Di dalam dunia
industri umumnya dan bidang Agroindustri khususnya, pelaksanaan perencanaan
pengendalian produksi dan persediaan merupakan hal mendasar yang harus dilakukan
sebelum produksi berjalan. Disebut mendasar karena pada bagian atau seksi atau
divisi atau departemen ini harus dapat ditentukan berapa yang akan diproduksi,
kapan akan berproduksi, berapa banyak harus menyimpan bahan baku, berapa tenaga
kerja yang dibutuhkan, dan berapa bahan baku yang dibutuhkan, serta berbagai kondisi
lain yang harus ditentukan yang berkaitan dengan perencanan dan pengendalian produksi.
Sehingga hal ini dapat dianggap sebagai sesuatu yang terintegrasi yang mendukung
untuk dilakukan pembahasan mengenai topik Prakiraan, persediaan bahan baku,
perencanaan kapasitas produksi, dan analisis permintaan produk.
Jumat, 30 September 2016
REVIEW JURNAL " Analisis Perancangan Sistem Barcode dalam Menangani Aliran Raw Material Kayu pada Departemen Lumberyard di PT Ebako Nusantara Semarang"
Devy Christine GM Simanjuntak, Dr.Rer.Oec.Arfan B, ST., MT *)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Email : devychristinegm@gmail.com
NAMA JURNAL
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/9866/9585
LATAR BELAKANG MASALAH
PT Ebako Nusantara Semarang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan furniture berbahan kayu seperti meja, kursi, lemari dan tempat tidur. Perusahaan ini memiliki satu warehause pada divisi lumberyard sebagai tempat penyimpanan kayu yang digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan furniture di perusahaan ini. Aktivitas yang dilakukan di warehouse meliputi pemesanan material, penerimaan material, penyimpanan material, dan pengeluaran material. Pendataan dari spesifikasi kayu dan jam masuk-keluar kayu dari warehouse masih dilakukan secara manual dengan menuliskannya pada sebuah kertas yang nantinya ditempelkan pada kayu dan kemudian dilakukan entry data ke komputer.
MASALAH YANG DIANGKAT
Proses pendataan secara manual tersebut dapat menimbulkan beberapa permasalahan seperti:
- Proses pendataan kayu menjadi tidak cepat sehingga memungkinkan terjadinya delay atau keterlambatan dalam penyuplaian kayu ke unit produksi.
- Berpotensi untuk terjadi kesalahan pada saat penulisan spesifikasi material di kertas dan pada saat entry data ke komputer karena jumlah kayu yang banyak dan harus dikerjakan dalam waktu yang singkat.
Dalam mengatasi permasalahan di atas, maka diusulkan suatu pengganti sistem yang ada di PT Ebako Nusantara dengan perancangan sistem barcode. Kertas-kertas data (card) yang ada nantinya akan digantikan dengan stiker barcode sehingga apabila dilakukan scan pada barcode data akan secara otomatis masuk ke dalam database di komputer.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah untuk membuat suatu sistem barcoding yang akan digunakan untuk melakukan pendataan dan identifikasi terhadap material kayu yang ada pada warehouse PT Abako Nusantara Semarang.
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini dari awal sampai akhir ditunjukan dalam flowchart di bawah ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan sistem barcode, terlihat proses pendataan dan identifikasi material kayu di warehouse PT Abako Nusantara menjadi lebih cepat, tepat, akurat dan sederhana. Berikut adalah flowchart sebelum dan sesudah menggunakan sistem barcode.
Dengan Metode manual
Dengan Sistem Barcode
Pada penelitian ini digunakan simbol barcode Code 128 dan software Barcode Generator.
Software Barcode Generator
Stiker barcode yang dirancang harus mampu mengakomodasi informasiinformasi yang dibutuhkan dalam proses penginputan material yang masuk maupun yang keluar serta mampu menggantikan proses manual yang sudah berjalan sebelumnya.. Data material yang akan dimasukan ke dalam sistem barcode adalah jenis kayu, tipe kayu, tebal kayu, tanggal masuk kayu, nama supplier dan lembar kayu untuk masing-masing kayu.
