Pengaruh
Cahaya Matahari Terhadap Tanaman
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang
berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Afria). Menurut Wordpress dalam Silvi, cahaya
merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara
fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses
metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis
tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda
terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya
matahari (Onrizal : 2009). Setiap jenis tanaman
memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran
dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme (Wordpress dalam TheJeber).
Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang
berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh di tempat terbuka
ada pula beberapa tanaman yang tumbuh di tempat tertutup atau teduh. Tanaman
memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya, pada
waktu masih muda (masih kecil) tumbuhan memerlukan cahaya dengan intensitas rendah
dan menjelang dewasa (sapihan) memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi
(Soekotjo : 1976 dalam Farida : 1995 dala Silvi Kultur).
Menurut Kebun Pedia, daun tanaman yang cukup cahaya
lebih lebar nampak berwarna hijau segar. Tanaman yang berada di tempat yang
gelap hormon auksin bekerja lebih aktif daripada tanaman yang terkena cahaya,
sehingga tanaman yang berada di tempat yang gelap terjadi pemanjangan sel. Di
tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh intensitas cahaya yang
tinggi. Di tempat yang terang pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan di
tempat yang gelap terjadi etolasi (pemanjangan diujung melekuk).
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis
tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak
hijau). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman
berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi
auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya (Kampoeng Pintar).
Secara
fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang elektromagnetik dengan
berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang- gelombang tadi dapat
menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas
cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan
tempat lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting
(Kebun Pedia).
Salah satu aspek cahaya terpenting sebagai faktor
lingkungan adalah intensitas
cahaya atau kandungan energi, hal ini karena intensitas
cahaya berperan
sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat
bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.
Daftar
Pustaka
@G34-YOPPY, Artikel terlalu panjang, judul cukup menarik tapi untuk artikelnya terlalu banyak point
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus