.

Sabtu, 09 September 2017

TEKNIK BERKEBUN TANPA TANAH


                

 Kemajuan jaman seperti yang kita rasakan sekarang ini ternyata memiliki sisi buruk. Di tengah maraknya pembangunan gedung-gedung besar diberbagai kota ternyata berdampak pada berkurangnya lahan kosong yang berdampak pada sedikitnya tanaman hijau yang kita jumpai, terutama di kota-kota besar. Hal ini menyebabkan mahalnya berbagai tanaman bahkan sayuran yang biasa kita makan di sekitar kita. Namun, kini masyarakat modern tak perlu lagi khawatir karena sekarang kita dapat bercocok tanam dengan cara hidroponik. Apa itu hidroponik?berikut penjelasannya.

Pengertian Hidroponik
Hidroponik(Inggris:hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik adalah budidaya tanaman yang memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagi media tanam atau soilless.

Sejarah Hidroponik
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan tanpa  tanah ditulis pada buku Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah kematiannya. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun 1699,John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Ia menemukan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik dari tanaman dengan air murni. Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, dan penemuan dari ahli botani Jerman Julius von Sachsdan Wilhelm Knop, pada tahun-tahun 1859 - 1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah. Pertumbuhan tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran dan masih banyak digunakan saat ini. Sekarang, Solution culture dianggap sebagai jenis hidroponik tanpa media tanam inert, yang merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur  hara. Terakhir pada tahun 1936 istilah hidroponik lahir, istilah ini diberikan untuk hasil dari Dr. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA, berupa tanaman tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi mineral hasil uji cobanya (meskipun ia menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA Setchell,dari University of California). Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak universitas tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk eksperimen karena skeptisme orang-orang administrasi kampus dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia untuk membeberkan resep nutrisi pertama yang dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Sementara akhirnya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas menugaskan Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang formula Gericke, pada tahun 1940, setelah meninggalkan jabatan akademik di iklim yang tidak menguntungkan secara politik, dia menerbitkan buku berjudul Complete Guide to Soil less Gardening.

Macam-Macam Media Tanam

a. Rockwool



Contoh penggunaan rockwool dalam budidaya hidroponik Rockwool merupakan salah satu media tanam hidroponik yang paling banyak digunakan oleh petani/hobis hidroponik khususnya di Indonesia.
Rockwool merupakan media tanam anorganik yang berbentuk menyerupai busa, memiliki serabut - serabut halus dan bobotnya sangat ringan. Busa ini terbentuk dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi hingga meleleh, kemudian mencair dan terbentuklah serat - serat halus.

b. Cocopeat



Cocopeat merupakan media tanam organik yang terbuat dari serbuk sabut kelapa. Karena bersifat organik, maka bisa dikatakan cocopeat adalah media tanam yang ramah lingkungan. Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0 - 6,8 dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran. Dalam penggunaannya, biasanya cocopeat dicampur dengan media tanam lain seperti sekam bakar dengan perbandingan 50 : 50. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mempertinggi aerasi pada media tanam, karena daya serap air cocopeat sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat aerasi ini berfungsi agar akar dapat bernafas (menyerap oksigen) lebih baik.

c. Hydroton



Hydroton merupakan media tanam hidroponik yang terbuat dari bahan dasar lempung yang dipanaskan, berbentuk bulatan –bulatan dengan ukuran bervariasi antara 1 cm - 2,5 cm. Dalam bulatan-
bulatan ini terdapat pori-pori yang dapat menyerap air (nutrisi) sehingga dapat menjaga ketersediaan nutrisi. Hydroton memiliki pH netral dan stabil. Dengan bentuk yang bulat (tidak bersudut), maka dapat mengurangi resiko merusak akar, dan ruang antar bulatan-bulatan ini bagus untuk ketersediaan oksigen bagi akar. Hydroton dapat dipakai berulang-ulang, cukup dicuci saja dari kotoran/lumut/alga jika akan digunakan untuk penanaman selanjutnya.

d. Sekam Bakar



Sekam bakar merupakan salah satu media tanam yang sering dan umum dipakai, tidak hanya untuk budidaya hidroponik saja tetapi juga untuk budidaya-budidaya tanaman dalam pot. Media tanam ini mudah kita temui dan harga sangat ekonomis. Sekam bakar memiliki daya ikat air yang cukup bagus, serta aerasi yang baik. Merupakan media tanam organik sehingga ramah lingkungan, pH netral sehingga bagus untuk perakaran tanaman. Dalam penggunaannya pada budidaya hidroponik, sering dicampur dengan cocopeat.

e. Perlite



Perlite merupakan media tanam yang dibuat dari batuan silika yang
dipanaskan pada suhu tinggi. Perlite memiliki aerasi yang bagus, pH netral dan bobot yang sangat ringan (mirip busa/styrofoam). Perlite memiliki daya serap air cukup baik sehingga bagus untuk perakaran. Dalam penggunaannya, biasa dicampur dengan media tanam lain seperti cocopeat atau vermiculite dengan perbandingan tertentu.

f. Vermiculite


Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama dengan perlite, terbuat dari batuan yang dipanaskan pada suhu tinggi. Tetapi verculite memiliki daya serap air lebih tinggi dan bobot lebih berat dari perlite. Dalam penggunaannya, biasa dicampur dengan perlite dengan perbandingan tertentu.

g. Pasir


Pasir dapat digunakan untuk pembenihan tanaman pantai dan pegunungan contoh di pantai seperti buah kelapa dan biji kacang.

h. Kerikil

Kerikil dapat digunakan untuk penanaman di dalam rumah kita jika ingin menambah kesan keindahan interior rumah, yang dapat di tanam dengan media kerikil hanya tanaman yang tahan terhadap air atau kebutuhan airnya tinggi.

i. Serbuk kayu

Serbukkayu biasa digunakan untuk tanaman yang memerlukan kelembababan yang tinggi misalnya jamur.

Macam-Macam Jenis Tanaman Yang Dapat Ditanam Secara Hidroponik

Jenis sayuran hidroponik meliputi Pokcoy, sawi, bayam, kangkung, kailan, selada, sladri, dan lain-lain.

Jenis buah-buahan meliputi mentimun, melon, cabe, tomat, terong dan lain-lain.

Jenis tanaman herbal
seperti daun mint, basil, ketumbar, dan lain-lain.

Jenis tanaman bunga
seperti anggrek, bunga mawar juga dapat dilakukan secara hidroponik.

Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/
http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/
http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/
http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html
http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/




1 komentar:

  1. @B26-Lavenia

    Selamat malam, berikut beberapa koreksi terkait artikel

    - judul sudah cukup menarik. Nice hehehe
    - nama penulis tidak dicantumkan diawal postingan
    - identitas penulis juga tidak dicantumkan di main mapnya, penempatan main map seharusnya disebelah kiri bukan di tengah
    - Pencantuman sumber tiap alenia belum dicantumkan, namun apabila hasil dari pemikiran sendiri, maka sumber tidak perlu dicantumkan
    - Penulisan daftar pustaka belum sesuai, jangan lupa dicantumkan tanggal aksesnya

    Terimaksih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.