REVIEW
Pembahasan mengenai proses pembuatan stiker barcode dengan menggunakan software barcode generator tidak dijelaskan sehingga menurut saya kurang lengkap. Informasi yang dimasukan ke dalam sistem barcode kurang lengkap
ABSTRAK
Warehouse merupakan suatu fasilitas yang dirancang khusus oleh suatu perusahaan untuk mencapai tingkat pelayanan yang paling tinggi dengan total biaya yang paling rendah. Penanganan bahan baku merupakan hal terpenting dalam mengintegrasikan pengendalian proses pergudangan tersebut. PT Ebako Nusantara Semarang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang furniture yang memproduksi kursi, meja, lemari dan tempat tidur. Perusahaan ini memiliki Lumberyard Department untuk menyimpan material kayu yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi. PT Ebako Nusantara Semarang saat ini masih menerapkan sistem manual dalam mengelola warehousenya. Pencatatan secara manual tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan proses tidak berjalan dengan efisien. Secara otomatis permasalahan ini akan menimbulkan berbagai dampak negatif dari aspek waktu dan aspek biaya. Penelitian ini mencoba merancang barcode untuk mengurangi permasalahanpermasalahan yang ada, mulai dari proses penerimaan material, penyimpanan material dan pengeluaran material sampai ke lantai produksi. Sistem barcode tersebut akan menggantikan sistem manual yang telah ada sebelumnya. Sistem Barcode ini dibuat untuk mempermudah memonitoring aktivitas yang terjadi di warehouse sehingga dapat mengurangi waktu penanganan kayu dan kesalahan dalam penginputan data kayu. Sistem manual yang diubah menjadi sistem otomasi ini menghasilkan aliran proses dari input sampai ke output secara cepat, tepat, dan akurat. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengurangan dari aspek waktu dan aspek biaya yang dikeluarkan.
Kata kunci : warehouse, material, furniture, barcode.
KESIMPULAN
Dengan menggunakan sistem barcode ada beberapa keuntungan yang didapat antara lain menurunkan presentasi kesalahan pencatatan dan mempercepat proses pencatatan secara cepat, tepat dan akurat.
Dan mempermudah operator dalam proses pelaksanaan mulai dari material masuk sampai material keluar menuju lantai produksi.
SARAN
Diperlukannya penelitian selanjutnya untuk membuat system informasi dalam mengintegrasikan system barcode yang telah dirancang agar barcode yang telah dibuat dapat segera diimplementasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Christine Simanjuntak Devi, Arvan, 2015,"Analisis Perancangan Sistem Barcode dalam Menangani Aliran Raw Material Kayu pada Departemen Lumberyard di PT Ebako Nusantara Semarang". UNDIP. Volume 4, No. 4, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/9866/9585 , 26 Sep 2016
Review Jurnal : Identifikasi dan Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Area Produksi PT. Pelita Cengkareng Paper
A. Judul Penelitian
Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Area Produksi PT. Pelita
Cengkareng Paper.
B. Nama Penulis
(lengkap dengan asal institusinya)
Riniwati Juliana Marbun, Nia Budi Puspitasari, Wiwik
Budiawan Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro-Semarang JL.
Prof. Sudarto, SH.,Semarang
C. Nama Jurnal (lengkap dengan
Volume, No, Bulan, Tahun, Institusi Penebit, dan link jurnal)
Vol 4, No 4, Oktober, 2015, Program Teknik Industri,
Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro.
