transisi
perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya (resources-based
economy), menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (knowladge-based
economy). Seiring dengan majunya peradaban manusia beserta segala teknologi dan
kegiatan pembelajarannya, mengharuskan pendidik untuk menguasai segala keahlian
dari menggunakan, meneliti, dan mengajarkan peralatan-peralatan penunjang
pembelajaran yang selalu berkembang.
Menurut
Sayuti, drone adalah pesawat tanpa awak yang dapat juga disebut “unmanned
aerial vehicle” or UAV. Kendali terbang drone dapat dioperasikan sepenuhnya
secara otomatis sebagian menggunakan remote control (kendali jarak jauh) oleh
seorang operator dari darat. Karena tanpa awak maka kebanyakan drone berukuran
lebih kecil dari pesawat terbang pada umumnya. Berdasarkan pembangkitan gaya
angkat (lift) dan gaya dorongnya (thrust) terbangnya drone dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara lain Fixed Wings yang
bentuknya menyerupai pesawat terbang dan kelompok multi rotor yang lebih mirip
Helikopter dengan rotor yang lebih dari satu serta kelompok yang terakhir
adalah kelompok Flapping Wings yang sayapnya mengepak seperti burung. Saat ini
penggunaan drone mulai banyak diberitakan baik penggunaan pada kalangan militer
maupun penggunaan dikalangan sipil. Penggunaan dikalangan sipil umumnya untuk
peliputan berita atau peliputan suatu lokasi untuk keperluan promosi wisata
atau lainnya, bahkan kini mulai timbul kecenderungan penggunaan drone sebagai
hobi.Harga drone yang masih relatif mahal masih menjadi kendala bagi penggunaan
untuk hobi.
Gambaran Sistem Saat
Ini
Menurut Kurniawan, pesawat tanpa
awak untuk saat ini masih belum populer dikalangan masyarakat umum. Sehingga
untuk melakukan pemantauan atau penelitian dari udara saat ini masih dilakukan
dengan pesawat secara manual. Sebagai contoh untuk melakukan pemantauan
kemacetan atau pemantauan bencana alam, masih sering menggunakan helikopter
atau pesawat jenis Hercules. Keadaan
tersebut dirasa kurang efisien karena memerlukan biaya yang mahal, sehingga
saat ini mulai berkembang penelitian tentang pesawat tanpa awak atau sering
disebut drone. Salah satunya AR Drone
yang dikembangkan oleh Parrot. AR Drone telah mendukung sistem GPS yang
berbasis SiRF protocol. Untuk mendapatkan sistem GPS dari Parrot AR Drone
memerlukan biaya tambahan yang tidak murah. Selain itu sistem GPS dari Parrot
AR Drone tidak bersifat open source sehingga sulit untuk dikembangkan.
Desain dan
Perancangan Sistem
Menurut Pradana, pada proses ini
dibagi menjadi 3 tahap yaitu desain bentuk mekanik drone, desain elektronik,
dan desain program pengendali untuk sistem elektronik yang dibuat. Pada
pembuatan desain mekanik menggunakan software desain 3D (Solidworks 2014) agar
desain drone dapat memperhatikan ukuran dan bentuk secara presisi sehingga saat
membuat rangka drone secara nyata akan terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.
DRONE DAN CITRA UDARA
UNTUK MONITORING PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT
Menurut Wibowo, proses pengawasan
pertumbuhan kelapa sawit pada pada citra udara atau dengan gambar yang diambil
secara realtime menggunakan drone bisa di implemtasikan dan mampu menghemat
waktu dan tenaga serta mampu mengawasi area yang sangat luas, tapi drone
sendiri memiliki kelemahan yaitu masih menggukanan pasokan tenaga listrik
sehingga terbatas, untuk kedepanya dilakukan modifikasi pada drone itu sendiri
dangan penambahan battrey atau solarcell untuk menambah jarak terbang.
Penggunaan Pesawat
Awak Sebagai Pesawat Udara Militer
Menurut Marbun, pesawat tanpa awak
dalam praktek lebih banyak digunakan sebagai pasawat udara militer atau pesawat
udara negara. Pengaturan hukum udara mengenai pesawat udara militer sampai saat
ini memang berkembang dengan sangat lambat, hal ini disebabkan prioritas
wilayah udara suatu negara lebih memilih pengaturan yang sangat kaku terhadap
penerbangan pesawat udara militer asing di wilayahnya dikarenakan anggapan
bahwa penerbangan militer asing di atas wilayahnya merupakan hal yang sangat
berbahaya, terlebih pesawat udara militer merupakan pesawat yang mengemban
tugas negara dan sudah pasti penggunaannya membawa misi tertentu, maka hal yang
sama akan berlaku pada pesawat tanpa awak yang difungsikan sebagai pesawat
udara militer.
DAFTAR PUSTAKA:
Sayuti, Syahril.
"PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RANGKA DRONE YANG EKONOMIS DAN
PRAKTIS." Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi
(SNAST). Vol. 1. No. 1. 2016. Dari http://journal.akprind.ac.id/index.php/snast/article/view/817
Kurniawan, Aris Pujud,
Giva Andriana Mutiara, and Gita Indah Hapsari. "Pengiriman Informasi GPS
(Global Positioning System) Berupa Teks Melalui Wireless pada AR Drone
2.0." Dari https://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/101909/jurnal_eproc/pengiriman-informasi-gps-global-positioning-system-berupa-teks-melalui-wireless-pada-ar-drone-2-0.pdf
Pradana, Mohammad Giffari Anta. "SINGLE PROPELLER DRONE
(SINGRONE): INOVASI RANCANG BANGUN DRONE SINGLE PROPELLER SEBAGAI WAHANA
PEMETAAN LAHAN BERBASIS UNMANED AERIAL VEHICLE (UAV)." Elinvo
(Electronics, Informatics, and Vocational Education) 1.3: 157-162. Dari http://journal.uny.ac.id/index.php/elinvo/article/download/12822/9000
Wibowo, Ari Purno Wahyu,
and Iwan Rijayana. "IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SMART DRONE DAN CITRA UDARA
UNTUK MONITORING PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT." SEMNASTEKNOMEDIA
ONLINE 5.1 (2017): 4-3. Dari https://scholar.google.co.id/scholar?q=related:4BGOSfUuZtAJ:scholar.google.com/&hl=en&as_sdt=0,5
Marbun, Arman Surya
Nicolas, Agus Pramono, and Kabul Supriyadhie. "ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN
PESAWAT TANPA AWAK SEBAGAI ALAT UTAMA PERSENJATAAN DITINJAU DARI HUKUM
INTERNASIONAL (STUDI KASUS PENGGUNAAN DRONE OLEH AMERIKA SERIKAT DI
PAKISTAN)." Dari https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&q=drone+teknologi&btnG=#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.