.

Jumat, 16 September 2016

RESENSI BUKU PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI




Judul                     : Pengantar Teknik Industri
Pengarang            : Amin Syukron, S.T., M.T.
            Ir. H. Muhammad Kholil, M.T.
Penerbit                : Graha Ilmu (Cetakan ke I, tahun 2014)
Cetakan                : 1
Tahun Terbit        : 2014
No. ISBN             : 978-602-262-193-5
Jumlah Halaman : VII + 315


Riwayat Kepengarangan

Amin Syukron, S.T., M.T., lahir di Cilacap, 27 Desember 1983. Ia telah menempuh pendidikan s1 Teknik Industri Institut Sain dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta (2005), dan s2 Teknik Industri ITS Surabaya (2009). Selain mengajar di jurusan Teknik Industri di Universitas Mercu Buana, Jakarta, ia juga aktif mengajar di Institut Agama Islam Imam Ghozali, Cilacap. Ia juga aktif melakukan berbagai penelitiandi bidang kualitas dan strategi. Kini ia menjadi pengurus Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama (ISNU), pengurus dalam lembaga perekonomian Nahdlotul Ulama, dan aktif mendampingi usaha kecil menengah (UKM) di kabupaten Cilacap.

Ir.H.Muhammad Kholil, M.T. lahir di jakarta, 23 Maret 1970. Ia mendapatkan gelar Sarjana Teknik Industri dari Universitas Mercu Buana (1995), dan gelar Magister Teknik Industri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (1999) dan menjadi dosen tetap Teknik Industri UMB sejak 1999, dan pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kaprodi Terbaik dari Kopertis III (2010). Kini ia aktif sebagai Kaprodi Teknik Industri Universitaas Mercu Buana jakarta. Selain kesibukan sebagai Kaprodi Teknik Industri dan dosen, ia juga aktif dalam kegiatan pendidikan pada bidang perencanaan dan pengendalian produksi dan ekonomi teknik.
 
Sinopsis/ ringkasan isi buku

BAB 1 SEJARAH, PENGERTIAN, DAN PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI

1.1   Sejarah Teknik Industri
Perkembangan peradaban manusia tidak lepas dari proses pembelajaran dalam memenuhi kebutuhanya. Keterbatasan manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya interaksi dengan yang lain dalam hal apapun. Hal ini yang mendasari manusia pada masa lalu untuk memenuhi kebutuhanya dengan cara barter (tukar menukar barang). Dalam perjalananya, manusia menemukan alat pertukaran yang dinamakan “uang” untuk memudahkan mereka mendapatkan barang yang di inginkan.
Pada awalnya pemenuhan permintaan manusia itu di kerjakan secara individu, tetapi karena berkembangnya permintaan atas kebutuhan manusia yang selanjutnya disebut sebagai konsumen, maka tidak lagi mampu dikerjakan oleh individu. Dari sinilah awal bangkitnya dunia industri dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia secara massal.

1.2   Pengertian Teknik Industri
Teknik industri adalah disiplin teknik (rekayasa) dan bukan science yang disebabkan kerena teknik industri menangani pekerjaan perancangan (design), perbaikan (improvement), dan penginstalasian (instalation) dan juga menangani masalah manusianya. Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi.

1.3   Perkembangan Teknik Industri
Revolusi industri telah mengubah proses manual menjadi proses otomasi dengan eksploitasi sumber daya besar-besaran. Pemikiran efisiensi, produktifitas, dan efektifitasdari proses suatu produksi mulai di pikirkan para ilmuwan.

1.4   Program Pendidikan Teknik Industri
Peranan lembaga pendidikan bagi perkembangan profesi atau disiplin teknik industri tidak dapat di abaikan. Pendidikan teknik industri di indonesia mulai di perkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studinya di Cornell University. Tahun 1960 ITB membuka jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya teknik Industri. Baru pada tahun 1971 berdiri jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.

1.5   Organisasi-Organisasi Teknik Industri
Organisasi-organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri antara lain, American Society of Mechanical Engineer (ASME) di Amerika Serikat. Organisasi ini merupakan forum yang pertama kali mendiskusikan tentang konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian dari tumbuhnya konsep Teknik Industri.