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=441875
Industrial Enginerering Online Journal by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj
is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
D. Latar Belakang
Masalah
Pada sebuah perusahaan tidak hanya dituntut untuk
memfokouskan pada mesin dan bahan baku saja, tetapi tentang keselamatan
karyawan juga menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Latar belakang
masalahnya selama bekerja para pekerja dihadapi oleh berbagai risiko yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Faktor penyebab suatu kecelakaan
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok menurut Santoso (2004). Pertama,
kondisi berbahaya (unsafe condition),
yaitu yang tidak aman dari mesin, peralatan, bahan, dari lingkungan
kerja, proses kerja, sifat pengerjaan
dan cara kerja. Kedua, perbuatan berbahaya (unsafe action) yaitu perbuatan
berbahaya dari manusia yang dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat (bodily defect), ketelitian dan
kelemahan daya tahan tubuh, serta sikap
dan perilaku kerja yang tidak baik.
E. Masalah/
Pertanyaan Penelitian
Penerapan manajemen risiko yang terdiri dari Identifikasi
risiko lingkungan kerja dan pengukuran bahaya yang merupakan masalah di area
produksi PT. Pelita Cengkareng Paper. Salah satu cara yang dapat dilakukan
manajemen untuk memperkecil terjadinya risiko di tempat kerja. Apakah akan memberi pengaruh atau mengurangi resiko kecelakaan
kerja di area produksi tersebut?.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dibuat untuk mengidentifikasi
risiko lingkungan kerja dan pengukuran bahaya yang merupakan masalah di area
produksi PT. Pelita Cengkareng Paper. Salah satu cara yang dapat dilakukan
manajemen untuk memperkecil terjadinya risiko di tempat kerja. Jika seluruh
risiko telah diidentifikasi, maka pengendalian untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya-bahaya tersebut dapat
diterapkan seperti diungkapkan oleh Landquist (2010) penilaian risiko
diperlukan untuk memberikan dukungan keputusan dan remediasi tindakan sehingga
memungkinkan penggunaan efisiensi sumber daya yang tersedia.
G. Metode
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode JHA (Job Hazard Analysis) dengan tujuan
mendapatkan risk event. Menurut Rausand (2005), Job Hazard Analysis digunakan
pada tahap identifikasi risiko dengan menguraikan pekerjaan untuk mengetahui
potensi bahaya apa saja yang terdapat pada pekerjaan sehingga dapat diketahui
risk event. Tahap kedua, melakukan analisis risiko untuk menentukan besarnya
suatu risiko menggunakan analisis Semi Kuantitatif, yakni metode Fine. Metode Wiliam
T. Fine adalah salah satu metode analisis semi kuantitatif yaitu
mengkalkulasikan risiko berdasarkan
formula matematika. Metode ini terdiri dari tiga faktor utama yaitu
consequences, exposure, dan probability yang telah ditentukan rating atau
nilainya. Nilai dari ketiga factor tersebut dikalikan untuk mengetahui tingkat
risiko (Dickson, 2001). Tahap ketiga, evaluasi risiko dengan membandingan tingkat
risiko yang telah dihitung dengan kriteria standar yang digunakan. Tahap
terakhir adalah, pengendalian risiko menggunakan Hierarki pengendalian bahaya
dengan memberikan rekomendasi pengendalian untuk mencegah atau meminimasi
bahaya yang terjadi berdasarkan tingkatan risiko yang sudah dianalisa dari
evaluasi risiko.
H. Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis penelitian yang telah dilakukan, bahwa aktivitas-aktivitas
kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya pada area gudang yakni gudang bahan baku
kertas dan bahan baku kimia dilakukan penjabaran proses kerja didalam area tersebut
menjadi langkah-langkah yang kemudian akan diketahui risk event atau kejadian yang
berisiko pada keselamatan dan kesehatan kerja. Risk event yang diketahui dapat dikelompokkan
menjadi 5 kategori potensi bahaya, potensi bahaya tersebut yaitu: Kejatuhan materal,
menghirup debu, terkena atau tergores benda tajam, tertabrak alat transportasi,
dan air radiator.
