.

Sabtu, 09 September 2017

Perkembangan Teknologi Sains dalam Pertanian

EVOLUSI SAINS & TEKNOLOGI PERTANIAN


               
Indonesia dikenal sebagai negara agraria karena kekayaan alamnya. Hal ini ditunjang karena bentuk dan letak geografis indonesia. Garis khatulistiwa yang melewati Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara tropis yang cocok untuk pertanian, Selain itu Indonesia jugamempunyai gunung api yang menyebabkan tanah Indonesia subur.Dengan Sumber daya alam yang melempah seharusnya Indonesia dapat mencipkan kedaulatan pangan bagi rakyatnya.
Ironisnya menurut data dari BPS (Badan Pusat Statisti) dalam kurun waktu Januari-November 2013, Indonesia menghabiskan anggaran untuk impor bahan pokok sebesar  17 miliar rupiah. Bahan pokok yang diimpor antara lain beras, jagung , kentah, teh, dll. Padahal bahan-bahan tersebut adalah produk pertanian dalam negri juga.Hal ini terjadi kaena permintaan domestik akan bahan-bahan impor yang harganya lebih murah sehingga barang lokal kalah bersaing. Selain itu semakin rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani karena dianggap sebagai profesi yang kurang populer.
Pertanian yang dianggap sebagai sektor atau kegiatan yang kuno dan tertinggal sebenarnya sudah memasukan ilmu pengetahuan sains dan teknologi dari masa ke masa. Kemajuan Teknologi dan sains dalam pertanian tentu saja bertujuan untuk meminimalisir kegagalan panen akibat alam dan meningkatkan kualitas serta produktifitas tanaman sehingga petani mendapat keuntungan yang besar dan stabil. Berikut adalah beberapa penerapan Sains dan Teknologi di sektor pertanian padi.
A.      Bibit tanaman
               Penerapan teknologi dalam bibit tanaman digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas,serta meningkatkan ketahan terhadap hama, adapula yang menciptakan aroma pada hasil bibit tanaman. Di Indonesia Balai Besar penelitian Tanaman Padi merupakan salah satu tempat penelitian untuk mendapatkan bibit-bibit unggul.Bibit-bibit unggul bisa dihasilkan dengan proses penyilangan. Salah satu produknya adalah padi hibrida. Padi Hibrida adalah salah satu hasil penelitian untuk mendapatkan bibit unggul. Varietas unggul hibrida (VUH) menurut Badanlitbangtan-kementrian pertanian (2015) adalah kelomopok tanaman padi yang terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) turunan suatu kombinasi persilangan antar tetua tertentu.
               Masih menurut badanlitbangtan-kementrian pertanian (2015) , varietas padi hibrida yang berkembang di Indonesia adalah varietas padi hibrida yang dibentuk menggunakan metode tiga galur, yaitu galur mandul jantan (GMJ) atau CMS (galur A), galur pelestari atau maintainer (galur B), dan tetua jantan yang sekaligus berfungsi sebagai pemulih kesuburan atau restorer (galur R). Ketiga galur (A; B; dan R) tersebut harus dibuat dan diseleksi secara ketat untuk membentuk hibrida unggul.
               Dengan berbagai kelebiahannya, padi hibrida tentu saja masih mempunyai kelemahan atau kekurangan. Berikut ini merupakan kekurangan yang dimiliki padi hibrida :
·         Harga benih yang mahal
·         Petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman
·         Tidak setiap galur atau varietas yang dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang mempunyai gen Rf atau yang termasuk restorer saja
·         Produksi benih rumit;
·         Memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu.
               Dengan semakin banyaknya varietas yang ada di masyarakat, diharapkan para petani memiliki banyak pilihan bibit yang akan ditananm sesuai dengan keunggulan dan karakteristik bibit yang sesuai dengan lahan pertanian yang dimiliki.
Berikut ini beberapa contoh varietas padi hibrida :
1.       Bengawan (1943), memiliki ciri berumur dalam (140-155 hari setelah sebar/HSS), postur tanaman tinggi (145-165 cm), memiliki rasa nasi enak, dan berdaya hasil sedang 3,5-4,0 t/ha (Daradjat et al. 2001, Musaddad et al.1993)
2.       Pelita I-1 dan Pelita I-2 (1971), memiliki ciri potensi hasil tinggi (4,5-5,5 t/ha) dengan rasa nasi enak/pulen, berasal dari persilangan IR5 dengan Sintha. Namun karena rentan terhadap hama wereng coklat, kedua varietas tersebut tidak dapat bertahan lama.
3.       IR64 (1986) , tahan hama wereng coklat biotipe 3 dan penyakit hawa daun bakteri, juga memiliki rasa nasi yang enak, umur genjah, dan potensi hasil tinggi. Oleh karenanya IR64 merupakan varietas yang sangat cepat berkembang dan paling luas ditanam di Indonesia (61,6%) (Direktorat Bina Perbenihan 2000)
Selain conto diatas ada beberapa veriatas lain,sebagai berikut : Ciliwung (1989), Way Seputih (1989), Barumun (1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru (1998), Widas (1999), Ciherang (2000), Konawe (2001), dan Cigeulis (2003). Varietas tahan virus tungro, seperti Tukad Unda, Tukad Petanu, dan Tukad Balian (2000), Kalimas dan Bondoyudo (2001). Varietas aromatik seperti Sitanur, Batang Gadis, dan Gilirang (2002).
B.      Sistem Tanam
               Dengan dasar ketidakpuasan hasil pertanian, para peneliti pertanian mengembangkan kembali sistem tanam konvensional. Sistem-sistem berikut terbukti menghasilkan hasil panen yang lebih baik daripada system konvensional :
1.       Jajar Legowo
               Terciptanya sistem ini muncul terinspirasi dari observasi pada lahan pertanian, dimana tanaman padi yang berada dipinnggiran menghasilkan pad yang lebih banyak dari padi tanaman padi yang berad ditengah. Berawal dari pemikiran seperti itu maka muncul pemikiran untuk menjadikan tanaman padi menjadi tanaman inggiran semua, Akhirnya munculah sitem tanam Jajar Legowo.
               Menurut BBPP Ketindan dalam artikel Sistem Jajar Legowo dapat Meningkatkan Produktivitas (2013), Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Selain itu sistem tanam jajar legowo juga meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam.
               Ada beberapa tipe sistem tananm Jajar Legowo, berikut adalah tipe sistem jajar legowo dan peningkatan populasinya masih meurut BBPP Ketindan (2013) :
·         Jajar legowo 2 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 %
·         Jajar legowo 3 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
·         Jajar legowo 4 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
·        Jajar legowo 5 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
·        Jajar legowo 6:1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %
  

