.

Minggu, 19 Maret 2017

Teknologi Garis Gawang Dalam Sepak Bola

Dalam sepak bola, teknologi garis gawang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak. GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan akhir. Dilatarbelakangi oleh beberapa keputusan kontroversial pada sejumlah pertandingan Liga Utama InggrisPiala Dunia FIFA 2010, dan Euro 2012, FIFA (yang sebelumnya menolak penggunaan teknologi ini) melakukan pengujian terhadap beberapa kandidat potensial untuk teknologi garis gawang. Sembilan buah sistem diuji pada tahap awal, namun hanya dua buah sistem bertahan.Pada 5 Juli 2012, International Football Association Board secara resmi menyetujui penggunaan teknologi garis gawang. Kedua sistem yang disetujui yakni GoalRef dan HawkEye. Keduanya sistem yang diuji pada pengujian tahap kedua. Pada bulan Desember 2012, FIFA mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan teknologi garis gawang untuk pertama kalinya dalam sebuah pertandingan kompetitif pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2012 di Jepang.

Teknologi garis gawang bekerja pada prinsip menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum. Adapun komponen penting dalam penerapan teknologi ini, yaitu :


Bola yang digunakan dalam teknologi ini tentu bukan bola sepak biasa, melainkan bola yang telah dimodifikasi. Bentuk bola tersebut memang tidak jauh beda dengan bola pada umumnya. Bentuknya tetap bundar dengan bahan 100 persen polyurethane. Yang tampak berbeda hanya desain luar. Bentuknya tidak lagi terdiri atas bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, garis-garisnya didesain berupa lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8. Di dalam bola ini terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap berada di tengah bola. Microchip dibuat sedemikian rupa agar tidak rusak ketika mengalami guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan. Berat bola mengikuti standard pada umumnya dan tidak dipengaruhi oleh adanya microchip.
Unit ini menerima pesan dari komputer pusat dan menentukan apakah goal telah dicetak. Unit ini berbentuk seperti jam tangan yang dipakai oleh hakim garis dan wasit yang bertugas saat pertandingan. Pesan ”goal” yang dikirim dapat berupa pesan visual, audio, atau getaran.
Kabel tipis akan diletakkan di sekeliling area gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel tersebut berdiameter 2 mm dan ditanam didalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini akan membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang. Kerja kabel ini tidak akan dipengaruhi oleh perubahan cuaca selama pertandingan berlangsung.

Teknologi garis gawang dalam dunia sepakbola memiliki tiga perangkat penting. Ketiga perangkat tersebut terintegrasi satu sama lain sehingga memberikan informasi langsung kepada sang pengadil lapangan mengenai bola sudah melewati garis gawang atau belum (sah atau tidak sahnya gol).

Smart Ball System

Proyek imajinatif yang mendasari teknologi garis gawang dimulai oleh dua perusahaan asal Jerman, yakni Adidas dan Cairos Technologies. Kedua perusahaan tersebut memasang sebuah sensor di dalam bola.
Dimana sensor tersebut memberikan sinyal langsung kepada sensor yang juga terpasang di area lapangan sepakbola. Sinyal yang dipancarkan dari Smart Ball System langsung terintegrasi dengan Hawkeye System yang diletakkan di area garis gawang untuk memberitahukan bola sudah melewati garis gawang atau belum.

Hawkeye System

Sistem ini dikembangkan langsung oleh perusahaan asal Inggris bernama Hawk-Eye. Perusahaan ini sukses dan paling terdepan dalam mengembangkan system Hawk-Eye. Dimana perangkat tersebut sebelumnya sudah dipergunakan dalam olahraga Cricket dan Tennis.
Namun dalam dunia sepakbola, penggunaan sistem ini berbeda dari dua jenis olahraga tersebut. Dalam sepakbola, digunakan kamera sebanyak tiga pasang yang difokuskan pada setiap garis gawang.
Tiga kamera tersebut mampu menangkap gambar sebanyak 600 frame setiap detiknya. Perangkat itu terdapat dua sistem untuk menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum, yakni melalui suara atau jam. Sehingga itulah kenapa para pengadil lapangan di Liga Primer Inggris menggunakan headset.

Smart Ref System

Kedua perangkat diatas tak akan berguna apabila tidak adanya sistem Smart Ref System yang dikembangkan langsung oleh Fraunhofer IIS melalui sistem gelombang radio. Sinyal yang dipancarkan oleh dua perangkat sebelumnya langsung diterima oleh peringkat ketiga ini.


Daftar Pustaka :

1. Wikipedia, 2013, Teknologi Garis Gawang, https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_garis_gawang. Di akses tanggal 19 Maret 2017

2. Anonim, 2017, Teknologi Garis Gawang Dalam Sepakbola, http://www.wbartmuseum.com/teknologi-garis-gawang-dalam-sepakbola.htm. Di akses tanggal 19 Maret 2017

3. Malvin Yudhistira, 2016, Makalah Teknologi Garis Gawang, http://malvinyudhistirasuksesjaya.blogspot.co.id/2016/03/makalah-teknologi-garis-gawang.html. Di akses tanggal 19 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.