@G26-Lavenia. Semakin
bertambahnya populasi manusia di bumi maka akan berdampak pada jumlah buangan
atau limbah yang dihasilkan, terlebih limbah plastik. Seperti yang diketahui,
plastik digunakan hampir di semua produk makanan ataupun minuman, karena
sifatnya yang praktis selain itu plastik juga memiliki densitas yang rendah,
bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik dan ketahan bahan
kimia yang bervariasi, murah dalam pembuatan, mudah didapat maka tak heran dari
beberapa alasan tersebut masyarakat memilih plastik sebagai alat pembungkus
makanan.
Namun
dampak dari penggunaan plastik yang berlebihan tersebut, kini menjadi
permasalah lingkungan karena semakin banyaknya limbah plastik akan berpengaruh
terhadap estetika lingkungan dan berbahaya bagi mahluk hidup lainnya. Perlu diketahui bahwa plastik
merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang
cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang berasal dari plastik sangat sulit
untuk diuraikan secara alami. Untuk dapat menguraikan limbah plastik secara
alami membutuhkan waktu kurang lebih 100 tahun agar plastik dapat terurai
dengan sempurna. Sedangkan jumlah plastik yang dihasilkan di Indonesia semakin
meningkat tiap tahunnya.
Untuk mengatasi hal tersebut tentu
saja diperlukan cara mengolah limbah plastik menjadi lebih tepat guna dan
memiliki manfaat bagi alam, salah satu caranya dengan mendaur ulang limbah plastik
menjadi bahan bakar, hal tersebut sangat selaras dengan kondisi Indonesia saat
ini akan kebutuhan bahan bakar. Tidak dapat dipungkiri, saat ini permintaan
pasokan bahan bakar sangat meningkat dengan mengolah limbah plastik menjadi
bahan bakar diharapkan mampu menjadi alternatif penggunaan bahan bakar yang
dihasilkan dari fosil.
Baru baru ini, seorang
pengajar listrik dasar dan elektrolisis pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) 3 Kota Madiun mampu mengatasi keresahan akan limbah plastik yang
dihasilkan. Di tangan Tri Handoko, ribuan ton limbah plastik yang
menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) kota Madiun, Jawa Timur, diubah
menjadi bahan bakar minyak bernilai jual, seperti solar dan premium, dengan
teknologi tepat guna. Inovasi Tri Handoko tersebut menginspirasi hingga lintas
daerah. Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Banjarmasin pun
melakukan studi banding. Sejumlah pengusaha menawarkan kerja sama bisnis.
Peraih gelar master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya ini memulai riset ketika terlibat dalam tim peneliti bahan bakar
minyak (BBM) alternatif berbahan dasar air yang menghebohkan Indonesia tahun
2008. Saat itu, ia mulai belajar hidrokarbon hingga memperdalam metode
pengguntingan rantai karbon.
Sistem kerja yang
digunakan adalah pirolisis atau destialasi kering. Limbah plastik dipanaskan di
atas suhu leburnya hingga berubah menjadi uap. Proses pemanasan menyebabkan
perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih
pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair. Cairan
yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi
ulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak
mentah diproses menjadi premium atau solar.
Konsep dasar penggolahan plastik
mejadi bahan bakar adalah mengambil unsur karbon dari polimer penyusun plastik.
Polimer penyusun plastik terdiri dari hidrokarbon yakni rangkaian antara atom
karbon (CO2) dan hidrogen (H2O). Untuk menghasilkan
premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek, yakni C6-C10.
Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai hidrokarbon dengan
molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan C16-C20 (solar). Pada
proses akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak
siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan
gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan
panjang rantai hidrokarbon.
Rangkaian alat yang
digunakanpun reatif sederhana dan bisa digunakan dari material bekasuntuk
membangunnya. Alat terdiri atas saluran
pemasukan atau intake manipul dari besi. Fungsinya, memasukkan sampah plastik
ke dalam tangki reaktor di atas tungku pembakar. Bahan bakarnya bisa limbah
kayu bekas atau gas elpiji. Bahkan, juga gas metan hasil pembakaran sampah
sehingga lebih ekonomis. Untuk memperoleh uap, tangki reaktor dihubungkan
kondensor atau pengembun yang berada di atas tangki. Diperlukan minimal dua
kondensor untuk memisahkan uap yang mengandung rantai molekul pendek dengan uap
yang mengandung rantai molekul panjang. Penyaluran uap ini menggunakan pipa
besi sehingga tahan suhu tinggi atau panas.
Selanjutnya, pada setiap
kondensor dipasang pipa penyalur untuk mengalirkan embun dari uap yang
dihasilkan. Tetes demi tetes embun ditampung dalam botol sebelum proses
refinery. Satu kg limbah plastik menghasilkan 1 liter bahan dasar minyak atau
minyak mentah. Ketika diolah jadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9
liter. Kotoran yang melekat pada plastik turut memengaruhi. Demikian pula
kualitas plastik yang dipakai. Makin bagus kualitas plastik yang diolah, makin
tinggi pula hasil yang didapat.
Proses pemurnian uap
hidroarbon diembunkan menjadi cairan hidrokarbon. Semua alur prosesnya menempuh
refinery (pemurnian) yaitu :
- Mengubah uap menjadi fase cair melalui pengendapan
- Pencucian dari kotoran, dengan cara dicampur detergen
- Penambahan zat adiktif (jika diperlukan)
- Reduksi kandungan gum dengan cara dicuci dan disaring
- Mengklasifikasikan sesuai panjang rantai hidrokarbon
- Memisahkan limbah berupa cairan
Hasil uji laboratorium
SMKN 3 Kota Madiun menunjukkan, solar yang dihasilkandari limbah plastik dapat menghidupkan mesin pemotong rumput.
Meski belum diuji coba pada kendaraan bermotor. Sedangkan premium limbah
plastik telah diuji kromatografi gas pada laboratorium PT Sucofindo. Manfaat
yang lebih diharapkan dari inovasi adalah membantu mengatasi masalah
lingkungan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan tawaran solusi mencari
energi alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesiaproud.wordpress.com/2011/12/01/tri-handoko-mengubah-limbah-plastik-jadi-bahan-bakar-minyak/ , diakses pada tanggal 8 September 2017
http://www.huwagu.com/2017/01/makalah-pengolahan-limbah-plastik-menjadi-minyak.html
, diakses pada tanggal 8 September 2017
http://www.academia.edu/24296988/PENGGUNAAN_KEMASAN_PLASTIK_KAITANNYA_DENGAN_KESEHATAN
, diakses pada tanggal 8 September 2017
http://news.unair.ac.id/2017/07/08/mahasiswa-unair-ubah-sampah-plastik-jadi-bahan-bakar-bensin-dan-solar/
, diakses pada tanggal 8 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.