Oleh: Aam Komalasari
1. PENDAHULUAN
Di
era modern ini, semua orang mengetahui bahwa dengan menggunakan energi listrik
kita bisa menghasilkan berbagai macam bentuk energi. Kemajuan teknologi membuat
beberapa peralatan listrik menjadi lebih efektif dan efisien. Indonesia kaya
akan sumber energi, namun kapasitas listrik terpasangnya sangatlah rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Padahal Indonesia adalah negara
dengan jumlah penduduk peringkat ke-4 terbanyak di dunia. Dari
waktu ke waktu, konsumsi energi listrik terus meningkat dengan cepat. Rata-rata
pertumbuhan konsumsi energi listrik pada saat ini adalah 2,3-2,5%. Pada akhir
tahun 2030, diperkirakan kebutuhan energi listrik akan menjadi dua kali saat
ini yang berkisar sekitar 16000 TWh per tahunnya.
Pertumbuhan konsumsi energi listrik
terbukti bisa mendorong pertumbuhan GDP. EPRI telah menunjukkan bahwa perbaikan
infrastruktur energi listrik bisa menaikan produktivitas ekonomi. Akibatnya,
kontribusi energi listrik dalam bauran energi final terus meningkat dengan
pesat.
Pertumbuhan konsumsi energi listrik
yang sangat pesat sering sekali merisaukan banyak orang. Banyak orang berusaha
mengurangi tingkat elastisitas yang menghubungkan antara konsumsi energi
listrik dan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, energi listrik sebenarnya
hanyalah energy carrier yang bisa dengan mudah dikonversikan menjadi
energi bentuk lainnya. Untuk menilai apakah konsumsi energi listrik yang
meningkat pesat pertanda baik atau buruk harus dilihat secara menyeluruh.
Sebagai contoh, hasil studi menunjukkan bahwa efisiensi total mobil listrik
adalah dua kali efisiensi mobil berbasis motor bakar konvensional.
2. ENERGI LISTRIK
Seperti produk lainnya, energi
listrik juga mempunyai ukuran kwalitas atau mutu yang dinyatakan dengan
toleransi tegangan, frekuensi, bentuk gelombang, dan sebagainya. Akan tetapi
energi listrik mempunyai fitur unik yang berbeda dengan produk lainnya.
Karakteristik utama dari energi
listrik adalah bermutu tinggi dan bisa dengan mudah ditransmisikan,
didistribusikan, dan dikonversikan menjadi energi final lainnya. Harga yang
harus dibayar untuk mendapatkan mutu tinggi ini adalah besarnya susut daya yang
terjadi saat mengkonversikan energi panas menjadi energi listrik di pembangkit
listrik tenaga termal. Untungnya, kemajuan teknologi memungkinkan susut energi
ini terus menurun mendekati batas termodinamiknya. Dengan menggunakan energi
listrik, kita bisa menghasilkan bermacam energi dari satu macam bentuk energi,
yaitu energi listrik.
Akan tetapi penggunaan energi
listrik sebagai energy carrier juga mempunyai kerugian. Kerugian utama
adalah kita tidak bisa menyimpan energi listrik dalam jumlah yang banyak secara
ekonomis. Oleh sebab itu, supply dan demand harus tepat sama
setiap saat. Ini seperti proses “just in time” yang mana dikonsumsi
begitu diproduksi tanpa sempat melakukan kendali mutu. Kenyataannya, konsumen
mempunyai pengaruh lebih besar pada mutu dibanding supliernya. Walaupun
demikian, banyak negara maju bisa menjamin bahwa pemadaman pertahunnya hanyalah
100 menit. Pemadaman 100 menit pertahun berarti mempunyai availability
99,98%. Bahkan beberapa negara seperti Austria, Jerman, Belanda, dan Jepang bisa
mempunyai keandalan yang lebih tinggi. Walaupun sudah cukup tinggi, availability
setinggi itu belum cukup untuk memasok ekonomi digital.
