A. Pendahuluan
Pada saat ini, tranportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan adanya tranportasi akan mengefektifkan pekerjaan dan membantu dalam memenuhi kebutuhan. Tranportasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu: jalur darat, jalur laut dan jalur udara. Mayoritas masyarakat lebih memilih jalur darat dalam memenuhi kebutuhan. Ketergantungan masyarakat terhadap tranportasi sangat tinggi, dengan alasan untuk mempersingkat waktu perjalanan.
Pada saat ini, tranportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan adanya tranportasi akan mengefektifkan pekerjaan dan membantu dalam memenuhi kebutuhan. Tranportasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu: jalur darat, jalur laut dan jalur udara. Mayoritas masyarakat lebih memilih jalur darat dalam memenuhi kebutuhan. Ketergantungan masyarakat terhadap tranportasi sangat tinggi, dengan alasan untuk mempersingkat waktu perjalanan.
B. Tranportasi Berbasis Online
Arus globalisasi telah membawa
Indonesia mengalami kemajuan yang pesat dalam pemanfaatan teknologi komunikasi.
Perkembangan dalam teknologi komunikasi telah banyak digunakan dalam bisnis
yang bermunculan belakangan ini. Salah satunya yaitu hadirnya jasa penyedia
jasa transportasi berbasis online (TBO). Kehadiran transportasi berbasis online
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan merupakan salah satu penjawab rasa
ketakutan masyarakat dengan keamanan transportasi umum. Go-Jek, merupakan transportasi
berbasis online pertama dan pelopor di Indonesia dan menjadi salah satu pilihan
masyarakat Indonesia dalam memilih transportasi untuk bepergian.
Menurut Amajida (2016), Go-Jek
adalah perusahaan penyedia jasa pemesanan ojek yang menggunakan teknologi
aplikasi android. Selain jasa transportasi, Go-Jek juga berinovasi dengan
menyediakan jasa-jasa lain yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Jasa yang
disediakan Go-Jek antara lain: Go-Ride,
Go-Send, Go-Mart, Go-Food, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, Go-Massage, dan Go-Busway.
- Go-Ride: Memberikan jasa transportasi kepada pengguna untuk mengantarkan pengguna berpergian ke tempat yang dituju.
- Go-Send: Jasa pengiriman barang dengan menggunakan sepeda motor yang dapat dipesan secara online.
- Go-mart: Memberikan jasa untuk berbelanja kebutuhan seharihari pengguna. Go-Mart dapat melayani pembelanjaan di supermarket, pet shop, office supplies, dan toko perbelanjaan lainnya. Pengendara Go-Jek akan membeli barang pesanan dan mengantarkannya ke alamat yang dituju. Batas pembelanjaan maksimal Rp 1.000.000,- setiap order.
- Go-Food: Jasa untuk pesan antar makanan ke alamat yang dituju. Pengguna dapat memilih makanan dan restoran yang diinginkan melalui aplikasi yang tersedia. Untuk jasa Go-Food, pihak Go-Jek juga membatasi maksimal total harga makanan sebesar Rp 1.000.000,- dalam satu order.
- Go-Box: Jasa mengangkut barang dalam jumlah yang banyak, dengan menggunakan mobil bak terbuka ataupun tertutup. Go-Box dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk pindah rumah, pindah kantor, atau lainnya.
- Go-Clean: Memberikan pelayanan untuk membersihkan rumah. GoJek menyediakan satu orang asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah selama satu hari.
- Go-Glam: Menyediakan jasa kecantikan kepada pengguna. Pelayanan GoGlam dapat berupa creambath, pedicure, manicure, dan mewarnai rambut.
- Go-Massage: Jasa pijat yang dapat dipesan melalui aplikasi Go-Jek. GoMassage ini dapat melayani pijat, lulur, dan refleksi dengan mendatangi langsung ke lokasi keberadaan pemesan.
- Go-Busway: Pengelola Go-Jek dan TransJakarta bekerjasama menghasilkan fitur Go-Busway. Fitur ini menyediakan layanan untuk mengantarkan pengguna ke halte busway tertentu. Fitur Go-Busway menyediakan informasi untuk melacak keberadaan dan kehadiran bus TransJakarta di setiap halte.
Dari beberapa pengalaman warga
masyarakat, tranportasi berbasis online dirasa lebih mudah jika dibandingkan
dengan tranportasi konvensional karena
dapat memenuhi beragam kebutuhan keseharian.
