@F14-Fadjar
Sistem Perpipaan
PENDAHULUAN
Limbah cair
merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia. Kedudukan
manusia sebagai makhluk yang dominan dalam menentukan terjadinya perubahan
diberbagai aspek kehidupan di lingkungan, ditentukan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup. Untuk memenuhi keutuhan manusia secara bersama maupun
perseorangan, muncul berbagai kegiatan yang langsung maupun tidak langsung
memerlukan adanya air. Pengunaan air untuk berbagai kegiatan akan menghasilkan
limbah cair karena tidak semua air yang digunakan menjadi bagian dari barang
atau bahan yang diproduksi.
Menurut
Arsyad (2015), Limbah cair yang tidak ditangani secara semestinya mengakibatkan
masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran badan air atau sungai
terjadi, yang menimbulkan kematian ikan yang hidup didalamnya, atau yang
menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh manusia. Masyarakat
membuang limbah cair ke badan air atau lingkungan karena metode pembuangan yang
mudah dan umum digunakan.
Padahal
sungai sebagai sumber daya air, merupakan badan air yang banyak digunakan
masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti keperluan industeri, rumah tangga,
dan pertanian. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung maupun tidak
langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya kualitas air
sungai. Dengan menurunnya kualitas air sungai tersebut maka akan mengurangi
sumber air bagi masyarakat.
Menurut
Prayuda, dkk. (2014). Sistem perpipaan memegang peranan penting dalam industri
di dunia sekarang ini. Seperti pembuluh darah yang terdapat dalam tubuh kita
(arteri dan vena), sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan cairan,
mencampur, serta barmacam-macam proses lainnya, baik yang sederhana maupun yang
kompleks seperti di industri kimia
dimana menggunakan berbagai jenis komponen-komponen pipa berbeda untuk
mengukur, mengkondisikan, bahkan mengatur aliran fluida itu sendiri.
Bagian-bagian Perpipaan
Bagian-bagian
dari sistem perpipaan itu sendiri terdiri dari pipa, flange, sambungan
(fitting), gasket, katup, reducer, belokan serta komponen komponen pendukung
lainnya. Sebuah sistem perpipaan haruslah didisain se-fleksibel mungkin demi
menghindari pergerakan pipa (movement) akibat ekspansi termal atau thermal
contraction yang bisa menyebabkan:
1. Kegagalan
pada material pipa karena terjadinya tegangan yang berlebihan atau over stress
maupun fatigue.
2. Terjadinya tegangan yang berlebihan pada penyangga pipa atau titik tumpuan.
3. Terjadinya kebocoran pada sambungan flanges maupun di katup.
4. Terjadi kerusakan material di nozzle peralatan (Pump, Tank, Pressure Vessel, Heat Exchanger dan lain sebagainya) akibat gaya dan momen yang berlebihan akibat ekspansi atau kontraksi pipa tadi.
5. Resonansi akibat terjadi getaran.
2. Terjadinya tegangan yang berlebihan pada penyangga pipa atau titik tumpuan.
3. Terjadinya kebocoran pada sambungan flanges maupun di katup.
4. Terjadi kerusakan material di nozzle peralatan (Pump, Tank, Pressure Vessel, Heat Exchanger dan lain sebagainya) akibat gaya dan momen yang berlebihan akibat ekspansi atau kontraksi pipa tadi.
5. Resonansi akibat terjadi getaran.
Menurut
Prayuda dkk. (2014). Dalam sistem engineering terdapat dua kriteria (Chamsudi,
2005) yaitu Non Critical Piping dan Critical Piping. Non Critical Piping adalah
jalur pipa tidak diperhitungkan dalam analisis tegangan pipa karena
dimungkinkan tidak terjadi beban berlebih yang dapat mengganggu sistem perpipaan.