       

  Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.
Menurut informasipertanian.com (2014)  berikut manfaat yang dirasakan ketika menanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
1.       Menambahnya jumlah tanaman padi.
2.       Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan
3.       Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir.
4.       Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.
5.       Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.
6.       Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
7.       Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja.

2.       SRI ( System of Rice Intensification )
               SRI adalah sistem pertanian yang 1980 oleh pastore sekaligus agriculturis Prancis, FR . Hendri De Laulanie yang ditugaskan di madagaskar sejak 1961.Secara garis besar berikut prisip-prinsip dasar dari sitem SRI :
                                                                           i.            Tanam bibit muda yang berusia kurang dari 12 hari setelah semai           (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.
                                                                        ii.            Tanam bibit 1 lubang 1 bibit dengan jarak lebar 30x30cm , 35x35cm,     atau lebih jarang lagi.
                                                                     iii.            Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hat-    hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.
                                                                      iv.            Pemberian air maksimum 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu      dikeringkan terlebih dahulu sampai pecah ( irigas berselang/terputus).
                                                                       v.            Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2-3 kali    dengan interval 10 hari. Sebisa mungkin menggunakna pupuk organik dan pestisida organik.
Keunggulan dari teknik / sistem ini dari pada sistem konvensional adalah :
a.       Tanaman hemat air, menggunakan pemberian air macak-macak (irigasi terputus)
b.      Hemat biaya, hanya butuh benih 5kg/ha, tidak perlu biaya pencabutan bibit, tidak butuh yambahan biaya pindah bibit, dll.
c.       Hemat waktu ditanam bibit muda 5-12 hari stelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
d.      Produksi meningkat.



C.      Alat Pertanian
                Dalam proses pertanian ada fase persiapan tanah, penanamana, perawatan dan pemumpukan dan pemanenan hasil sawah. Berikut beberapa alat modern yang dapat dimanfaatkan para petani untuk mempermudah dalam proses pertanian.
1.       Traktor


Sumber: http://ryusukesyn.blogspot.co.id/2013/12/pengoperasian-hand-traktor-traktor-roda.html

               Traktor adalah alat bajak yang menggunkan tenaga mesin nutk menggerakannya. Traktor akan dipasangi pisau yang digunkan untuk membajak sawah atau mengolah tanah sawah. Ada beberapa jenis pisau yang dipasang kan dengan traktor menurut fungsinya . Sebagai contoh adalah bajak singkal yan digunakan untuk pengolahan tanah pertama, yaitu dengan mencungkil dan membalik tanah agar menjadi gembur. Selain itu ada juga jenis pisau model garu yang digunkan untuk pengolahan tanah kedua, yaitu dengan menghaluskan kembali hasil pengolahan tanah pertama. Masih banyak jenis pisau menurut fungsi dan bentuknya.

