.

Sabtu, 10 September 2016

Analisis Lansoprazol dalam Sediaan Obat Jadi


I.    PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekomoni. Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka diselenggarakan upaya-upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Sebagai salah satu sarana penunjang kesehatan, industri farmasi berperan penting dalam menyediakan kebutuhan obat.
Penyediaan obat-obat bermutu memerlukan pengawasan dan pengendalian yang menyeluruh terhadap mutu obat jadi. Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan SK No. 43/MenKes/SK/II/1998 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada industri farmasi dalam upaya meningkatkan mutu obat. Sebagai salah satu produk farmasi, obat tersebut harus dijaga mutunya sebelum, disaat, dan sesudah dipasarkan kepada konsumen baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Parameter terpenting yang selalu dikontrol dari produk tersebut adalah kandungan bahan aktifnya (Badan POM, 2001). Untuk mendapat hasil analisis yang dapat dipercaya dan terjamin kualitasnya, suatu sediaan obat harus dikontrol dengan cara melakukan analisis kadar lansoprazol dari obat magh dengan menggunakan metoda analisa HPLC.
Obat adalah suatu bahan yang terdiri dari suatu macam zat atau berupa campuran baik yang berasal dari bahan-bahan kimiawi, hewani dan nabati sehingga dalam dosis tertentu dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya (Tan Hoan Tjay, dan Kirana Rahardja, 1987).

                               
Gambar. Struktur molekul Lansoptazol                                 
Nama  kimia           : 2- ( 2 – benzimidazolysulfinymetyl) -3-metyl-4- (2,2,2-tri-
  fluoroethoxy) pyridine
Rumus Molekul      : C16H14F3N3O2S-
Bobot Molekul       : 369,37
Pemerian                 : berbentuk bubuk putih dan kecoklatan
Titik lebur               : 178-182ºC
Kelarutan                : larut dalam metanol, sedikit larut dalam dikloronetana dan acetonitrile, dan             
  praktis tidak larut dalam air.
Penyimpanan          : dalam wadah kedap udara dan terlindungi dari cahaya.
Lansoprazol adalah agen benzimidazol untuk antiseresi lambung. Lansoprazol digunakan secara oral untuk pengobatan jangka pendek dan mengurangi gejala-gejala aktif duodenum serta tukak lambung dan sebagai terapi pemeliharaan untuk penyembuhan ulkus duodenum. Lansoprazol juga digunakan secara oral dalam kombinasi dengan amoksilin (terapi ganda) atau dengan klaritromisin dan amoksisilin (terapi tripel) untuk pengobatan infeksi Helicobacter pulori.  
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase gerak (mobile). Fase diam dapat berupa cairan atau gas, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatograsi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair (Acun, dkk, 2010).
Prinsip dasar dari HPLC (kromatografi cair kinerja tinggi), dan semua metoda kromatografi adalah memisahkan setiap komponen dalam sampel untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kualitatif). Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia dari analat dalam suatu sampel. Sedangkan analisa kuantitatif untuk  mengetahui jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sampel (Riyadi,2009).

II.    METODA ANALISA
1.      Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
1.      HPLC
2.      Kolom (fase diam)
3.      Labu ukur
4.      Pipet volume
5.      Pipet tetes
6.      Gelas piala
7.      Spuit disposable
8.      Timbangan analitik
9.      Ultrasonic
10.  Membrane filter
11.  pH meter
12.  centrifuge
13.  test tube
Bahan yang digunakan :
1.      Strandar baku lansoprazol
2.      Acetonitrile
3.      Triethilamin
4.      Asam posphat
5.      Aquades
6.      Larutan natrium hidroksida
7.      Fase gerak ( aquadest:acetonitrile:trietilamin = 50:50:1)

2.      Prosedur kerja
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk analisis sediaan lansoprazol dalam obat jadi.
2.      Buat larutan pembanding dan larutan uji
3.      Hidupkan alaat HPLC dan kondisikan sesuai prosedur pemakaian alat.
4.      Injeksi terlebih dahulu laruran pembanding, lalu baru diikuti larutan uji.
5.      Hitung hasil dengan rumus perhitungan :



III.    PEMBAHASAN
Penetapan kadar Lansoprazol dalam kondisi optimum dipilih dengan kromatografi cair kinerja tinggi didapat pada panjang gelombang 285 nm. Sebelum melakukan pengukuran sampel lansoprazol, terlebih dahulu dilalukan pengukuran pada baku standar lansoprazol dengan menginjeksikan larutan baku standar lansoprazol ke dalam kromatografi sebanyak enam kali injekan.
Untuk mengetahui berapa berat baku kerja tandar yang harus ditimbang digunakan perhitungan terhadap kadar baku standar yang sudah dikurangi perhitungan kadar air. Perhitungan ini tertera di literature USP (United States Pharmacopia).

IV.    KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menganasis kadar kandungan lansoprazol dalam obat jadi, kita bias mengikuti ketentuan yang ada dalam literature-literatur untuk analisa obat seperti UPS (United States Pharmacopea), BP (British Pharmacopea), Farmakope Indonesia atau yang telah ditentukan oleh badan pengawasan obat dan makanan (BPOM).
B.     SARAN
Untuk melakukan analisis pemeriksaan kadar obat jadi, setiap analis harus mengetahui aturan dalam analisa kimia.




Daftar Pustaka

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2005, Pedoman Uji Bioekivalensi, 36hlm, http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/HK.00.05.3.1818.pdf
British Phaemacopeia. 2010, Spesific Monographs: Lansoprzole Capsules, Volume III. London: The Stationery Office.
Effendy, 2004, Kromatografi cair kinerja tinggi dalam bidang farmasi, FMIPA USU, Sumatera Utara.
The United States Pharmacopeia. 2015, The Nasional Formulari 24, Volume No. 30 (6) hlm 2010, United States Pharmacopeia Convention Inc., Washington, D.C.
Voigt, R ., 1994,  Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta













 







3 komentar:

  1. @B31-RISDA
    Artikelnya ditulis tersusun dengan sangat tapi. Penjelasannya sudah cukup jelas hanya saja kurang ditambahkam gambar agar terlihat lebih menarik.
    Saran : tambahkan gambar untuk mempercantik artikel ini. Dan juga dalam pembuatan artikel mengenai obat-obatan harus disertai dengan penjelasan yg sangat mudah dipahami agar orang awam tidak bingung membacanya. Terima kasih

    BalasHapus
  2. untuk tulisan artikel ini bisa dipahami dan isinya cukup baik.
    untuk sarannya, isinya artikl tulisannya mohon diperbanyak lagi supaya lebih jelas.

    BalasHapus
  3. @B19-HARTANDI
    untuk tulisan artikel ini bisa dipahami dan isinya cukup baik.
    untuk sarannya, isinya artikl tulisannya mohon diperbanyak lagi supaya lebih jelas.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.