Critical
Piping adalah jalur pipa yang harus diperhitungkan dalam analisis karena
dimungkinkan dapat terjadi beban – beban, yang nantinya dapat melebihi batasan
beban yang diijinkan pada system perpipaan tersebut. Adapun beban – beban yang
dimungkinkan terjadi tersebut disebabkan oleh :
1. Hubungan temperatur dengan
diameter pipa
2. Fluida yang mengalir dalam pipa adalah fluida aliran 2 fase
3. Sistem perpipaan berhubungan dengan rotating equipment
4.Batasan beban yang diijinkan pada nozzle equipment kecil
5. Adanya gaya yang timbul secara periodik dari komponen pipa, seperti PSV ( pressure safety valve)
2. Fluida yang mengalir dalam pipa adalah fluida aliran 2 fase
3. Sistem perpipaan berhubungan dengan rotating equipment
4.Batasan beban yang diijinkan pada nozzle equipment kecil
5. Adanya gaya yang timbul secara periodik dari komponen pipa, seperti PSV ( pressure safety valve)
Menurut Ilmi.
(2014). Sistem sanitasi setempat (On-site sanitation) adalah sistem pembuangan
air limbah dimana air limbah tidak dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu
jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air buangan
atau badan air penerima, melainkan dibuang di tempat. Sistem ini di pakai jika
syarat-syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan menggunakan biaya relatif
rendah. Sistem ini sudah umum karena telah banyak dipergunakan di Indonesia
(Fajarwati.A, 2000)
.
Kelebihan
sistem Sanitasi Setempat adalah:
1. Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
2. Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
3. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
4. Biaya pembuatan relatif murah.
1. Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
2. Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
3. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
4. Biaya pembuatan relatif murah.
Kekurangan
Sistem Sanitasi Setempat adalah:
1) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
2) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.
1) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
2) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.
Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair
Jenis pipa
saluran limbah cairan yang dipergunakan tidak hanya satu macam, hal ini
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Kondisi lapangan (draenase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan)
2. Karakteristik aliran
3. Ketahanan material terhadap kondisi setempat
4. Ketahanan terhadap gerusan
5. Ketahanan asam, basah, dan korosi
6. Kemudahan dalam penanganan dan instalasinya
7. Kesediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan
8. Kehematan (Halim Hasmar, 2002). (Dalam : Arsyad M, 2015)
1. Kondisi lapangan (draenase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan)
2. Karakteristik aliran
3. Ketahanan material terhadap kondisi setempat
4. Ketahanan terhadap gerusan
5. Ketahanan asam, basah, dan korosi
6. Kemudahan dalam penanganan dan instalasinya
7. Kesediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan
8. Kehematan (Halim Hasmar, 2002). (Dalam : Arsyad M, 2015)
Daftar
Pustaka :
Arsyad, Muh.
2015. Perencanaan Sistem Perpipaan Air Limbah Kawasan Pemukiman Penduduk.
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1. Dalam : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiotMvdt6fWAhVEN48KHQtVAVQQFghUMAc&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F100201-ID-perencanaan-sistim-perpipaan-air
limbah.pdf&usg=AFQjCNEoQYhsYC8Hgs85rAEuKvZPt7xpbg (Di akses : 15
September 2017)
Ilmi, imanul.
(2014). Perencanaan dan Analia Tegangan Jalur Perpisahan Dalam : http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=75322&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html
(Di akses :15 September 2017).
Prayuda,Widhia
Krisna. Wisnu Wardhana. Murdjito. (2014). Analisa Variasi Diameter dan Variasi Design By-Pass Pada Sistem
Perpipaan. Dalam : https://www.google.com/search?q=jurnal+perpipaan&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab
(Di akses : 15 September 2017)
Sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiotMvdt6fWAhVEN48KHQtVAVQQFghNMAY&url=http%3A%2F%2Fetd.repository.ugm.ac.id%2Findex.php%3Fact%3Dview%26buku_id%3D75322%26mod%3Dpenelitian_detail%26sub%3DPenelitianDetail%26typ%3Dhtml&usg=AFQjCNE8dPKoo_WLAZw_eImp6eRo7myjPA
(Di akses : 15 September 2017)
Sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiotMvdt6fWAhVEN48KHQtVAVQQFghcMAg&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F13150599%2FJURNAL_TUGAS_AKHIR_ANALISA_PIPA_JARINGAN_DISTRIBUSI_AIR_BERSIH_DI_KABUPATEN_MAROS_DENGAN_MENGGUNAKAN_SOFTWARE_EPANET_2.0_DISUSUN_OLEH_ANDRY_SUDIRMAN&usg=AFQjCNGiax8eb5he5udGwDPI1wBcltRJQw
(Di akses : 15 September 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.