1.6   Evolusi Bidang Garap Teknik Industri
Perkembangan bidang garap teknik industri pada tahun 1960-an sampai dengan tahun 1970-an. Periode tahun 1960 sampai tahun 1965 bidang garap lebih banyak pada masalah penyederhanaan kerja dan pengembangan metode kerja, tataletak pabrik, dan standarisasi tenaga kerja langsung. Periode lima tahun berikutnya bidang garap teknik industri menambah pada standar tenaga kerja tidak langsung dan rekayasa proyek. Selama periode tahu 1970-an terjadi perubahan yang cukup dramatisdengan pendekatan kuantitatif dan model komputer.
Era 1980-an sampai sekarang bidang garap teknik industri meluas sampai bidang perancangan dan integrasi manufacturing dan sistem pelayanan.

1.7   Evolusi Peranan Profesi Teknik industri
Pada periode 1980-an profesi teknik indistri lebih banyak memainkan peranan dalam pengintegrasian sistem produksi dan otomasi persoalan yang di hadapi pada waktu itu adalah situasi komponen-komponen perusahaan dengan komputer, robot, dan mesin-mesinfleksibel tidak sesuai dengan komponen-komponen tersebut. Era 1990-an selain berperan dalam pengitegrasian sistem produksi dan sistem otomasijuga pengembangan perpendekan waktutenggang prpses produksi, knowledge sharing, pengintegrasian proses keputusan manufacturing, integrasi perusahaan, dan koordinasi aktivitas produksi denagn lingkungan sekitar.


1.8   Tantang Masa Depan
Perkembanagn yang cukup pesat di bidang ekonomi, sosial, politik, dan munculnya model-model baru dalam menjalankan bisnis mengubah dunia secara dramatis. Teknik industri sebagai suatu sistem integrator pada masa mendatang akan lebihbesar lagi perananya dengan semakin dikembangkanya konsep Computer Integerated Manufacturing (CIM).

1.9   Ilmu Dasar Disiplin Teknik Industri
Dasar adari disiplin teknik industri adalah ilmu operasional yang meliputi analisis, perancangan operasi, pengawasan operasi, dan manajemen operasi. Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi dari ilmu teknik industri berhasil adalah Kualitas, waktu, dan biaya ssuai dengan tujuan dari teknik industri.

1.10            Profil Lulusan
Pendidikan sarjana (strata 1) prodi teknik industri bertujuan untuk membentuk sarjana yang memiliki kompetens yang tinggi dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoprasian, dan pengedalian sistemidustri yang luas dan kompleks, mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, maupun produktifitas sistem industri.



BAB 2 ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI
2.1 Perancangan dan Analisis Kerja
 Pada proses produksi, perancangan stasiun kerja dan metode kerja bukan hal yang mudah, kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja akan berdampak buruk pada proses secara keseluruhan. Teknik sistematis dalam merancang dan perbaikan metode kerja di sebut Method Engineering. Tujuan dari Method Engineering adalah melakukan metode kerja di setiapbagian untuk meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan fleksibilitas system kerj, mampu beradaptasi dengan pasar dan mempunyai kemampuan berkembang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Method Engineering menyangkut dua hal yaitu, Method Study dan Work Measurement.

2.2 Pengukuran Kerja
                Beberapa hal yang di bahas dalam pengukuran kerja (work measurement) antara lain adalah pengukuran waktu standart atau waktu baku. Tujuan dari pengukuran kerja yaitu untuk mengukur waktu karyawan dalam melakukan kegiatan kerja kondisidari tempo yang normal. Fungsi dari waktu standart:

  • 1.       Penentuan jadwal dan perencanaan kerja
  • 2.       Penentuan biaya
  • 3.       Estimasi biaya
  • 4.       Penentuan efektifitas mesin
  • 5.       Penentuan waktu standar sebagai dasar upah tenaga kerja secara langsung
  • 6.       Penentuan waktu standar sebagai dasar upah tenaga kerja secara tidak langsung
  • 7.       Penentuan waktu standar sebagai dasar untuk pengawasan biaya tenaga kerja 
 
2.3 Pengujian Data
2.3.1 Uji Kecukupan Data
                Kegiatan pengujian dimulai dari analisis atas jumlah data yang seharusnya di kumpulkan sampai dengan analisis atas konsistensi kerja operator. Pengujian data yang pertama adalah uji kecukupan data, di perlukan untuk memastikan data yang dikumpulkan cukup secara objektif. Idealnya pengukuran dalam jumlah yang cukup banyak, namun juga melihat dari keterbatasan tenaga, biaya, waktu. Sebaliknya pengumpulan data dengan ala kadarnya juga kurang baik
.
2.3.2 Keseragaman Data
                Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama maka di lakukan pengujian terhadap keseragaman data.

