.

Sabtu, 18 Maret 2017

Manfaat Pendidikan Sains Dalam Budaya dan Teknologi Lokal




 @E13-ELGI

 oleh Elgi Riskiana



Perkembangan pendidikan sains didorong oleh pesatnya perkembangan  ilmu  pengetahuan dan teknologi. Menurut     Heddy     Shri Ahimsa-Putra(2003) dalam Harida
, persoalan pengembangan  teknologi   yang  lebih didasarkan pada kehidupan masyarakat di Indonesia mulai banyak    mendapat    perhatian    pada akhir tahun 1970an, ketika pembangunan  yang banyak dilakukan di  Indonesia  ternyata  lebih  diwarnai oleh impor teknologi tinggi dari Barat menimbulkan dampak yang merugikan, antaralain:
1.      terabaikannya pengetahuan dan teknologi  etnik/lokal  yang  selama  ini menjadi    tumpuan    sebagian    besar masyarakat Indonesia dalam beradaptasi   dengan   lingkungannya.
2.      terdesaknya    pengetahuan    dan teknologi etnik/lokal oleh pengetahuan dan teknologi dari luar.
Seiring perkembangan masyarakat dan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam, manusia semakin berbuat seenaknya terhadap lingkungan karena keinginan dan kebutuhannya, hal ini memicu terganggunya keseimbangan alam.
Menurut  Arif  S (2001) dalam Harida,   kerusakan   lingkungan   yang disebabkan manusia, jika diidentifikasi   umumnya   disebabkan oleh  ketidaktahuan  masyarakat  akan akibat   dari   tindakannya,   misalnya kebiasaan masyarakat desa memanfaatkan  sungai  sebagai  kakus, desakan kebutuhan hidup, kurang-nya pengetahuan   tentang   keseimbangan komponen dalam ekosistem, kepedulian terhadap kelestarian lingkungan  yang  kurang.
Dalam hal ini seharusnya pembelajaran pendidikan sains bisa membuat kepedulian terhadap lingkungan, karena pendidikan sains sarat akan nilai-nilai kearifan budaya masyarakat Indonesia.
Dalam     pembelajaran     sains,  transfer pengetahuan apapun bentuknya  harus  mempertimbangkan latar belakang budaya siswa (Wahyudi,   2003) dam Harida.   Hal   ini   sejalan dengan   pendapat    Cobern    (1994)  bahwa    cara    seseorang    memahami hubungan seseorang dengan dunianya (lingkungannya) dan juga cara pandang seseorang terhadap hubungan  sebab  akibat,   ruang,  dan waktu adalah sangat dipengaruhi oleh asal-usul budayanya.
Menurut Cobern   dan   Aikenhead (1998) dalam Harida, Pengaruh latar belakang budaya  yang  dimiliki  siswa  terhadap proses   pembelajaran   IPA   ada   dua macam.    Pertama,   pengaruh   positif akan    muncul     jika     materi     pada pembelajaran   IPA   di   sekolah   yang sedang    dipelajari    selaras    dengan pengetahuan  (budaya)  siswa  sehari-hari.Pada    keadaan    ini    proses pembelajaran mendukung cara pandang siswa terhadap alam sekitarnya.  Proses pembelajaran yang seperti   ini   disebut   dengan   proses inkulturasi (enculturation).Sebaliknya,     yang     kedua,     proses pembelajaran  IPA  di  kelas  menjadi ‘pengganggu’  ketika  materi  pelajaran IPA    tidak    selaras    dengan    latar belakang budaya yang sudah mengakar  pada  diri  siswa,  serta  guru berusaha untuk ‘memaksakan’ kebenaran     materi     pelajaran     IPA (budaya Barat) dengan cara memarjinalisasikan pengetahuan (budaya)  siswa  sebelumnya.   Proses pembelajaran    seperti    ini    disebut asimilasi.
Dalam   proses   pembelajaran sains,  guru memegang peranan utama sebagai perantara dalam penyampaian antara  budaya  barat  (sains  barat)  danbudaya     lokal     dengan     siswanya. Sehubungan     dengan     proses     ini, Snively dan Corsiglia (2001) dalam Harida mengidentifikasi   peran   guru   sains yaitu  : 
1.      Memberi  kesempatan  pada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya,    untuk    mengakomodasi konsep-onsep   atau   keyakinan   yang dimi-iki   siswa   yang   berakar   pada budaya  local.
2.      Menyajikan  kepada siswa contoh-contoh keganjilan   yang sebenarnya hal biasa menurut konsep-konsep   sains   Barat.
3.      Berperan untuk  mengidentifikasi  batas  budaya yang akan dilewatkan serta menuntun siswa melintasi batas budaya, sehingga  membuat  masuk  akal  bila terjadi  konflik  budaya  yang  muncul.
4.      Mendorong   siswa   untuk   aktif bertanya.
5.      Memotivasi  siswa  agar menyadari  akan  pengaruh  positif  dan negatif sains Barat dan teknologi bagi kehidupan dalam dunianya.

 Daftar Pustaka

Harida, 2010. PEMANFAATAN BUDAYA DAN TEKNOLOGI LOKAL DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SAINS, Jurnal PMIPA Vol 1, No 1 (2010), dalam
 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.