I. Review/ Komentar
Riview atau komentar berikut
ini dibuat berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan selama
kegiatan penelitian dan berdasarkan teori atau pemahaman yang diketahui oleh
penulis, antara lain :
- Lanjutkan follow up penelitian mengenai penilaian risiko yang penulis lakukan dan terapkan kegiatan penilaian risiko secara berkala
- Lakukan pemasangan safety sign di berbagai tempat strategis yang mudah terlihat dan terbaca pada masing-masing area. Safety sign sebaiknya dibuat dengan ukuran besar dan dapat memantulkan cahaya sehingga dapat terbaca pada malam hari.
- Pemberian pelatihan kepada pekerja untuk mengenali potensi bahaya dan risiko di tempat kerja serta bagaimana cara untuk mencegah dan menanggulangi bahaya tersebut.
- Melakukan sosialisasi secara rutin mengenai K3 terutama mengenai potensi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk safety briefing.
- Penempatan pekerja yang berkompetensi pada bidang pekerjaan yang memiliki potensi risiko tinggi dan memastikan bahwa pekerja mampu dan mengetahui pekerjaan yang mereka lakukan.
- Mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
- Menyediakan air minum dan memberika himbauan kepada pekerja untuk banyak minum, karena kondisi lingkungan kerja yang lumayan panas.
J. Abstrak Jurnal
PT. Pelita Cengkareng Paper merupakan salah satu perusahaan
industry daur ulang kertas di Cengkareng, Banten. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara dengan bagian HSE mengenai kecelakaan kerja yang ada di PT.
Pelita Cengkareng Paper, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi di area
produksi. Berdasarkan tingkat keparahan, kecelakaan tersebut dapat di
kategorikan ke dalam kasus kecelakaan
ringan, sedang, kritis dan fatal seperti pekerja jari terluka oleh benda
tajam, lebam atau bengkak di kaki, tangan patah, dan kaki terpotong. Dari hasi
observasi juga sangat memungkinkan pekerja mengalami gangguan pernafasan karena
menghirup debu material. Berdasarkan kasus–kasus tersebut, perlu adanya upaya identifikasi dan
analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi ke dalam
manajemen risiko yang dimulai dengan identifikasi risiko pada proses kerja
operator sampai dengan menentukan tingkat risiko kecelakaan kerja dan menghubungkannya
dengan fakta kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pernah terjadi di
PT. Pelita Cengkareng Paper. Sehingga secara mudah risiko dapat diminimalkan
dengan menentukan pengendalian yang tepat. Identifikasi risiko menggunakan
metode JHA(Job Hazard Analysis). Metode ini bertujuan mengetahui risiko yang
ditimbulkan agar kemudian potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
dikendalikan dengan menguraikan langkah-langkah pekerjaan. Penilaian risiko
dilakukan dengan menggunakan standar manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 metode
semi kuantitatif W.T. Fine J dengan menganalisa nilai kemungkinan, pemajanan
dan konsekuensi dari setiap potensi bahaya untuk mendapatkan tingkat risiko yang kemudian dibandingkan
standar level risiko. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang
dimiliki pada aktivitas kerja di area produksi meliputi very high, substantial,
priority 3, dan acceptable.
K. Daftar Pustaka
Australian/ New
Zealand Standard. 2004. Australian Standad/New Zealand Standar
4360:2004”Risk Management”.
Dickson, T. 2001. Calculating Risk: Fine’s Mathematical
Formula 30 Years Later. Australian Journal of Outdoor Education.
Landquist, H. 2013. Evaluating the needs of risk
assessment methods of potentially polluting shipwrecks. Department of Shipping
and Marine Technology, Chalmers University of Technology. Gothenburg: Sweden
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Penerbit PP.
Antibiotik dari Makhluk Hidung
Semakin hari, manusia modern semakin rentan terhadap
penyakit dengan bakteri sebagai sumbernya. Banyaknya media penyebaran yang kita
temui setiap hari memicu tubuh dengan sistem imun yang rendah untuk terjangkit
dengan mudah.