Bajak singkal
Sumber: http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=574
 
  



Bajak Garu
Sumber:http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Alat%20Pengolahan%20tanah/index4april.html
 



2.       Rice Transplanter

                Alat yang digunakan untuk menanam padi secara otomatis. Alat ini dibuat untuk menghemat tenaga petani saat proses penanaman tanaman padi. Selain menghemat tenaga alat ini juga bias menghemat waktu karena sudah memanfaatkan mesin sebagai penggeraknya.

3.       Mesin Pemanen Padi
               Cara kerja mesin ini adalah dengan memotong tanaman padi yang ada didepannya sehigga bagian atas tanaman yang ada padinya akan terpotong dengan pisau. Ada beberapa tipe mesin pemanen padi, yaitu :
a. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
b. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
c. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan

Dengan dikembangkannya alat-alat yang bertenaga mesin tentu hal tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga. Tetapi perlu di ketahui sebagian besar alat tersebut menggunakan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan, oleh karena itu perlu adanya inovasi yang lebih lagi agar menciptakan alat yang paling efisien dan efektif dntenusaja ramah lingkungan.



                        Itulah beberapa inovasi teknologi dan sains di bidang pertanian. Inovasi dan penemuan-penemuan lain diharapkan dapat mempermudah petani dan dapat menarik minat generasi muda untuk menjadi petani. Dengan semakin meningkatnya jumlah petani maka otomatis bangsa kita dapat mencapai kedaulatan dalam bidang pangan. Pemerintah sebagai alat negara juga harus mengeluarkan kebijakan yang pro dengan petani lokal agar para petani juga merasa tenang dan tidak khawatir dengan gempuran produk-produk dali luar negri. Satu lagi, berkurangnya lahan pertanian sebagai lahan perumahan atau pu usah harus dibarengi dengan penambahan lahan pertanian yang baru sehingga lahan pertanian tidak berkurang. Perijinan pengubahan fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain juga harus diperketat agar tidak menghilangkan lahan yang masih produktif.


              Terimakasih ..

Daftar pustaka :
Deil . Daftar 29 pangan yang diimpor Ri sampai November . 2017 .http://bisnis.liputan6.com/read/791549/daftar-29-bahan-pangan-yang-diimpor-ri-sampai-november. Diakses pada 04 September 2017

Balai besar penelitian tanaman padi . 2015 . Kelemahan Padi Hibrida. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/tahukah-anda/194-kelemahan-padi-hibrida. Diakses pada 04 September 2017

Balai besar penelitian tanaman padi. 2015. Pengertian Umum Varietas, Galur, Inbrida, dan Hibrida. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/188-pengertian-umum-varietas-galur-inbrida-dan-hibrida. Diakses pada 04 September 2017

Balai besar penelitian tanaman padi. 2015. Pembentukan varietas unggul padi di Indonesia. 2015. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/content/241-pembentukan-varietas-unggul-padi-di-indonesia. Diakses pada 04 September 2017

BBPP KETINDAN. 2013. Sistem Jajar Legowo dapat Meningkatkan Produktivitas . http://bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/sistem-jajar-legowo-dapat-meningkatkan-produktifitas-padi. Diakses tanggal 06 September 2017.

Infopertanian.com. 2014. Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo. http://www.informasipertanian.com/2013/07/tanam-padi-dengan-sistem-jajar-legowo.html. Diakses pada tanggal 06 September 2017

Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna. 2008. Tehnik dan bBudidaya Penanaman Padi System of Rice Intensification. http://sri.ciifad.cornell.edu/countries/indonesia/extmats/indoSampoernaManual09.pdf. Diakses tanggal 08 September 2017

Rice Transplanter. Transhttp://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Transplanter/Mesin%20Tanam%20Bibit%20Padi4april.htm. Diakses tanggal 08 September 2017



3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. @f15-Qi indah
    1.Pada gambar mindmap belum ada nama dan logo
    2.Pada gambar tidak tercantum sumber yang terletak di bawah gambar
    3.Nama penulis tidak ada di bagian paling atas blog
    4.Pada daftar pustaka, tidak ada nama penulis dan tahun tulis
    Namun secara keseluruhan sudah bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas masukannya mbk. Akan saya perbaiki utuk kedepannya. Untuk nama penulis dalam daftar pustaka, memang ada sebagian sumber yang mengatasnamakan suatu lembaga mbk, sehingga tidak diketahui nama penulis.

      Bangga bertani mbk 😊👍🏾

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.