.

Sabtu, 09 September 2017

RAIN HARVESTING


Rain Harvesting (Pemanen Air Hujan)

Air adalah sumber kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Bagi manusia sendiri, air diperlukan hampir dalam semua aspek kehidupan. Sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan manusia fresh water) hanya berkisar 2,5-3 % dari total keseluruhan air di bumi, air ini terdapat pada getser, danau dan sungai Air bumi/ groundwater juga dapat dimanfaatkan manusia namun keberadaannya kadang suit dijangkau pada daerah-daerah tertentu Mayoritas air di muka bumi merupakan air laut. Namun untuk menjadi air bersih perlu proses panjang dengan peralatan yang canggih dan rumit untuk mengolahnya juga biaya yang cukup banyak.

Rain Harvesting (Pemanen Air Hujan) adalah proses pengumpulan, penyimpanan, dan menggunakan kembali air hujan dari permukaan seperti atap. Pemanen air hujan telah lama digunakan untuk irigasi petanian dan sebagai sumber air minum, dan membiarkan peradaban kuno berkembang didaerah semi kering dan kering. Sistem pemanen air hujan sedang digunakan saat ini di banyak lokasi terbatas air, terutama di beberapa wilayah barat Amerika Serikat (Ling 2014). Pemanen dan penyimpanan air hujan dapat mengurangi penggunaan air sumur dan kota. Atap seringkali merupakan permukaan tahan paling besar ditempat tinggal dan menghasilkan volume air yang besar yang jika tidak masuk ke system air stormwater. Air hujan sendiri sangat bersih meskipun kontaminan yang ada dipermukaan atap harus ditangani dengan tepat.

Sistem Pemanen Air Hujan (Rain Harvesting)
Sistem pemanenan air hujan ini terdiri dari beberapa tahap seperti penangkapan air  hujan, pengaliran, fitrasi awal, penyimpanan, dan pemurnian kembali. Penangkap air hujan biasanya berada pada atap-atap bangunan dengan memperhatikan bahan yang digunakan. Sebab air hujan yang dipanen dapat tercemar jika atap luasan penangkap yang digunakan mudah terkorosi. Selain itu pemilihan bahan yang tepat digunakan untuk menghindari terjadinya kebocoran pada bangunan yang atapnya digunakan sebagai daerah tangkapan hujan. Kemudian pengaliran, berdasarkan Suprapto (2015) pengaliran air hujan menuju tangki penyimpanan biasanya melibatkan talang dan pipa air vertical. Material yang basanya direkomendasikan untuk sistem pengaliran ini adalah galvanized steel, stainless steel, fiberglass,  dan plastic. Setelah air hujan dialirkan, diperlukan perlakuan awal terhadap air hujan dengan cara dilakukan filtrasi. Filtrasi awal ini sifatnya hanya membersihkan material fisik yang tidak diinginkan dari air hujan. Filtrasi dapat dilakuukan dengan tumpukan kerikil, serabut, dsb.

Setelah dilakukan filtrasi sebagai perlakuan awal, selanjutnya air akan dibawa masuk ke dalam  tangki penyimpanan. Tangki penyimpanan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tangki atas tanah dan tangki bawah tanah sesuai dengan kndisi dan konstruksi yang memungkinkan. Air hujan yang sudah ditampung , tidak serta merta langsung diknsumsi, diperlukan  pemurnian untuk membersihkan mikroorganisme dengan menggunakan filter membrane. Filtrasi menggunakan membran dapat dilakukan dengan berbagai tipe membran Microfiltration (MF) memiliki rentang pori 0.03 hingga 0.1 mikron dan dapat digunakan untuk menghilangkan partikulat, alga, dan beberapa jenis mikroorganisme. Ultrafiltration (UF) memiliki rentang pori 0.002 hingga 0.1, sehingga kemampuannya di atas MF. Teknologi baru untuk mengolah air hujan adalah membran filtrasi logam (Metal membran filtration, MMF) [15]. MMF memiliki beberapa keunggulan dibandingkan membran polimer konvensional: lebih tahan lama, lebih tahan pada tekanan (1 Mpa) dan temperatur (350°C) tinggi, tahan goncangan dan reaksi kimiawi korosif seperti ozonasi. Selain itu dapat juga diakukan teknologi distilasi untuk memisahkan air dari pengotornya menggunakan penguapan dan pengumpulan kondensat.

Manfaat
Pemanenan air hujan dapat menjadi salah satu upaya mengurangi debit air jatuh tanah ketika musim hujan, dan upaya menghadapi kekeringan saat kemarau Penggunaannya dinilai memiliki biaya yang lebih murah dan mampu memenuhi kebutuhan domestik air berdasarkan uji yang diakukan di daerah barat Amerika Jnes 2010)

Kesimpulan
Pemanenan air hujan dapat menjadi sebuah jawaban untuk memenuhi kebutuhan terhadap air bersih secara domestik pada daerah-daerah berkualitas air rendah ataupun pada daerah kurang sumber mata air

Daftar pustaka
Jones M.,2010.Performance of Rainwater Harvesting Systems in Southeasthern United States.     Resources, Conservation and Recyling. 54:623-629
Ling E. 2014. Rainwater Harvesting System. Viginia Cooperative Extension Virginia Tech. Virginia (US):       Virginia University
Suprapto HBA,2015, Konsep Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Air Siap Pakai Bandung ID): Institut Teknologi                 Bandung

1 komentar:

  1. @G42-SAMSUL
    Judul= kurang menarik sehingga kurang menarik perhatian pembaca untuk membaca.
    Tidak ada nama penulis atau identitas penulis. Subjudul belum ada selain itu juga tidak ada sumber artikel yang di cantumkan d setiap paragrap
    Untuk daftar pustaka sudah cukup jelas.
    Secara garis besar sudah cukup bagus buat seorang pemula.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.