Antibiotik atau antibakteri hadir sejak tahun 1930-an
untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Dosis yang tepat dengan anjuran dokter
harusnya sudah pas untuk melumpuhkan bakteri dan menghentikan reproduksinya
dalam organ tubuh yang terjangkit.
Namun, penggunaan ‘tanggung’ karena minimnya informasi
dan terlena dengan gejala sakit yang mulai hilang, biasanya resep antibiotik
tidak dihabiskan. Bakteri yang belum sepenuhnya mati akan bermutasi dan kebal
akan dosis antibiotik yang dikonsumsi pasien. Bukannya sembuh tapi malah
menumbuhkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Mutasi bakteri ini merupakan mimpi buruk bagi manusia,
khususnya para staf medis. Masa efektif antibiotik juga akan berakhir jika
bakteri sudah menunjukan resistensi pada jenis antibiotik tertentu dengan dosis
maksimal. Pada tingkat ini, bakteri tersebut sudah disebut ‘superbug’.
Setelah teixobactin ditemukan awal
2015 lalu oleh sekumpulan peneliti dari University of Northeastern di Boston,
AS, baru-baru ini para ilmuan dari University of Tuebingen, German, tidak mau
kalah dengan mengemukakan adanya penemuan antibiotik baru yang dapat
melawan superbug.
Berbeda dengan teixobactin yang
diproduksi Eleftheria terrae yang ditanam dalam tanah, sumber
antibiotik ini tidak lain adalah bakteri yang hidup dalam hidung manusia.
Seperti dilansir oleh jurnal ilmiah Nature,
Andreas Peschel, pemimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa salah satu
bakteri patogen penyebab beberapa penyakit, Stapphylococcus aureus,
ternyata hidup dalam hidung 30% populasi dunia. Sedangkan bagi hidung manusia
yang tidak ‘dihinggapi’ Stapphylococcus aureus ini bersemayam
bakteri rivalnya.
Bakteri yang memiliki kode genetik lugdunin ini
kemudian disebut dengan Stapphylococcus lugdunensis. Hasil riset mengemukakan
keberhasilan Stapphylococcus lugdunensis dalam melawan
infeksi Stapphylococcus aureus pada kulit dengan sampel
percobaan tikus.
Infeksi sembuh dengan tidak meninggalkan bakteri
penyebab sama sekali. Stapphylococcus lugdunensis ini juga
dipercaya dapat menyembuhkan infeksi MRSA (Methicilin-resistant
Stapphylococcus aureus) yang menyerang tulang, paru, bahkan jantung.
Tak diayal bahwa hasil riset ini membawa cahaya baru
bagi dunia medis. Dengan ditemukannya satu sumber antibiotik baru dalam tubuh
manusia membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut mengenai ribuan variasi
bakteri yang tinggal dengan kita. Namun demikian akan memakan waktu lebih untuk
melakukan uji coba nyata pada manusia yang terkena infeksi, dan mempatenkan
antibiotik ini sebagai obat baru yang ampuh.
Daftar pustaka
- Thompson, Avery. “The Superbug-Beating Antibiotics May Come From Your
Nose”. 08 September 2016, pkl. 17.10.
- “Jangan Sembarangan Mengonsumsi Antibiotik”. 08 September 2016, pkl.
17.20.
- BBC. “Antibiotik jenis baru ditemukan dari persaingan bakteri hidung”.
08 September 2016, pkl. 17.40.
- S, Deddy. “Sumber Antibiotik Ada di Hidung Kita”. 08 September 2016,
pkl. 17.45.
- Syah, Efran. “Apa yang Dimaksud Antibiotik? Apakah Aman?”. 08
September 2016, pkl. 17.45.
- Wikipedia. “Antibiotik”. 08 September 2016, pkl. 17.50.
- BBC. “25 Jenis Antibiotik Baru Ditemukan”. 08 September 2016, pkl.
