WIRELESS
CHARGING
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi tanpa kabel atau sering disebut dengan wireless saat ini semakin
pesat. Hal ini dilandasi karena juga meningkatnya teknologi pada perangkat
elektronik yang sering digunakan kebutuhan komunikasi dan kebutuhan
sehari-hari. Setiap perangkat elektronik tersebut pasti memerlukan daya listrik
untuk peranannya, seperti pengisian baterai, disini peran kabel sangatlah
penting untuk perantara transfer daya tersebut. Ketergantungan manusia terhadap
perangkat elektronik sangat terasa dikehidupan sehari-hari dimana semakin
banyak perangkat elektronik semakin banyak pula kabel yang dibutuhkan untuk
transfer daya disetiap perangkat ada juga yang digunakan untuk pengisian
baterai perangkat elektronik selain itu juga banyak menarik para peneliti dalam
tahun terakhir (Zhou et al., 2014).
Apabila ada alat yang digunakan untuk transfer
daya listrik tanpa kabel untuk perangkat elektronik tentunya akan mempermudah
manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam segi praktis, serta efisien. Alat
yang menggunakan kopling magnetik diangaap cocok digunakan pada teknologi ini
karena proses pengiriman dayanya tidak menggunakan kontak fisik tetapi
menggunakan induksi magnet yang saling berinteraksi (Muchtar,M. 2013).
Pada
abad ke-19 Ilmuwan Nicola Tesla telah mempelajari dan meneliti tentang pemancar
dan penerima daya listrik tanpa melalui penghantar atau kabel. Yaitu dengan
mengembangkan dan mempelajari sistem induksi elektromagnetik pada kumparan
Tesla sampai pada akhirnya Nicola Tesla membangun sebuah menara bernama
Wardenclyffe. Menara ini bertujuan untuk pembangkit dan pemancar daya listrik
serta pemancar informasi ke seluruh dunia. Yang pada akhirnya menara ini
dihancurkan sebelum beroperasi dikarenakan berhentinya sumber dana. Disini bisa
dilihat bahwa induksi elektromagnetik juga bisa digunakan untuk transfer daya
listrik contohnya trafo yang bisa mengirimkan daya listrik dari lilitan ke
lilitan yang lain tanpa menghubungkan kedua lilitan tersebut akan tetapi
memerlukan inti besi sebagai tempat berjalannya aliran induksi elektromagnetik
serta jarak yang cukup dekat sehingga kurang efisien. Berbeda dengan induksi
elektromagnetik pada trafo yang dapat menurun efisiensinya Karena jarak
sedangkan resonansi magnetik ini tidak (Zhao et al., 2013). Sehingga konsep
magnetik dapat digunakan untuk mentransfer daya dari lilitan pemancar ke
lilitan penerima dengan tegangan tinggi (Agbinya, J. 2012).
DESKRIPSI
SISTEM
Dikutip
dari Otora, Michael 2010 terdapat beberapa komponen utama dalam isitem transfer
daya listrik nirkabel, antara lain :
- · High frequency transformer yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 V menjadi 12 V dan menaikkan frekuensi dari 50 Hz menjadi 25KHz.
- · Primary coil yang berfungsi untuk membangkitkan fluks magnet
- · Secondary coil yang berfungsi untuk menangkap fluks magnet
- · HF rectifier and filter dimana untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangna DC dan mengurangi riplle
- · Regulator yang digunakan untuk membatasi tegangan berlebihan pada bateray handphone
Sherly Puspita Rahman Dkk,
·
“ Perancangan
dan realisasi prototype sistem transfer daya listrik nirkabel untuk baterai
handphone “ september 2013
|
PERANCANGAN
SISTEM
Rahman
SP, Dkk (2013) dalam sebuah artikelnya melakukan sebuah eksperiman dengan
menentukan jumlah lilitan dan diameter dari primary dan secondary coil agar
dapat beresonansi pada frekuensi high-frequency transformer yaitu 25 kHz.
Dengan menetapkan nilai-nilai kapasitor pada pengirim dan penerima
berturut-turut sebesar 0,0000737 μF dan 1000 μF, diperoleh jumlah lilitan dan
diameter primary dan secondary coil sebagai berikut:
Primary coil: Diameter = 9 cm , Jumlah
lilitan = 20
Secondary coil: Diameter = 9 cm , Jumlah
lilitan = 36
TAHAP
PENGUJIAN ALAT
Pengujian
yang dilakukan meliputi pengujian tegangan keluaran regulator yang terdapat
pada penerima yang merupakan masukan bagi baterai handphone dan pengujian lama
waktu yang diperlukan untuk pengisian batere handphone hingga penuh. Hasil
pengukuran tegangan keluaran regulator pada bagian penerima bahwa tegangan
sebesar 5 V DC terjadi pada keluaran regulator untuk jarak pengirim dan
penerima maksimal sejauh 2 cm. Untuk jarak yang lebih jauh, maka tegangan
keluaran regulator pada penerima akan semakin berkurang.
Pengujian
yang kedua adalah untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk mengisi
batere handphone hingga penuh dan mengetahui laju pengisian batere handphone.
Hasil pengujian ditunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengisian batere hingga penuh adalah sekitar 60 menit. Selain itu, laju
pengisian batere adalah konstan, yaitu batere handphone terisi 20% penuh setiap
10 menit.
KESIMPULAN
Pada
penelitian yang dilakukan oleh Rahman SP, Dkk (2013) telah berhasil dirancang
dan direalisasikan sebuah prototype sistem transfer daya nirkabel untuk
pengisian batere handphone menggunakan high frequency transformer 12 V 25 kHz,
primary coil 20 lilitan dengan diameter 9 cm dan secondary coil 36 lilitan
dengan diameter 9 cm. Untuk jarak primary coil (pengirim) dan secondary coil
(penerima) sejauh 2 cm, alat ini mampu memberikan tegangan sebesar 5 Volt pada
terminal masukan batere handphone (terminal keluaran regulator)
DAFTAR
PUSTAKA
·
Octora, Michael “Analisa dan Rancang Bangun
Rangkaian Penerima pada Sistem Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel.” Skripsi
Universitas Indonesia, 2010.
·
Rahman SP, Dkk “ Perancangan dan realisasi prototype sistem transfer daya listrik
nirkabel untuk baterai handphone “ september 2013
·
Muchtar, M., Studi, P., Elektro, T., Teknik, A.,
& Makassar, I. (2013). Terobosan Baru
Transmisi Energi Listrik Tanpa kabel, (November), 14–15.
·
Agbinya, J. (2012). Wireless Power Transfer, (5), 73–75.
·
Hu, W., Zhou, H., Deng, Q., & Gao, X.
(2014). Optimization Algorithm and
Practical Implementation for 2-coil Wireless Power Transfer Systems, 2014,
4330–4335.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.