.

Rabu, 07 September 2016

Teknologi Transportasi Melemahkan Alam




Oleh : Agustina Dwiyanti

Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Salah satunya Teknologi Transportasi adalah sarana perhubungan. Sarana ini mempermudah untuk sampai ke tempat tujuan. Baik mengangkut orang maupun barang. Pada era globalisasi Teknologi sarana transportasi mengalami kemajuan. Dahulu daya angkut terbatas. Selain itu, kecepatannya juga sangat terbatas. Akan tetapi, sekarang mengalami peningkatan dan perubahan. Transportasi membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk tetap dapat dikendarakan.
Penggunaan BBM menjadi penyumbang besar terhadap polusi udara karena di dalam bahan bakar tersebut terkandung bahanbahan yang membahayakan terhadap kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Bahan-bahan yang terkadung dalam BBM diantaranya : CO, HC, NOX, SOX, Timbal dalam bentuk senyawa TEL (Tetra Ethil Lead) dan sejenisnya (Abubakar, 2006).  Yang menjadi pusat perhatian yaitu salah satunya Karbondioksida, suatu gas yang penting, tetapi keberadaannya yang tidak seimbang akan membuat fenomena alam yang mampu merusak bumi. Mulai dari tenggelamnya beberapa pulau di dunia sampai musnahnya beberapa jenis spesies di bumi. Sedangkan jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, Maka dari itu akan banyaknya karbon dioksida yang terbuang di Udara.
Karbondioksida yang berlebihan efeknya :
1.      Melubangi lapisan Ozon
2.      Efek rumah kaca, cahaya & panas matahari yang masuk kebumi tidak dapat di lepas ke luar angkasa secara kosmis.
3.      Meningkatkan suhu bumi secara global beberapa derajat
4.      Mencairkan es kutub sehingga meningkatkan permukaan air laut
Bahan bakar alternatif, selain BBM, yang dapat digunakan diantaranya : CNG (compressed natural gas), LPG (Liquid Petroleum Gas), Hidrogen, Listrik, Tenaga Matahari, Air dan Bensin Super TT (Tanpa Timbal). Bahan bakar alternatif tersebut belum semuanya diproduksi secara massal. Hidrogen, Listrik, Tenaga Matahari dan Air merupakan bahan bakar alternatif yang masih pada tataan uji coba, sehingga belum dapat diproduksi untuk konsumsi massal. Sedangkan CNG, LPG, dan Bensin Super TT sudah mulai digunakan di Indonesia walaupun masih dalam skala terbatas. Menurut Suwignyo (1998) bahan bakar gas (BBG) atau CNG merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan dalam rangka perbaikan kualitas udara di Kota Surabaya. BBG adalah bahan bakar yang relatif lebih bersih dan lebih murah dibandingkan dengan BBM. Bahan bakar ini dihasilkan dari gas bumi yang telah melalui proses pemurnian dan pemampatan pada tekanan 200 bar. Komponen utama yang terkandung dalam BBG adalah Metana (CH4) dan Etana (C2H6) dengan fraksi sekitar 90%.
Upaya untuk alam yang harus dilakukan karena sudah Melemahkan Alam dengan cara :
1.      Reboisasi
Adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya.

2.      Teknologi Penyerapan Karbondioksida dengan Kultur Fitoplankton
Selain potensinya yang besar sebagai sumber bahan baku bagi energi baru dan terbarukan, mikroalga (fitoplankton) juga dapat berperan dalam menurunkan emisi gas CO2 di atmosfer. Mikroalga sebagai tumbuhan mikroskopis bersel tunggal yang hidup di lingkungan yang mengandung air, tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan nutrient anorganik sederhana seperti CO2, komponen nitrogen terlarut dan fosfat. Kemampuan fitoplankton untuk berfotosintesis, seperti tumbuhan darat lainnya, dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menyerap CO2.

Teknologi Transportasi memberikan efek positif yaitu memudahkan dan cepat untuk suatu kegiatan setiap Manusia disamping itu memberikan dampak Negatif dengan adanya kebutuhan dari kendaraan tersebut seperti penggunaan BBM yang menghasilkan CO2 di udara sehinga dapat membuat Alam semakin terpuruk untuk memperbaikinya dengan melakukan penggantian bahan bakar terhadap alat transportasi, melakukan reboisasi, serta kultur fitoplankton.

Sumber :

5.     sainspop.blogspot.com/p/site-map.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.