Di beberapa negara Eropa, kandungan
energi listrik biasanya sekitar 2,5 (artinya, setiap kWh energi listrik memerlukan
2,5 kWh energi primer). Jika susut daya di transmisi dan distribusi
diperhitungkan, nilainya bisa menjadi 10% lebih tinggi. Saat ini, PLTGU modern
bisa mempunyai efisiensi sampai 60%.
3. MENGHEMAT ENERGI DENGAN
MENGGUNAKAN LISTRIK
Efisiensi peralatan listrik terus
meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, susut daya di sistem pendingin
saat ini telah lima kali lebih kecil dibanding sistem pendingin tahun 1980-an.
Energi listrik yang digunakan pada sistem penerangan saat ini telah berkurang
menjadi seperlimanya dibanding lampu tahun 1980-an. Lampu modern 100 kali lebih
hemat dibanding lilin. Trafo distribusi, merupakan mesin listrik yang paling
efisien yang telah diciptakan manusia, dan masih bisa dikurangi susutnya
menjadi seperempatnya jika kita menggunakan besi amorphous. Penggunaan variable
speed drives pada pompa, kompresor, fan, mesin cuci, dan kereta listrik
bisa menghemat energi sampai 30%.
Jika kita memperhitungkan secara
total sistem, keuntungan penggunaan energi listrik bisa lebih besar lagi.
Sebagai contoh, penggunaan kereta cepat bisa menghemat energi primer menjadi
sepertiganya dan mengurangi emisi CO2 sampai seperempatnya dibanding dengan
pesawat terbang. Penggunaan kereta listrik bisa menghemat energi primer sampai
setengahnya dan mengurangi emisi CO2 sampai sepertiganya dibanding dengan
kereta diesel. Mobil listrik mempunyai efisiensi total dua kali lebih tinggi
dibanding motor bakar konvensional. Kompor induksi mempunyai efisiensi dua kali
lebih tinggi dibanding kompor gas.
Energi listrik adalah satu-satunya
bentuk energi yang bisa memasok ekonomi digital. Dalam ekonomi digital, teleworking
dan videoconference mengurangi energi yang diperlukan untuk bepergian. Building
automation system bisa mengatur pendinginan dan penerangan gedung secara
efisien.
4. KESIMPULAN
Kemajuan teknologi memungkinkan
efisiensi pembangkit listrik terus meningkat, penggunaan sumber energi
terbarukan meningkat, dan penggunaan energi listrik yang efisien. Kemajuan ini
semua memungkinkan kita untuk menghemat energi dengan semakin banyak
menggunakan energi dalam bentuk listrik. Dengan semakin banyak menggunakan
energi dalam bentuk listrik kita juga ikut mengurangi emisi CO2 yang telah
terbukti menyebabkan memburuknya lingkungan dan cuaca.
5. Saran
- Mendorong penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah. Setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari luar daerah harus bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah tersebut.
- Mengintegrasikan sistem kelistrikan dengan infrastruktur lainnya sehingga didapatkan infrastruktur yang murah secara total. Tanpa adanya integrasi, sangat sulit menciptakan sistem kelistrikan yang efisien. Tidak ada satupun pemerintah di dunia ini yang berkewajiban menyediakan listrik di semua daerah dan lokasi. Dana sebesar apapun tidak akan cukup untuk melistriki semua daerah di Indonesia.
- Mendorong penggunaan sumber energi terbarukan tidak hanya di daerah terpencil tetapi juga di Jakarta yang potensinya besar. Isu kemandirian energi harus ditekankan dibanding isu penghematan biaya. Jika sebagian besar gedung di Jakarta mengganti kaca jendelanya dengan sel surya, hampir 30% kebutuhan energi listrik di Jakarta berkurang.
Daftar
Pustaka
https://indone5ia.wordpress.com/2012/01/04/kondisi-dan-permasalahan-energi-di-indonesia/,
diakses tanggal 6 September 2016
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9,
diakses tanggal 6 September 2016
Djojonegoro,W., 1992, Pengembangan dan
penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit"
(BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.