.

Jumat, 17 Maret 2017

TEKNOLOGI MASA DEPAN "SMART FLOATING FARMS"


@D02-Andi
Oleh- Muhamad Andi yusuf
Masa depan sebuah prediksi waktu yang tidak bisa ditebak nantinya , ada banyak hal dimasa depan yang ingin kita ketahui  dan kita ikuti perkembangannya salah satunya teknologi ,Teknologi saat ini sudah sangatlah canggih tapi bagaimana 5 , 10 , 20 bahkan 50 tahun kedepan  ???
Pada pelajaran geografi kita sering disuguhkan rasio (perbandingan) banyaknya lautan dan daratan di muka bumi ini. Sebagai contoh 2/3 permukaan bumi diliputi oleh air, sementara 1/3 nya adalah daratan. Perbandingan ini hanya secara kasar, namun detailnya sekitar 71% ditutupi oleh air, sisanya daratan.
Menurut  Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dilansir nusantaranews.co  memprediksi jumlah penduduk akan terus mengalami lonjakan. Data PBB menunjukkan, bahwa penduduk dunia akan mencapai angka 8,5 miliar jiwa pada 2030, dan 9,7 miliar jiwa pada penghujung 2050, serta 11,2 miliar di akhir abad ini.
Daratan saat ini misal di Indonesia banyak lahan-lahan kosong bahkan lahan-lahan pertanian digusur untuk dijadikan perumahan , gedung-gedung pencakar langit , DLL. Berkurangnya lahan hijau  dan lahan kosong untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan akan mengancam  keberlangsungan hidup makhluk hidup karena bahan paangan yang dihasilkan lahan pertanian dan perkebunan berkurang ,  lebih luas perairan ketimbang daratan bisa kita manfaatkan sebagai solusinya , Di beberapa Negara misal Bangladesh india bahkan diindonesia daerah jawa barat sudah menerapkan pertanian apung hanya saja masih dengan cara tradisional Untuk itulah sebuah biro arsitektur dari Barcelona membuat sebuah proposal inovasi : Smart Floating Farms , Didesain untuk melengkapi pertanian tradisional, lahan pertanian terapung ini bertenaga panel surya dan terdiri dari modul-modul yang bisa digunakan pada muka air yang kurang terpakai. Alat ini dapat menjadi media untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam jangka panjang.
Smart Floating Farms (SFF) didesain sangat pintar dan beroperasi secara otomatis dengan mengombinasikan tenaga surya, pertanian hidroponik dan budidaya ikan. Menurut arsiteknya, proyek SFF ini dirancang untuk keperluan komersial dengan bahan-bahan dan teknologi yang sudah teruji. Kebun ini akan bisa digunakan di permukaan perairan untuk mengurangi ketergantungan terhadap makanan impor atau mengurangi jejak karbon pada makanan.
Bentuk modul SFF terinspirasi oleh konfigurasi tradisional yang digunakan oleh keramba jaring apung di banyak negara di Asia. Setiap modul yang ringan ini berukuran 200 x 350 meter dan bisa dihubungkan dengan modul lain untuk membentuk klaster kebun dalam jangkauan pejalan kaki. Walaupun fokusnya ada pada perkebunan, namun proyek ini juga bisa digunakan untuk penelitian atau edukasi ,  Modul SFF ini terdiri dari 3 tingkat, yaitu level dasar untuk budidaya ikan dan teknologi pemurnian air laut, level diatasnya adalah untuk perkebunan hidroponik sementara bagian atap untuk pembangkit listrik tenaga surya, pencahayaan alami dan pengumpul air hujan. Dengan menggunakan modul yang bisa digabungkan, SFF dapat diperbesar, diadaptasikan dan efisien dalam sumber daya. Setiap modul diestimasi dapat memproduksi 8.152 ton sayuran per tahun dan 1.703 ton air per tahun.


Daftar Pustaka

https://vandha.wordpress.com/tag/perbandingan-air-dan-darat/                                        Diakses tanggal 16 maret 2017
http://www.greeners.co/ide-inovasi/pertanian-terapung-berteknologi-modern/                 Diakses tanggal 16 maret 2017
http://www.ecowatch.com/giant-solar-floating-farm-could-produce-8-000-tons-of-vegetables-annua-1882045025.html                                                                                         Diakses tanggal 16 maret 2017
http://nusantaranews.co/sawah-terapung-solusi-keterbatasan-lahan/                                Diakses tanggal 16 maret 2017





6 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.