.

Rabu, 21 September 2016

Rekayasa Kualitas dengan Metode Taguchi


oleh : Annisa Hidayati Poerwanto

Abstrak

Frederick W. Tailor pada tahun 1900 mulai memperkenalkan manajemen kualitas dengan membagi kerja pada tugas-tugas, sehingga produk dapat diproduksi dan dirakit dengan lebih mudah, yang memberikan peningkatan substansial dalam produktivitas dengan sebuah standarisasi dan metode kerja. Hal-hal tersebut kemudian berdampak positif terhadap kualitas produk.
Bergerak dari penemuan Taylor, maka terjadi sebuah perkembangan tersendiri mengenai kualitas, ada yang disebut rekayasa kualitas. Kualitas menurut Deming berhubungan dengan sudut pandang konsumen, kualitas adalah yang menetukan konsumen. Sementara menurut Montgomary kualitas adalah berarti layak digunakan  dan berbanding terbalik dengan variabilitas. Dalam rekayasa kualitas itu sendiri menurut Wikipedia adalah manajemen, peningkatan, operasi, dan pemeliharaan dari sebuah teknik industri.

Ada beberapa pendekatan dan parameter yang dipakai dalam rekaya kualitas, tetapi sebelumnya ada dua cara perbaikan kualitas, yaitu melalui metode off line dan on line. Pada off line perbaikan kualitas berdasarkan hasil pengamatan dan pengembangan produk yang perancangan eksperimennya berasal dari banyak sumber, sementara on line adalah proses mengamati dan mengendalikan kualitas secara langsung yang bersumber dari sampel hasil produksi yang sedang atau telah jadi. Salah satu metode yang dianggap paling berpengaruh dalam rekayasa kualitas, metode ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas namun di samping itu juga melakukan penekanan biaya dan resources seminimal mungkin, metode ini disebut Metode Taguchi.

Pembahasan

Metode Taguchi sendiri diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi pada 1949 setelah bertugas memperbaiki sistem informasi di Jepang. Metode ini termasuk metodologi baru dan inovatif. Perancangan parameter yang dikembangkan oleh Taguchi merupakan suatu pengembangan dari riset peningkatan kualitas yang menggunakan dasar perancangan tangguh atau robust (Ross, 1996).  Secara konseptual metode taguchi memiliki 3 konsep yaitu:
  1. Quality Robustness, bahwa hasil produksi harus kebal terhadap faktor-faktor lingkungan.
  2. Target Oriented Quality, meminimalkan penyimpangan target.
  3. Quality Loss Function, biaya kualitas terdiri dari fungsi penyimpangan suatu standar dan pengukuran terhadap kerugian yang terjadi dalam seluruh sistem.

Metode Taguchi bekerja dengan mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas yang terdiri dari faktor terkendali (sebuah faktor yang telah ditentukan oleh produsen/peneliti) dan faktor tidak terkendali (noise). Kemudian faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi berbagai macam level, yang dihitung secara matriks dengan orthogonal array. Orthogonal array yaitu perhitungan dengan menentukan jumlah percobaan minimal dengan informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi.

Menurut Peace (1993) Karakteristik kualitas yang terukur menurut Taguchi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:  
  1. Nominal is the best : Merupakan karakteristik kualitas dengan nilai yang dapat positif maupun negatif. Nilai yang diukur berdasarkan nilai target yang telah ditetapkan. Pencapaian nilai mendekati target yang telah ditetapkan maka kualitas semakin baik.
  2. Smaller is better : Merupakan karakteristik terukur dengan nilai non negatif dengan nilai ideal nol. Pencapaian nilai mendekati nilai nol maka kualitas akan semakin baik.
  3. Larger is better : Merupakan karakteristik terukur dengan nilai non negatif dengan nilai ideal tak terhingga. Pencapaian nilai mendekati nilai tak terhingga maka kualitas yang dihasilkan semakin baik
Optimalisasi proses produksi yang terdiri dari berbagai macam level faktorial dapat diteliti menggunakan metode taguchi ini. Analisa ini menggunakan alat analisis ANOVA dan Signal to Noise Ratio. ANOVA dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi respon. Sementara, Signal to Noise Ratio adalah menentukan kombinasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi performansi produk yang menghasilkan hasil optimal.


Kesimpulan


1.    Metode Taguchi merupakan metode yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan dengan tujuan menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Metode Taguchi merupakan merupakan salah satu contoh rancangan fraksional faktorial yang menggunakan Orthogonal array.

2.  ANOVA digunakan untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi performansi produk, selanjutnya untuk menghasilkan kombinasi faktor yang berpengaruh terhadap performansi produk agar respon yang dihasilkan optimal digunakan metode Taguchi melalui perhitungan Signal to Noise Rasio (SNR).


Daftar Pustaka:


  1. Aman, Moehamad. 2009. Rekayasa Kualitas Taguchi Dalam Perancangan Parameter Kualitas Produk. Jurnal Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam link : https://maman6366.wordpress.com/artikel-ilmiah/ (diunduh tanggal 15 September 2016)
  2. Mayasari, Annisa Intan, Wuryandari, Triyastuti, Hoyyi, Abdul. 2014. Optimalisasi Proses Produksi Yang Melibatkan Beberapa Faktor Dengan Level Yang Berbeda Menggunakan Metode Taguchi. Jurnal Gaussian Vol 3, No 3 (2014): page. 303-312. dalam link : http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=195402 (diunduh tanggal 19 September 2016)
  3. Hidayat, M. Arbi, Wahyudi, R. Dwi. 2013.Integrating Steepest Ascent For The Taguchi Experiment: A Simulation Study. International Journal of Technology (2013) 3: 280‐28. dalam link : http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=154174 (diunduh tanggal 16 September 2016)
  4. Zulhendri dan Yusri. 2008. Penggunaan Metode Parameter Taguchi Dalam Mengidentifikasi Kekasaran Permukaan Optimum Proses Bubut. Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 2. dalam link : http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=57987 (diunduh 16 September 2016)
  5. Kholil, Ir. Muhammad MT, dan Syukron, Amin ST,. MT. 2013. Six Sigma : Quality for Business Improvement. Jakarta: Graha Ilmu

3 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.