2.4 Ergonomi
Ergonomi berasal dari dua kata bahasa yunani yaitu, ergon dan nomos. Ergon bererti kerja, nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kegiatan orang dengan lingkungan kerjanya. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusiadalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatan-nya.

BAB 3 SISTEM PRODUKSI
3.1 Pendahuluan
                Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi merupakan sekumpulan dari sub sistem yamg saling berinteraksi yang bertujuan mentrasnformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya. Seperti limbah, informasi dan sebagainya.

3.2 Siklus Ativitas Manufaktur
                Berbeda dengan system produksi,  system manufaktur mempunyai cangkupan yang lebih luas dari sekedar input, proses, dan output. Akan tetapi, meliputi serangkaian proses dari mulai konsumen sampai pemasok. Prosesnya sebagai berikut:

  • 1.       Pemasaran dan Penjualan
  • 2.       Perancangan Produk
  • 3.       Teknik Industri
  • 4.       Perencanaan dan Pengendalian Produksi
  • 5.       Proses Manufakturing
  • 6.       Pengendalian Kualitas
  • 7.       Pengiriman dan pengendalian kualitas
3.3 Just In Time (JIT)
Terdapat banyak definisi dari JIT. Diantaranya definisi pertama, The Technology Transfer Council of Australia (1987) JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghpusan segala bentuk waste. 

3.4 Pull Production System
Konsep diatas sangat berbeda dengan sistem tarik (pull system) karena dalam sistem tarik proses sesudah atau (subsequant process) akan meminta atau menarik material dari proses sebelum (proceding process) berdasarkan kebutuhan aktual dari proses sesudah itu.

3.5 Sistem produksi berdasarkan kanban
Kanban dalam bahasa jepang berarti “visual record or signal” . sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentu kartuatau peralatan lainya seperti bendera, lampu, dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan.

BAB 4 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
4.1 Peramalan
Peramalan merupakan suatu langkah awal dalam melakukan langkah pengambilan keputusan dan perencanaan. Dengan dasar peramalan ini, maka akan di dapatkan data untuk sekaran maupun masa depanmelalui pengujian dengan data di masa lalu. Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut. (Sofyan Assauri, 1984)

4.2 Persediaan
Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan berupapemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

4.3 Material Requirement Planning (MRP)
Metode MRP (Material Requirement Planning) adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi atau Master Production Schedule (MPS) menjadi kebutuhan bersih (Net Requirement) material untuk semua item komponen produk.
BAB 5 PRODUKTIVITAS
5.1 Konsep Produktivitas
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatan sebagai suatu proses yang terstruktur guna menggalimpotensi yang ada dala sebuah komoditi/ objek. Produktivitas sangat berkaitan erat dengan keberhasian dan pemberdayagunaan serta kemampuan dalam sebuah perusahaan jika diukur pada tingkat mikro seadangkan untuk tingkat makro, produktivitas lebih sering di gunakan untuk perbandingan kekuatan ekonomi suatu bangsa.
5.2 Pengertian Produktivitas
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sring di batasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam bentuk satuan fisikbentuk dan nilai. (Siagian, 2003)
5.3 Unsur-unsur Produktuvitas
Unsur-unsur produktivitas menurut Gasperz (1998) terdiri dari Efisiensi, Efektivitas, Kualitas .
5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pada suatu perusahaan yaitu:

