.

Kamis, 22 September 2016

Pengaruh Aktivitas Pekerja Mempengaruhi Efek Fisiologis Dengan Menggunakan Metode Biomekanika


Oleh: Rika Febriani

·         ABSTRAK
Pengukuran aktivitas kerja pada dasarnya merupakan pengukuran besarnya tenaga yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.
Salah satu kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia adalah dengan pendekatan beban fisiologi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi beban fisiologi pekerja dalam bekerja, salah satunya adalah lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi pengeluaran energi selama bekerja. Pengukuran beban fisiologi dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Salah satu faktor penting proses produksi suatu industri adalah pekerja. Beban kerja, waktu istirahat, dan kelelahan kerja pekerja perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Manual material handling merupakan kajian studi yang sangat penting di dunia industri. Tenaga manusia berperan utama dalam aktivitas manual material handling. Fleksibilitas gerakan merupakan salah satu alasan untuk industri yang masih memanfaatkan penanganan material secara manual. Disisi lain, postur yang dilakukan pada aktivitas tersebut dapat menyebabkan cidera tulang belakang (Low Back Pain).
·         LANDASAN TEORI
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan alat bantu terhadap nilai konsumsi energi, lifting indeks, dan momen gaya pada pekerja pengangkat beras untuk mengurangi atau menghindari resiko cidera tulang belakang (musculoskeletal disorder)? Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui nilai RWL (Recommended Weight  Limit), lifting indeks, momen gaya dan konsumsi energi yang nantinya digunakan untuk mengidentifikasi resiko cidera tulang belakang (musculoskeletal disorder).  Pengertian pemindahan bahan secara manual (MMH), menurut American Material Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling), dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996).
Iklim kerja merupakan salah satu unsur dari pekerjaan yang mempunyai peran penting dan tidak boleh kita acuhkan. Pekerjaan dengan suhu tinggi memerlukan penerapan teknologi baik dalam proses produksi maupun proses distribusinya, diharapkan penerapan teknologi dapat mengendalikan pemakaian energi dan energi yang terlepas. Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka gairah kerja akan meningkat begitu juga produktivitas. Panas merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup kemungkinan pekerja terpapar langsung, dalam jangka waktu yang lama pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap produktivtas dan efisiensi kerja (Suma’mur, 1994).
Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Dari pengertian diatas maka ilmu biomekanika mencoba memberikan gambaran ataupun solusi guna meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada pekerja supaya tidak terjadi kecelakaan kerja. Jika seseorang melakukan pekerjaan maka sangat banyak faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi pekerjaan tersebut. Secara garis besar faktor- faktor yang mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor individual dan faktor situasional. (Madyana, 1996).
Pengukuran terhadap tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal sangat sulit karena mengakibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi kelelahan. Waters Anderson (1996) dalam Tarwaka 1985 melakukan pengukuran dengan metode analitik dan metode lain adalah menggunakan nordic body map.
a.    Metode Analitik, dilakukan berdasarkan rekomendasi NIOSH tentang estimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan (over axertion) atas dasar karakteristik pekerjaan.
b.    Nordic Body Map, merupakan metode yang dilakukan dengan menganalisa peta tubuh yang ditujukan pada tiap bagian.
Efek Fisiologis
Hasil dari pengukuran denyut nadi dan tekanan darah pada pengrajin manik-manik sebelum dan seudah terpapar panas dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired Test terhadap hasil pengukuran denyut nadi untuk melihat apakah signifikan (ada perbedaan) antara denyut nadi sebelum dan sesudah terpapar panas. Denyut jantung dapat berubah karena meningkatnya Cardiac Output (curahan jantung) yang diperlukan otot yang sedang bekerja dan karena penambahan strain pada aliran darah karena terpapar panas. Pada saat bekerja terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot sehingga aliran darah meningkat untuk memindahkan zat-zat makanan dari darah yang dibutuhkan jaringan otot. Semakin tinggi aktivitas maka semakin meningkat metabolisme otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk mensuplai kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan frekwensi denyut jantung yang akan meningkatkan denyut nadi pada akhirnya. Selain itu iklim kerja yang panas juga meningkatkan kinerja jantung untuk untuk mengalirkan darah ke kulit untuk meningkatkan penguapan keringat dalam rangka mempertahankan suhu tubuh. 

·         KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar responden mempunyai masa kerja kurang dari satu tahun dan kebanyakan tidak mengenal aklimatisasi. Status gizi berdasarkan BMI responden menunjukan sebagian besar responden mempunyai status gizi kurang ( 54,55 % ). Iklim kerja pada tempat kerja pengrajin manik-manik melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan, pekerja diperbolehkan bekerja 75 % dan istirahat 25 % setiap jam hingga 8 jam setiap hari. Massa beban sebaiknya tidak melebihi 75 kg, karena bila hal ini terjadi dengan terus menerus maka resiko cidera tulang belakang dalam waktu dekat tidak dapat dihindari lagi. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan menggunakan alat bantu mekanis berupa kereta dorong yang dapat membuat pekerja lebih efektif, efisien dan aman sehingga cidera tulang belakang dapat diminimumkan. Asupan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup juga perlu diperhatikan sebagai solusi supaya kesehatan dapat terjaga.
Perlu mempertimbangkan pengadaan alat mekanis misalnya kereta dorong untuk memimumkan resiko cidera tulang belakang (musculoskeletal disorder). Perlu adanya cek kesehatan dan pembekalan pengetahuan tentang kesehatan tubuh para pekerja secara teratur. Perlu memikirkan kesehatan tubuh para pekerja, mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, mengurangi rutinitas kerja yang terlalu berat dan memeriksakan kesehatannya secara teratur. Pengaturan istirahat  tambahan secara bergilir sehingga pekerja mendapatkan kesempatan untuk beristirahat selama bekerja. Proses aklimatisasi pekerja baru dan reaklimatisasi bagi pekerja yang tidak kerja lebih dari satu minggu mengingat iklim kerja yang panas. Disarankan kepada pengrajin untuk meningkatkan konsumsi air minum selama bekerja untuk menghindari berbagai penyakit akibat kekurangan cairan.
·         DAFTAR PUSTAKA


Ø  Mas’aidah, dkk. 2009. Analisa Manual Material Handling (MMH) Dengan Menggunakan Metode Biomekanika Untuk Mengidentifikasi Resiko Cedera Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder). Vol 45, No 119. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=3718 Diakses pada26 Nov 2013.
Ø  Budiman, dkk. 2006. Perbandingan Metode-metode Biomekanika Untuk Menganalisis Postur Pada Aktivitas Manual Material Handling (MMH) Kajian Pustaka. Volume 1, No.3. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=21614 Diakses pada 28 Feb 2012.
Ø  Helianty, dkk. 2013. Perbaikan Lingkungan Kerja Pada Bagian Permesinan Dengan Kriteria Beban Fisiologis Kerja. Vol 1, No 2 (2013). http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=147891 Diakses pada 01 Oct 2013.
Ø  Silalahi, dkk. 2011. Penentuan Tingkat Beban Kerja Dan Waktu Istirahat Berdasarkan Kriteria Fisiologis Dan Postur Kerja. Vol 31, No 03. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=63016 Diakses pada 24 Mar 2012.
Ø  Siswantara, dkk. 2006. Perbedaan Efek Fisiologis Pada Pekerja Sebelum Dan Sesudah Bekerja Di Lingkungan Kerja Panas. Vol 2, No 2. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=18208 Diakses pada 09 Jun 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.