Rain Harvesting (Pemanen Air
Hujan)
Air adalah sumber kehidupan
makhluk hidup yang ada di bumi.
Bagi manusia sendiri, air diperlukan hampir dalam semua aspek kehidupan. Sumber
air bersih yang dapat dimanfaatkan manusia fresh water) hanya berkisar 2,5-3 % dari
total keseluruhan air di bumi, air ini terdapat pada
getser, danau dan sungai Air bumi/ groundwater juga dapat dimanfaatkan manusia
namun keberadaannya kadang suit dijangkau pada daerah-daerah tertentu Mayoritas
air di muka bumi merupakan air laut. Namun untuk menjadi air bersih perlu proses panjang dengan peralatan yang
canggih dan rumit untuk mengolahnya juga biaya yang cukup banyak.
Rain Harvesting (Pemanen Air
Hujan) adalah proses pengumpulan, penyimpanan, dan menggunakan kembali air
hujan dari permukaan seperti atap. Pemanen air hujan telah lama digunakan untuk
irigasi petanian dan sebagai sumber air minum, dan membiarkan peradaban kuno
berkembang didaerah semi kering dan kering. Sistem pemanen air hujan sedang
digunakan saat ini di banyak lokasi terbatas air, terutama di beberapa wilayah
barat Amerika Serikat (Ling 2014). Pemanen
dan penyimpanan air hujan dapat mengurangi penggunaan air sumur dan kota. Atap
seringkali merupakan permukaan tahan paling besar ditempat tinggal dan
menghasilkan volume air yang besar yang jika tidak masuk ke system air
stormwater. Air hujan sendiri sangat bersih meskipun kontaminan yang ada
dipermukaan atap harus ditangani dengan tepat.
Sistem Pemanen Air Hujan (Rain
Harvesting)
Sistem pemanenan air hujan ini terdiri dari
beberapa tahap seperti penangkapan air
hujan, pengaliran, fitrasi awal, penyimpanan, dan pemurnian kembali. Penangkap air hujan biasanya berada
pada atap-atap bangunan dengan memperhatikan bahan yang digunakan. Sebab air
hujan yang dipanen dapat tercemar jika atap luasan penangkap yang digunakan
mudah terkorosi. Selain itu pemilihan bahan yang tepat digunakan untuk
menghindari terjadinya kebocoran pada bangunan yang atapnya digunakan sebagai
daerah tangkapan hujan. Kemudian pengaliran, berdasarkan Suprapto (2015)
pengaliran air hujan menuju tangki penyimpanan biasanya melibatkan talang dan
pipa air vertical. Material yang basanya direkomendasikan untuk sistem
pengaliran ini adalah galvanized steel, stainless steel, fiberglass, dan plastic. Setelah air hujan dialirkan, diperlukan perlakuan
awal terhadap air hujan dengan cara dilakukan filtrasi. Filtrasi awal ini
sifatnya hanya membersihkan material fisik yang tidak diinginkan dari air
hujan. Filtrasi dapat dilakuukan dengan tumpukan kerikil, serabut, dsb.
Setelah dilakukan filtrasi sebagai perlakuan
awal, selanjutnya air akan dibawa masuk ke dalam tangki penyimpanan. Tangki penyimpanan dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu tangki atas tanah dan tangki bawah tanah
sesuai dengan kndisi dan konstruksi yang memungkinkan. Air hujan yang sudah
ditampung , tidak serta merta langsung diknsumsi, diperlukan pemurnian untuk membersihkan mikroorganisme dengan menggunakan filter
membrane. Filtrasi
menggunakan membran dapat dilakukan dengan berbagai tipe membran Microfiltration
(MF) memiliki rentang pori 0.03 hingga 0.1 mikron dan dapat digunakan untuk
menghilangkan partikulat, alga, dan beberapa jenis mikroorganisme. Ultrafiltration
(UF) memiliki rentang pori 0.002 hingga 0.1, sehingga kemampuannya di atas
MF. Teknologi baru untuk mengolah air
hujan adalah membran filtrasi logam (Metal membran filtration, MMF) [15]. MMF
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan membran polimer konvensional: lebih
tahan lama, lebih tahan pada tekanan (1 Mpa) dan temperatur (350°C) tinggi,
tahan goncangan dan reaksi kimiawi korosif seperti ozonasi. Selain itu dapat juga diakukan teknologi
distilasi untuk memisahkan air dari pengotornya menggunakan penguapan dan
pengumpulan kondensat.
Manfaat
Pemanenan air hujan dapat menjadi salah satu upaya mengurangi debit air
jatuh tanah ketika musim hujan, dan upaya menghadapi kekeringan saat kemarau
Penggunaannya dinilai
memiliki biaya yang lebih murah dan mampu memenuhi
kebutuhan domestik air
berdasarkan uji yang diakukan di daerah barat Amerika Jnes 2010)
Kesimpulan
Pemanenan air hujan dapat menjadi sebuah
jawaban untuk memenuhi kebutuhan terhadap air bersih secara domestik pada daerah-daerah berkualitas air rendah ataupun pada daerah
kurang sumber mata air
Daftar pustaka
Jones M.,2010.Performance of Rainwater
Harvesting Systems in Southeasthern United States. Resources, Conservation and
Recyling. 54:623-629
Ling E. 2014. Rainwater Harvesting System. Viginia Cooperative Extension Virginia
Tech. Virginia (US): Virginia
University
Suprapto HBA,2015, Konsep Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Air Siap Pakai Bandung ID):
Institut Teknologi Bandung
@G42-SAMSUL
BalasHapusJudul= kurang menarik sehingga kurang menarik perhatian pembaca untuk membaca.
Tidak ada nama penulis atau identitas penulis. Subjudul belum ada selain itu juga tidak ada sumber artikel yang di cantumkan d setiap paragrap
Untuk daftar pustaka sudah cukup jelas.
Secara garis besar sudah cukup bagus buat seorang pemula.