  • 1.       Jumah investasi
  • 2.       Perbandingan modal investasi dengan jumlah tenaga kerja
  • 3.       Penelitian dan pengembangan
  • 4.       Peraturan pemerintah
  • 5.       Kapasitas Terpakai
  • 6.       Umur pabrik dan peralatan
  • 7.       Harga energi
  • 8.       Semangat kerja dan lingkungan
  • 9.       Peran manajemen
5.5 Pengukuran Produktiviitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada tingkat perusahaan pengukuran produktivitas terutama di guanakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.
5.6 Model Pengukuran Produktivitas Dalam Sistem Industri
Menurut Gaspersz (1998)terdapat beberapa model yang relevan untuk di pilih oleh manajemen industri guna dijadikan sebagai model pengukuran sistem industri yang sedang berjalan, yaitu:
1.       Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Rasio Output/ Input
2.       Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Angka Indeks
3.       Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas
5.7 Penyebab Penurunan Produktivitas Perusahaan
Menurut Gaspersz (1998) pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan perusahaan, antara lain:

  • 1.       Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur
  • 2.       Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan
  • 3.       Pengiriman produk yang sering terlambat
  • 4.       Peningkatan biaya-biaya produksi dan pengiriman
  • 5.       Pemborosan penggunaan sumberdaya material, tenaga kerja, dan lain-lain
  • 6.       Terdapat konflik-konflik dan hambatan –hambatan dalam tim kerjasama yang tidak dapat terpecahkan
  • 7.       Ketiadaan sistem pendidikan bagi karyawan
  • 8.       Ketidakmampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri

BAB 6 PERMODELAN SISTEM
6.1 Konsep Sistem
Banyak mengenal beberapa macam sistem di lingkungan kita, misalkan pabrik ada sistem produksi, di bank ada sistem antrian, di dalam tibuh manusia ada proses pencernaan. Konsep ssistem dapat di gunakan pada gejala-gejala yang abstrak dan dinamis seperti yang di jumpaidalam ekonomi. Sehingga dikatakan bahwa sistem harus dapat di interprestasikan untuk dapat menyatakan sistem fisik, biologi, ekonomi dan sebagainya.
Pengertian Sistem
Sistem dapat bersifat abstrak maupun fisik. Sebuah sistem abstrak adalah suatu susunan teraturgagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sebagai contoh sebuah sistem teologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai tuha, manusia, dan sebagainya.
6.2 Simulasi
Simulasi digunakan sebelum sistem yang ada diubah atau sistem yang baru dibangun , untuk mengurangi kemungkina kegagalan dalam pemenuhan spesifikas, untuk menghilangkan error yang tidak terduga untuk mencegah pemanfaatan sumberdaya sistem yang berlebihan serta untuk mengoptimalkan kinerja sistem.
Pengertian Simulasi
Silmulasi merupakan teknik menirukan atau memperagakan kegiatan bebrbagai macam proses atau fasilitas yang ada di dunia nyata. Fasilitas atau proses yang disebut dengan sistem yang dimana di dalam keilmuan digunakan untuk membuat asumsi-asumsibagaimana sistem tersebut bekerja.

BAB 7 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
7.1 Konsep Dasar Tara Letak Pabrik
Perancangan tata letak pabri pada dasarnya merupakan proses pengurutan dari suatu perencanaan tata letak yang sistematis yaitu Pemilihan Lokasi, Operation Process Chart (OPC), Routing Sheet, Multi Product Process Chart (MPPC), Menentuka Gudang, Ongkos Material Handling (OMH), Form To Chart (FTC), Outflow-Inflow, Tabel Skala Prioritas (TSP), Activity Relatioship Diagram (ARD), Activity Relatioship Chart (ARC), Area Alocation Diagram (AAD), Tempalate.
7.2 Definisi Pabrik Dan Indistri
Pabrik yang dalam istilah asingnya di kenal sebagai factory atau plant adalah setiap tempat dimana faktor-faktor seperti manusia, mesin, dan peralatan (fasilitas) produksi lainya material, energy, uang, informasi dan sumber daya alam di kelola bersama-sama dalam suatu sistem produksiguna menghasilkan suatu produkatau jasa secara efektif, efisian, dan aman.
7.3 Plant Design
Istilah atau pengertian design suatu pabrik (plant deaign) pan peratutan tata letak pabrik (plant layout) seringkali dianggap membingungkan dan sama.
7.4 Tujuan Dan Perana PTLP
Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang bisa di dapatkan dari tata letak pabrikyang direncanakan dengan baik, ada 6 tujuan sebagai berikut:

