.

Kamis, 30 Maret 2017

Resensi Buku : Tantangan Industri Manufaktur



Judul Asli : The New Manufacturing Challenge
Pengarang : Kiyoshi Suzaki
Cetakan : I / 1987

Judul Saduran : Tantangan Industri Manufaktur
Disadur oleh : Kristianto Jahja
Penerbit : PQM Consultants
Cetakan : V / Maret 2001
Tebal : xix + 272 halaman


Menurut Tsugeng : Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1987 oleh pengarangnya Kiyoshi Suzaki, namun isinya tetap memiliki relevansi yang kuat dengan realitas saat ini, dan kelihatannya akan tetap relevan hingga kapanpun. Isi buku ini sebetulnya sudah banyak dikenal dan dibahas saat ini dan bahkan pada awal terbitnyapun di tahun 1987 dikatakan oleh penulisnya bahwa tidak ada hal yang baru di buku ini namun tantangannya adalah terletak bagaimana kita bisa memanfaatkan daya cipta kita dan mempertimbangkan melalui logika bisnis yang tajam untuk menciptakan lingkungan kerja atau kondisi untuk bisa menerapkannya dengan baik, konsisten dan sustainable.

Bagi mereka yang ditempat kerja buku ini dapat menjadi referensi untuk menciptakan peluang-peluang perbaikan yang berkelanjutan. Sedangkan bagi mereka yang berada di kantor buku ini bisa menjadi media penghubung untuk lebih memahami apa yang terjadi di tempat kerja pabrik dan mengungkapkan pola pikir penerapan disiplin yang tentunya juga terjadi di lingkungan kantor. Bagi para pimpinan perusahaan buku ini memberikan wawasan operasional pabrik dalam perspektif yang lebih luas dan baik dimana menjalin keterlibatan peran manusia dan teknik yang terpadu guna mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik.

Suzaki melalui bukunya yang dengan sangat bagus disadur oleh konsultan senior PQM ini memberikan eksplanasi yang menyeluruh dan mendalam mengenai apa itu perbaikan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan didalam dunia manufaktur, serta bagaimana aplikasinya. Walaupun sudah cukup lama buku ini terbit, namun ternyata sampai saat say abaca pun masih tetap up to date…………terima kasih kepada teman-teman dari PQM Consultant yang telah memberikan secara gratis buku ini ke saya.

Pertama melihat sampulnya dan daftar isinya, buku ini terkesan sangat “jadul” dan sangat “pabrik” atau “teknik” sekali, namun cukup mudah dipahami karena di akhir babnya ditampilkan rangkumannya dan terus terang saja awalnya agak malas untuk membacanya lebih lanjut. Namun setelah membaca pengantarnya dan membuka-buka sebagian isinya…………jadi keterusan untuk membacanya. Mungkin ini karena apa yang kita kerjakan di kantor memang sama dengan apa yang dikatakan di buku ini, jadi menarik untuk dibaca sebagai bahan referensi untuk lebih mengetahui filosofi suatu perbaikan perkelanjutan.

Secara umum buku ini dapat diringkaskan isinya menjadi beberapa point sbb:
  1. Pembahasan tentang pemborosan yang di definisikan pertama kali oleh Fujio Cho dari Toyota, dimana awalnya isu pemborosan ini di cemaskan oleh Henry Ford th 1920 yang kemudian dipelajari dengan seksama oleh jajaran Toyota. Tujuh Pemborosan dijelaskan dengan beberapa contoh aplikasinya untuk perbaikannya, hal ini untuk lebih menjelaskan kenapa teknik-teknik itu diterapkan sehingga usaha-usaha perbaikan itu dapat diterapkan dengan baik dan efektif.

  2. Pentingnya disiplin untuk menjaga pengendalian produksi, maintenance, jaminan mutu dan lay out yang optimal akan dapat menghasilkan hasil yang maksimal pula.

  3. Kunci untuk pengembangan daya saing perusahaan dengan produk yang beragam dengan lead time yang singkat semakin dituntut oleh pelanggan kita, sehinga setup time reduction amatlah diperlukan.

