Untuk menganalisis dan
memperbaiki proses, kita tentunya harus memahami dan juga mengerti bagaimana
kinerja proses tersebut.
Dalam dunia pengendalian kualitas (quality control) terdapat suatu metode statistik untuk membantu kita dalam melihat apakah suatu proses di bawah kendali, atau sebaliknya. Metode tersebut adalahstatistical process control (SPC), dan menjadi bagian dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools) yang harus dikuasai oleh para anggota gugus kendali kualitas (quality control circle).
Dalam dunia pengendalian kualitas (quality control) terdapat suatu metode statistik untuk membantu kita dalam melihat apakah suatu proses di bawah kendali, atau sebaliknya. Metode tersebut adalahstatistical process control (SPC), dan menjadi bagian dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools) yang harus dikuasai oleh para anggota gugus kendali kualitas (quality control circle).
SPC menentukan apakah suatu proses
stabil dari waktu ke waktu, atau sebaliknya bahwa proses terganggu karena telah
dipengaruhi oleh special cause. Peta kendali
statistik (control chart)
yang sering juga disebut Shewhart
chart atau process-behaviour
chart digunakan untuk memberikan definisi operasional suatu special
cause tersebut.
Dalam
suatu proses/sistem umumnya terdapat interaksi variabel-variabel sistem, misal
manusia dan mesin, interaksi ini sering memunculkan penyimpangan berupa
hasil-hasil yang sifatnya uncontrollable atau diluar kendali.
Shewhart melihat penyimpangan tersebut disebabkan oleh dua
faktor:
- common
cause of variation, variasi yang terjadi karena sistem itu sendiri, dan
- special
cause of variation, variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem.
Aturan dasar SPC adalah common
cause tidak perlu diidentifikasi dan special cause perlu
diidentifikasi dan dihilangkan. Namun bukan berarti common cause diabaikan,
sebaliknya menjadi fokus improvement proses untuk jangka
panjang.
ecara umum, peta kendali dalam SPC selalu terdiri dari tiga
garis horisontal, yaitu:
- Garis
pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean)
atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot pada
peta kendali SPC.
- Upper
control limit (UCL),
garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.
- Lower
control limit (LCL),
garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah.
Garis-garis tersebut
ditentukan dari data historis. Shewhart menggunakan kurva distribusi normal
(distribusi Gauss) dengan μ sebagai garis pusat yang
menunjukkan nilai rata-rata sebaran karakteristik proses, dan ±σ yang
dirubah menjadi UCL dan LCL sebagai landasannya.
Manfaat
penerapan SPC di dalam perusahaan adalah :
1.
SPC mengurangi jumlah defect yang terjadi.
SPC memusatkan perhatian pada proses bukan pada hasil akhir. Kesalahan yang terjadi pada saat proses dapat langsung diperbaiki sebelum semakin banyak defect yang dihasilkan. Hal ini dapat mengurangi bahan baku dan waktu proses yang terbuang karena proses rework ataupun pengerjaan ulang
SPC memusatkan perhatian pada proses bukan pada hasil akhir. Kesalahan yang terjadi pada saat proses dapat langsung diperbaiki sebelum semakin banyak defect yang dihasilkan. Hal ini dapat mengurangi bahan baku dan waktu proses yang terbuang karena proses rework ataupun pengerjaan ulang
2.
Kemungkinan terkirimnya produk defect ke pelanggan akan semakin
berkurang dengan mencegah keluaran yang tidak sesuai timbul sejak awal proses
3.
Perbaikan proses secara terus menerus dan mengurangi variasi
proses memungkinkan perusahaan dapat bersaing dalam kualitas dan harga.
Dengan menggunakan SPC, kita dapat melihat apakah proses kita
stabil dan mampu dalam memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan. Kestabilan
proses dipantau dengan menggunakan Control Chart, sedangkan kemampuan proses
dinilai dengan menghitung Process Capability (Cp, Cpk). Kedua hal ini, yaitu
kestabilan dan kemampuan proses tidak bisa dipisahkan. Process Capability
dihitung jika proses sudah stabil terlebih dahulu.
Apa
yang harus dilakukan jika proses tidak stabil?
1.
Lakukan perbaikan dengan mencari akar masalah dari proses yang
tidak stabil tersebut
2.
Keluarkan data yang keluar dari batas kendali
3.
Buat kembali Control Chart dan lihat apakah Control Chart
menjadi stabil atau tidak. Jika masih terdapat data yang keluar dari Peta
Kendali, maka ulangi langkah nomor 2.
Setelah proses stabil, kemudian lakukan pengukuran Process
Capability (kemampuan proses) dengan menggunakan :
§
Cp bertujuan untuk melihat apakah variasi hasil proses produksi
lebih besar atau lebih kecil dari variasi proses yang diperbolehkan/diinginkan
oleh customer (batas spesifikasi produk). Formula yang digunakan adalah :
Kriteria penilaian Cp adalah :
• Jika Cp > 1.33 maka kapabilitas proses sangat baik
• Jika 1.00 ≤ Cp ≤ 1.33 maka kapabilitas proses baik
• Jika Cp < 1.00 maka kapabilitas proses rendah
• Jika 1.00 ≤ Cp ≤ 1.33 maka kapabilitas proses baik
• Jika Cp < 1.00 maka kapabilitas proses rendah
§
Cpk bertujuan untuk menilai seberapa mampu hasil proses Produksi
memenuhi spesifikasi yang diberikan oleh customer. Cp hanya melihat variasi
dari proses Produksi yang dihasilkan terhadap batas spesifikasi. Jika
pengukuran kemampuan proses hanya berdasarkan Cp, maka akan menyebabkan
kesalahan dalam menganalisis, karena bisa saja diperoleh Cp>1 yang artinya
proses berjalan dengan baik padahal dalam kenyataannya proses Produksi yang dihasilkan
berada di luar spesifikasi produk yang diperbolehkan/diinginkan customer. Oleh
karena itu digunakan Cpk untuk menganalisa kemampuan proses Produksi dalam
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi customer, dengan formula :
Kriteria penilaian Cpk adalah :
• Jika Cpk = Cp, maka proses berada di tengah
• Jika Cpk = 1 maka proses menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi
• Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi
• Jika Cpk = 1 maka proses menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi
• Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi
Dimana kondisi ideal adalah Cp > 1.33 dan Cp = Cpk
Dengan menggunakan Control Chart dan menghitung Process Capability, kita dapat mengetahui performansi proses yang sedang berlangsung di perusahaan kita dan dapat digunakan sebagai indikator untuk melakukan perbaikan proses secara terus-menerus.
Dengan menggunakan Control Chart dan menghitung Process Capability, kita dapat mengetahui performansi proses yang sedang berlangsung di perusahaan kita dan dapat digunakan sebagai indikator untuk melakukan perbaikan proses secara terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.