  • 1.       Integrasi secara menyeluruh daris emua faktor yang mempengaruhi proses produksi
  • 2.       Pemindahan karak seminimal mungkin
  • 3.       Aliran kerja berklangsung secara lancarmelalui pabrik
  • 4.       Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien
  • 5.       Keputusan kerja dan rasa aman dari pekerja di jaga sebaik baiknya
  • 6.       Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel
7.5 Dasar-Dasar Pemilihan Lokasi Pabrik
Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu pemiliha daerah atau tetorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk serta lahan khusus.
7.6 Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penentuan Lokasi Pabrik
Banyak faktor yang di pertimbangkan dalam penentuan lokasi di mana sebaiknya pabrik di dirikan. Dalam kaitan ini faktor-faktor dapat di jelaskan sebagai berikut :

  • ·         Lokasi Pasar
  • ·         Lokasi sumber bahan baku
  • ·         Alat angkutan
  • ·         Sumber energi
  • ·         Iklim
  • ·         Buruh dan tingkat upahnya
  • ·         Undang- undang dan sistem perpajakan
  • ·         Sikap masyarakat setempat
  • ·         Air dan limbah industri
7.7 Metode Penentuan Lokasi Pabrik

Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang yang sebaiknya di pilih maka ada 2 metode pendekatan yang dikenal, yaitu :

  • ·         Metode Kualitatif (Ranking Procedure)
  • ·         Metode Kualitatif (analisa pusat gravitasi dan analisa metode transportasi)
BAB 8 OPERASIONAL RISET
Operasional riset adalah metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial maupun bidang lainya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal.
8.1 Linear Programming
Modul ini di gunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pengalokasian sumber daya perusahaan secara optimal untuk mencapai keuntungan maksimal atau biaya minimum.

8.2 Masalah Transportasi
Perkembangan aktivitas bisnis berkembang sangat pesat. Pemenuhan kebutuhan akana barang mengharuskan para pelaku bisnis memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Tidak terkecuali dalam hal pengiriman (delivery). Karena masalah pengiriman inilah yang akhirnyapara pelaku bisnis harus memiliki perhitungan matang dalam mengestimasikan biaya produksi.

8.3 Assignment (Penugasan)
Assignment termasuk dalam model traansportasi, yakni metode analisis mengenai masalah pendistribusian sejumlah produk atau komoditas dari beberapa sumber distribusi (supply) kepada beberapa daerah tujuan (demand) dengan berpegang pada prinsip biaya distribusi minimal, ataupun juga untuk mencari pendapatan maksimal dari strategi distribusi komoditi yang mempunyai keuntungan tertentu.

8.4 Sistem Antrean
Suatu antrean merupakan formasi baris-baris pengungguan dari pelanggan (satuan) yang memerlukan pelayanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas layanan). Peristiwa antrean merupakan fenomena yang terbiasa terjadi bila kebutuhan akan pelayanan melebihi kemampuan pelayanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak dapat segera mendapat pelayanan dan membentuk formasi baris-baris penungguan.

BAB 9 PENGENDALIAN KUALITAS

9.1 Grafik Pengendali
Grafik pengendali adalah alat untuk menggambarkan dengan cara yang tepat apa yang di maksudkan dengan pengendalian statistic, dengan itu dapat digunakan dalam berbagai cara. Dalam banyak penerapan, ini di gunakan untuk mengawasi proses pada jalur. Yakni, data sampel dikumpulkan dan digunakan untuk membentuk grafik pengendali, dan apabila nilai sampel jatuh di dalam batas-batas pengendali, dan tidak memperlihatkan sesuatupola sistematik, kita katakan proses dalam keadaan terkendalipada tingkat yang di tunjukan oleh grafik.

9.2 Pemilihan Batas-Batas Pengendali
Menentukan batas pengendali adalah salah satu putusan yang penting harus dibuat dalam merancang grafik pengendali. Dalam memindahkan batas pengendalilebih jauh dari garis tengah , kita menurunkan resiko kesalahan tipe.

9.3 Ukuran Sampel dan Frekuensi Pengambilan Sampel
Dalam merancang grafik pengendali, orang harus menentukan ukuran sampelyang digunakan dan frekuensi pengambilan sampel. Umumnya, makin besar sampel akan makin mudah menyidik pegeseran kecil pada proses itu. Apabila pergeseran proses relatif besar, maka kita gunakan ukuran sampel yang lebih kecil daripada yang kita gunakan apabila pergeseran yang pmenjadi perhatian kita relatif kecil.