20.21.
- Wikipedia. “Teixobactin”. 08 September 2016, pkl. 20.27
Efisiensi Letak Pabrik
Tema :
Perancangan Tata Letak Fasilitas
Membangun
sebuah industri mudah-mudah gampang. Ada yang nekat langsung terjun tanpa
memperhitungkan konsekuensi dan tahap selanjutnya, ada yang matang merencanakan
berbagai aspek kesuksesan dalam membangun usaha dari nol.
Berbagai
faktor harus diatur dengan cermat untuk memudahkan jalan menuju produksi barang
yang dinanti dan disukai konsumen. Inovasi, kreativitas, efisiensi, dan
kualitas merupakan beberapa aspek yang dimiliki produk unggul. Produsen
dikatakan sukses jika produk yang dijual memiliki nilai-nilai aspek yang
disebutkan.
Seperti
pepatah hemat pangkal kaya, para pengusaha tingkat atas pasti setuju dengan
efisiensi sebagai kunci sukses. Tanpa menyisihkan aspek sukses usaha yang lain,
efisiensi mampu menjadi kata kunci dalam sebuah produksi. Hemat itu efisiensi,
baik efisiensi waktu, biaya, tenaga kerja, tempat, dan lain-lain. Industri yang
berjalan pesat akan melakukan efisiensi tingkat tinggi dalam menekan pemborosan
atau pemakaian uang.
Contoh
efisiensi tempat yaitu perancangan tata letak fasilitas. Tata letak
fasilitas adalah hal dasar dalam
kegiatan produksi. Pabrik yang bagus akan memaksimalkan lahan yang dipakai
hingga tidak ada petak yang kosong yang tak dipakai sarana produksi. Ini pun
tentu tanpa merusak estetika. Sehingga didapatkan biaya tempat atau area
minimum dengan produktivitas optimal, peningkatan kapasitas produksi,
fleksibilitas, dan pengurangan biaya.
Menurut Jay
Heizer dan Barry Render, “penataan lokasi merupakan suatu keputusan yan gsangat
penting utnuk dapat menunjang efisiensi sebuah proses operasional dalam jangka
panjang.” Selain itu, fungsi dan manfaat dari pengaturan tata letak pabrik ini
adalah “Memanfaatkan area utnuk penempatan lokasi mesin serta
fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang proses produksi lainnya, penyimpanan material
baik yang bersifat temporer dan permanen, kelancaran gerakan perpindahan
material, serta personal tenaga kerja dan sebagainya.” (Wignjosoebroto, 2003,
hlm 16).
Perancangan
tata letak fasilitas ini tergantung pada proses produksi. Ada industri yang
hanya membutuhkan beberapa ruang dalam memproduksi barang, ada juga industri
dengan alur produksi yang panjang dengan banyak mesin hingga membutuhkan banyak
ruang dan departemen.
Dalam teori
tata letak fasilitas, beberapa komponen yang mempengaruhi efisiensi harus
diperhatikan, seperti : tipe tata letak, aliran bahan, dan tipe proses
produksi. Hal penting lainnya menurut Anthony Handoko yaitu jarak, waktu, dan
biaya. Menurutnya, jarak perpindahan baran dan bahan yang jauh akan membutuhkan
waktu yang lebih banyak. Dengan melakukan perancangan tata letak maka jarak dan
waktu dapat diperpendek hingga pemborosan jarak dan waktu semakin kecil.
Biasanya
tahap awal perancangan tata letak dilihat dari layout lantai. Kemudian dengan pengamatan
dan pengukuran beberapa data diperlukan, seperti :
1. ukuran
departemen produksi
2. block
layout produksi
3. urutan
proses produksi
(Renata, dkk, 2013)
Untuk lebih
detailnya, perancang yang cermat juga akan memperhatikan ciri-ciri tata letak
yang baik, tipe-tipe tata letak, pola umum aliran bahan, tipe-tipe proses
produksi, ergonomi, entopometri, dan peta operasi. Semua komponen tersebut
dapat dirancang menggunakan beberapa metode, Contohnya ARC (Activity
Relationship Chart), AHP (Analytic Hierarchy Process), algoritma BLOCPLAN, atau
CORELAP.