  4. Pentingnya untuk perbaikan kearah product layout dan bukannya ke proses atau functional layout dimana hanya berorientasi pada efisiensi unit produksi mereka sendiri dan kurang peduli untuk berpikir ke sistim aliran produksi yang menyeluruh.

  5. Pentingnya peningkatan kemampuan / skill pekerja guna fleksibiltas kerja sehingga menghindari ruang kerja yang kaku karena dibatasi oleh Job description yang kaku.

  6. Dengan menggabungkan konsep aliran produksi lancer dan peningkatan kemampuan operator maka akan dapat meningkatkan produktifitas dan aliran produksi lebih lancer sehingga akan semakin mudah didalam pengendaliannya.

  7. Menguatkan system produksi dengan alat-alat bantu seperti teknik Jidoka, Andon, Visual Board, Poka-yoke, SPC, Visual Control maka operasi pabrik akan semakin terkait dengan komunikasi yang jauh lebih bagus dan keterlibatan setiap orang adalah sangat penting.

  8. Pelibatan yang efektif dari para operator adalah kunci sukses untuk produksi tanpa gangguan Mesin. Hal ini bisa terjadi karena dikatakan produksi tanpa gangguan mesin hanya dapat dipastikan pada sumbernya yaitu pada mesin yang sedang berjalan, sehingga kemampuan operator untuk merasakan gejala sebelum mesin rusak adalah sangat perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian tingkat kemampuan dan keterlibatan operator didalam mengoperasikan, merawat dan memperbaiki suatu mesin akan sangat mendukung operasi produksi tanpa gangguan mesin.

  9. Pentingnya penerapan standarisasi kerja dimana pebrikan lebih ditekankan dari sekedar menerapkan standar yang statis. Keterlibatan operator sangat penting untuk mencapai operasi yang efisien sehingga kita perlu mengembangkan standard yang benar-benar aplicable atau dapat diterapkan dengan mudah.

  10. Menjalin semua kegiatan menjadi satu yang saling terkait dapat diterapkan dengan alat bantu Kanban, Tabel sikuls, Labelling dlsb dengan alat bantu ini memudahkan kita melakukan pengendalian dan membatasi produksi yang berlebihan.

  11. Pentingnya melakukan kegiatan yang saling menguntungkan dengan pemasok, karena mereka juga merupakan jalur utama alur proses produksi kita.

  12. Menggalang kemitraan bersama para pekerja, disini dijelaskan pentingnya peningkatan kemampuan pekerja untuk menjadikan kuatnyanya perusahaan dengan semakin kuatnya banyak terjadi sharing, pertukaran informasi antar pekerja dan mereka semakin terdidik serta terlatih makan semakin sedikit kesulitan dihadapi dan mengembangkan sasaran bersama untuk peningkatan kinerja.Dimana hal ini dapat didekati dengan memberikan rasa ama bagi pekerja, jaminan bagi semua orang, perbaikan melalui peningkatan kemampuan manusia. Selain itu juga ada beberapa tips yang di sarankan untuk lebih memberikan ruang bagi para manusianya untuk berperan serta melalui hal-hal berikut ini:
    - Pengelolaan melalui informal discussion (ramah tamah) dengan para pekerja di shopfloor
    - Menciptakan bursa saran (atau ideas untuk improvement)
    - Menciptakan media kegiatan perbaikan bagi small group
    - Membuat bulletin karyawan,
    - Menciptakan bentuk-bentuk recognition (penghargaan ide terbaik, juara kebersihan dll)
    - Membuat pagelaran hasil kegiatan improvement secara periodik (konvensi GKM)
    - Media-media promosi dan komunikasi semacam spanduk, poster dll
    - Memberi perhatian yang tulus terhadap masalah perseorangan / kemanusiaan.


Daftar Pustaka :



Tsugeng, 07 Oktober 2008, Tantangan Industri Manufaktur, Pamulang. 
 Dalam, http://tsugeng.blogspot.co.id/2008/10/tantangan-industri-manufaktur.html



https://www.google.com/search?q=buku+tantangan+industri+manufaktur&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiyp-Kbgf7SAhVW_mMKHVoFD6kQ_AUIBigB&biw=1366&bih=657#imgrc=sQfUX5GgomlXkM:
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.