.

Sabtu, 18 Maret 2017

Hijau Dan Hemat Energi




Dalam proses produksi gula penggunaan bahan bakar berupa minyak itu berperan penting maka dari itu untuk menghemat bahan bakar disiasati dengan bakar lain, seperti: kayu, residu, daun tebu kering (dhadhuk), dan sabut kelapa. Dalam operasi  normal residu hanya digunakan pada waktu mulai  penyalaan ketel.
Namun dalam beberapa tahun  belakangan ini pemakaian residu menjadi  sangat tinggi, sehingga meningkatkan biaya  operasional pabrik.Dalam rangka menurunkan biaya operasional  pabrik di pabrik gula, maka telah dilakukan audit . Audit energi ini difokuskan pada upaya peningkatan efisiensi pemakaian energi di PG, khususnya pengurangan residu sebagai bahan bakar ketel, Audit energi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan potret penggunaan energi, mengidentifikasi peluang penghematan energi, dan memberikan rekomendasi perbaikan guna meningkatkan efisiensi peralatan konversi energi yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya produksi.
Melalui kegiatan audit energi ini telah dilakukan kajian penurunan biaya produksi melalui penghematan energi. Dari sisi energi, penghematan biaya energi dapat dicapai dengan melakukan perbaikan, modifikasi ringan sampai dengan penambahan peralatan.Audit energi merupakan suatu upaya untuk  meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan energi serta rasional dalam pemakaian dan pengoperasiannya. Dengan penggunaan energi yang efisien, efektif, dan rasional tersebut tentunya tanpa mengurangi: kualitas dan jumlah produk di industri, dan produktivitas dan kenyamanan kerja karyawan. Karenanya tujuan dari audit energi di pabrik gula ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Memperoleh gambaran secara lengkap dan
menyeluruh tentang neraca energi (khususnya
uap)
• Mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan


Didalam sebuah pabrik juga dibutuhkan pencahayaan dan untuk penghematan dan pemanfaatan tata surya agar lebih alami dan penghematan energi. Umumnya, ruangan memiliki jendela kaca, yang merupakan media transparan yang dapat melewatkan cahaya siang hari dari luar ruangan masuk ke dalam ruangan. Cahaya siang hari ini terdiri dari cahaya yang berasal dari sinar matahari langsung, cahaya difus langit, dan cahaya pantulan dari lingkungan.memperoleh cahaya alami sehingga membutuhkan cahaya lampu listrik walaupun pada siang hari. Untuk dapat memanfaatkan cahaya alami siang hari, ruang-ruang “tak berjendela” ini dapat memanfaatkan seperangkat perangkat optik yang dapat menyalurkan cahaya alami (cahaya langsung maupun difus) dari luar bangunan ke ruangan tersebut. Berbagai cara dapat ditempuh untuk menyalurkan cahaya alami ini ke ruangan, seperti memanfaatkan cermin pemantul secara langsung atau dengan menggunakan lorong  pemandu cahaya.
Pemandu cahaya matahari yang dirancang memanfaatkan sifat pantul (refleksi) cermin, yang dikonstruksi saling berhadap-hadapan dengan bentuk penampang persegi. Matahari  Penyalur cahaya alami yang dirancang  difokuskan untuk menyalurkan cahaya matahari langsung karena iluminansi cahaya langsung ini amat tinggi. Cahaya langit, yang pada sistem  jendela amat diinginkan, justru pada sistem penyalur cahaya ini tak banyak manfaatnya mengingat iluminansi yang rendah dan luas apertur sistem penyalur cahaya umumnya tidak besar, meski pada prakteknya cahaya langit ini termanfaatkan juga namun dalam perhitungan .
 Pipa cahaya berbentuk terowongan yang bagian dalamnya dilapisi dengan cermin, terdiri dari permukaan cahaya masuk, komponen  penyalur, komponen pembelok dan komponen permukaan keluar cahaya. Konfigurasi dan dimensi modul ini ditunjukkan pada gambar 1. Modul berpenampang persegi dengan dimensi permukaan masuk dan keluar 21.5cm X 21.5cm. Komponen-komponen lorong dan pembelok cahaya dapat dipasang dan dilepas menjadi sistem modular (knock down). Cermin yang digunakan adalah cermin yang banyak  ditemui di pasaran, yaitu cermin dengan lampisan pemantul pada permukaan belakang, dengan faktor pantul rata-rata sekitar 96%. Pada permukaan penerima dipasang kubah kaca berbentuk setengah bola untuk mengurangi  efek pantulan jika cahaya datang pada sudut  yang besar, sekaligus mengumpulkan cahaya  masuk. Kubah menggunakan kaca transparan dengan ketebalan 1 mm, dengan faktor transmisi rata-rata 99%. Kubah diletakkan pada dudukan terbuat dari stainless steel mengkilat, yang diinstalasi di atas permukaan masuk. Diinginkan cahaya masuk dapat ‘dijebak’ dengan model  belokan 45 o tersebut sehingga pada sudut datang yang besar, cahaya yang berbalik arah dapat diminimasi. Panjang lintasan cahaya dengan sudut datang 0o adalah 112.5cm.
 Modul pemandu cahaya ini akan dipasang pada rumah model, yang akan digunakan  Prinsip dasar penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) ini bertujuan untuk menekan investasi awal yang tinggi dari penggunaan modul fotovoltaik sebagai salah satu sumber energi alternatif yang merupakan potensi  energi yang cukup besar di Indonesia. Sistem hibrida yang terpasang terdiri atas gabungan fotovoltaik dan diesel sebagai sumber  energi dan baterai sebagai penyimpan energi  sekaligus berfungsi melakukan keseimbangan energi (energy balance).Dibandingkan energi konvensional pada umumnya, energi matahari dengan menggunakan fotovoltaik terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun pengalaman lebih dari 15 tahun operasional  di beberapa kawasan di Indonesia, sistem fotovoltaik merupakan suatu sistem yang mudah pengoperasiannya, handal serta memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi  yang rendah sehingga menjadikan sistem fotovoltaik mampu bersaing dengan teknologi  konvensional pada sebagian besar kondisi  Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang  tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan tergolong sebagai kawasan terpencil. Disain PLTH ini, menggunakan kontribusi energi antara konservatif dan energi alternatif, sehingga menghasilkan optimasi yang memungkinkan, baik terhadap penggunaan fotovoltaik, efisiensi diesel maupun pemakaian BBM. Seperti yang direncanakan  maka kontribusi energi fotovoltaik sekitar 70% dan kontribusi diesel sekitar 30 % dengan  operasi diesel sekitar 2 jam per hari. Dengan adanya kapasitas inverter dan diesel  yang lebih besar dari daya puncak beban yang direncanakan semula maka memungkinkan adanya pertamnbahan beban tanpa merubah sistem pembangkit.


DAFTAR ISI

1. PEMANDU CAHAYA MATAHARI UNTUK PENCAHAYAAN ALAMI DI BANGUNAN
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=61856

2. STUDI PENGHEMATAN ENERGI PADA UNIT KETEL UAP DI PABRIK GULA
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=61858

3. ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK GEDUNG LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI SERPONG
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=61859

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.