Analisis
dengan metode-metode yang berkaitan dengan tata letak fasilitas ini akan
menghasilkan momen perpindahan dan layout score. Momen perpindahan adalah
frekuensi pindah barang dikalikan meter (jarak). Setelah data diproses dan
didapatkan hasil akan diperoleh momen perpindahan yang rendah dengan layout
score tinggi. Itulah yang dinamakan tata letak fasilitas yang baik.
Kesalahan
dalam perancangan tata letak pabrik ini akan mengacu pada pemborosan yang dapat
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan dalam waktu lama jika tidak direncanakan
dengan matang.
Daftar
pustaka
- Kamila, Rifka, dkk, 2014, “PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MENGGUNAKAN METODE BLOCPLAN DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: Koperasi Unit Desa Batu)”, Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Vol 2, No 3 (2014) page. p624-636, http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/view/113, 30 September 2016.
- Maywanto, Renata, dkk, 2013, “PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. XYZ”, Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 1 (2013), http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=58670, 30 September 2016.
- Handoko, Antony, 2013, “Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Pada UD Aheng Sugar Donut's DI TARAKAN, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 2, No 2 (2013), http://download.portalgaruda.org/article.php?article=130824&val=5455&title=PERANCANGAN%20TATA%20LETAK%20FASILITAS%20PRODUKSI%20PADA%20UD%20AHENG%20SUGAR%20DONUT%C3%A2%E2%82%AC%E2%84%A2S%20DI%20TARAKAN, 30 September 2016.
Artikel Ilmiah : Ergonomic Work
ERGONOMI
TEMPAT KERJA
PENDAHULUAN
Abstrak
Ergonomi berasal dari
bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefenisikan
sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau secara anatomi, fisiologi, spokologi, erngineering, manajemen dan
desain/perancanagan. Ergonomic berkenaan pula dengan optimasi, efesiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan
tempat-tempat rekreasi. Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan
tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc :
1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup
hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja
secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
LATAR
BELAKANG
Perkembangan teknologi
saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada
lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya
dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan
terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian.
Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara
pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomic.
Rumusan masalah
Rumusan masalah yang kiranya dapat di
susun dalam topic kali ini antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat
kerja?
2. Apakah tujuan dari ergonomi di tempat kerja?
3.
Apa manfaat
pelaksanaan dari ergonomi ditempat kerja?
Ergonomi mempelajari perilaku
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi
ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah
satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan.
Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu
definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to
the worker”. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi
manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya. (ILO)
.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di
tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih
dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang
cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan
penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan
mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja
2.
Meningkatkan
kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam
tempat kerja.
3.
Berkontribusi di dalam
keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan
budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.
Manfaat Ergonomi
1.
Menurunnya angka
kesakitan akibat kerja.
2.
Menurunnya kecelakaan
kerja.
3.
Biaya pengobatan dan
kompensasi berkurang.
4.
Stress akibat kerja
berkurang.
5.
Produktivitas membaik.
6.
Alur kerja bertambah
baik.
7.
Rasa aman karena bebas
dari gangguan cedera.
8.
Kepuasan kerja
meningkat
KESIMPULAN
Penerapan Ergonomi di
tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
SARAN
Pendekatan disiplin
ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti
menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk
mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan
yang terlalu cepat.
Daftar Pustaka
Nurmianto, Eko. 2008,
“Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya : Surabaya
Suma’mur, 1989,
“Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, PT Temprint: Jakarta
Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007
Pusat Kesehatan Kerja
Departemen Kesehatan RI
Langganan:
Postingan (Atom)