Tidak hanya menyediakan jasa transportasi bepergian, tranportasi
berbasis online juga telah menyediakan beragam kebutuhan keseharian lainnya,
seperti jasa mengantar makanan, jasa angkut barang menggunakan mobil, jasa
berbelanja, mengantarkan barang, mengantarkan pengguna ke halte TransJakarta,
pelayanan kecantikan, jasa membersihkan rumah, dan jasa pijit.
Dibalik kemudahan-kemudahan yang
diberikan , ternyata di dalam masyarakat terjadi pro dan kontra terhadap adanya
tranportasi berbasis online. Tranportasi berbasis online ini awalnya mendapat
berbagai penolakan dari berbagai pihak, salah satunya terjadi bentrokan antara
pengemudi taksi reguler dan pengemudi transportasi berbasis online. Pada tanggal
22 Maret 2016 pengemudi taksi konvensional melakukan aksi demo yang menuntut
diblokirnya layanan tranportasi berbasis online. Selain pengemudi taksi
konvensional tranportasi berbasis online juga mendapat protes keras dari
pengemudi ojek pangkalan. Sejumlah pengemudi ojek
pangkalan mengamuk dan menyerang pengemudi ojek online yang tengah membawa
penumpang. Tetapi seiring dengan
perjalanan waktu, konflik tersebut kian lama mulai mereda. Ancaman pihak
kepolisian yang akan menindak ojek pangkalan apabila
mereka melakukan kekerasan terhadap ojek online,
menjadi salah satu penyebabnya.
Menurut Prihatin (2016),
kehadiran transportasi berbasis online ini menandakan kita saat ini telah
memasuki revolusi industri ke empat, semua orang dapat terhubung dalam waktu
yang bersamaan. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi ke depan telah
mengubah secara radikal mekanisme bisnis dalam produk dan jasa. Dalam konteks connecting-generation,
produsen dan konsumen akan dapat bertransaksi langsung dengan sangat efisien,
andal, dan efektif tanpa membutuhkan jasa dan bisnis antara. Pada satu sisi,
revolusi ini melahirkan peluang usaha baru, namun pada saat yang bersamaan mengurangi
para pekerja yang selama ini menggantungkan diri pada usaha konvensional yang
berisiko akan meredup dan hilang dengan hadirnya revolusi industri keempat ini.
Transportasi berbasis online
muncul sebagai bentuk inovasi dari ojek konvensional karena memasukkan unsur
teknologi di dalamnya. Pemanfaatan teknologi aplikasi pada transportasi
berbasis online memberi nilai lebih pada kegunaannya. Teknologi aplikasi yang
digunakan oleh transportasi berbasis online sebagai bentuk dari kreativitas
masyarakat dirasa para pengguna mampu mengurangi beragam risiko ketidakpastian
yang mereka hadapi pada kemacetan di kota-kota besar.
Daftar Pustaka:
- Wiratri Anindhita, Melisa Arisanty dan Devie Rahmawati. 2016. Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna Pada Bisnis Transportasi Ojek Online. Dalam: http://journal.bakrie.ac.id/index.php/INDOCOMPAC/article/viewFile/1638/pdf (Diakses tanggal 9 September 2017).
- Amajida, F.D. 2016. Kreativitas Digital dalam Masyarakat Risiko Perkotaan: Studi Tentang Ojek Online “Go-Jek” di Jakarta. Dalam: http://oaji.net/articles/2016/3122-1469763471.pdf (Diakses tanggal 9 September 2017).
- Prihatin, R.B. 2016. Dampak Sosial Transportasi Berbasis Online. Dalam: http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-7-I-P3DI-April-2016-31.pdf (Diakses tanggal 9 September 2017).
- Pratama, A.H. 2015. Kilas Balik Perkembangan Ojek Online di Indonesia Sepanjang 2015. Dalam: https://id.techinasia.com/kilas-balik-ojek-online-2015 (Diakses tanggal 9 September 2017).
- Rifaldi, Kadunci dan Sulistyowati. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Transportasi Online Gojek Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Mahasiswa/I Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta. Dalam: jurnal.pnj.ac.id/index.php/epigram/article/download/819/528 (Diakses tanggal 9 September 2017).
@F08-Suheri,
BalasHapusUlasannya bagus, dapat dijadikan referensi.