9.4 Grafik Pengendali Sifat Variable
Suatu karakteristik yang dapat di ukur seperti dimensi, berat, atau volume dinamakan variabel. Pengendalian rata-rata proses mean tingkat kualitas biasanyadengan grafik pengendaliuntuk mean atau grafik x-bar.

9.5 Grafik Pengendali Sifat Atribut
Karakteristik kualitas yang tidak dapat dinyatakan secara numerik, sesuai klasifikasi dan tidak sesuai klasifikasi atau cacat dan tidak cacat. Karakteristik kualitas seperti ini dinamakan sifat atribut. Grafik pengendalian sifat iyang banyak di gunakan:

  • 1.   Yang berhubungan dengan bagian produk yang tak sesuai atau cacat yang diproduksi, dinamakan grafik pengendali bagian tak sesuai ataun grafik p.
  • 2. Yang berhubungan dengan banyaknya cacat atau ketidaksesuaian disebut grafik pengendali ketidaksesuaian atau grafik c.
  • 3.     Yang berhubungan dengan rata-rata banyak ketidaksesuaian perunit disebut grafik pengendali ketidak sesuaian per unit adalah grafik u, merupakan dasar yang lebih baik untuk pengendalian proses.
  
KELEBIHAN BUKU

  • Tema yang ada di dalam buku ini sangat lengkap, mulai dari sejarah teknik industri, analisis, sistem, perencanaan, produktivitas, pemodelan, perancangan, opersional, dan pengendalian kualitas.


  • Buku ini sangat membantu bagi mahasiswa baru maupun mahasiswa senior yang mengambil jurusan teknik industri.
KEKURANGAN BUKU

  • Masih ada kata-kata yang salah ketik sehingga mungkin dapat membingungkan pembacanya.


  • Kurangya ilustrasi atau gambar sehingga cukup sulit untuk memahami isi buku ini



10 komentar:

  1. @B24-SEPTI
    Dalam meresensi sebuah buku seharusnya tidak usah memaparkan semua yang ada didalam isi buku tersebut hanya menuliskan kritik kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut agar kita tertarik untuk membacanya . Terima kasih

    BalasHapus
  2. @B30-SUHENDRA
    Salah satu tujuan membuat resensi buku menurut saya adalah untuk menarik calon pembaca dengan membaca kelebihan dan kekurangan dalam buku tersebut. Resensi yang dibuat ini terlalu panjang, sehingga dapat mengurangi ketertarikan calon pembaca buku tersebut.

    BalasHapus
  3. @B27-WILLY

    Resensi buku ini terlalu panjang, pembaca pemula seperti saya akan cepat bosen jikalau seperti ini. Alangkah baiknya jika resensi ini lebih kompleks dan diperjelas maksud rangkuman dari resensi ini. Semoga kedepannya dapat dibuat lebih tepat

    BalasHapus
  4. @B21-DJARWOTO
    Ulasan bukunya terlalu panjang,sebaiknya dipersingkat sesuai inti sari buku tersebut

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Akibat resensi buku terlalu panjang, membuat para pembaca merasa bosan. Butuh perbaikan dalam penulisan resensi dengan cara mengambil makna dari resensi buku tersebut.

    BalasHapus
  7. resensi ini bisa tidak di perjelas dalam rangkuman terlalu panjang

    BalasHapus
  8. resensi ini bisa tidak di perjelas dalam rangkuman terlalu panjang

    BalasHapus
  9. @B18-Nova

    Komentar : Artikel diatas memberikan informasi tentang buku pengantar Teknik Industri dimana mahasiswa baru teknik industri dapat memahami pelajaran mengenai teknik industri.

    Saran : Tetapi penjelasan artikel tersebut terlalu panjang, untuk lebih dipersingkat lagi agar mudah dipahami.

    BalasHapus
  10. @B29-RIVALDI
    Buku ini wajib dipelajari khususnya bagi mahasiswa teknik industri, namun dalam resensi ini terlalu panjang sehingga sangat membosankan untuk dibaca

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.